Ribuan Aremania Gelar Aksi Tuntut Keadilan Atas 135 Korban Tewas Tragedi Kanjuruhan

Penegakan keadilan atas 153 korban Tragedi Kanjuruhan selama ini dinilai belum memuaskan. Karena itu, ribuan Aremania turun ke jalan untuk mendorong pihak terkait agar serius mengusut peristiwa berdarah itu.

Dalam aksi yang terpusat di Alun-alun Tugu Kota Malang, Jawa Timur, pada Kamis (27/10/2022) itu, ribuan Aremania membawa keranda sebagai simbol meninggalnya 135 korban Tragedi Kanjuruhan yang belum mendapat keadilan sepenuhnya.

Mereka juga membopong beberapa boneka pocong dengan menggemakan selawat, kemudian meletakkan keranda dan boneka pocong tersebut tepat di depan Balai Kota Malang.

Para Aremania lalu menggelar teatrikal dan dilanjutkan dengan menggemakan lagu Bagimu Negeri. Spanduk-spanduk tuntutan atas Tragedi Kanjuruhan juga dibentangkan di tengah aksi itu. “Bayar Air Mata Kami dengan Keadilan,” bunyi salah satu spanduk itu.

Salah satu orator aksi itu kemudian menggemakan beberapa tuntutan mulai menuntut aparat penegak hukum untuk memproses 6 tersangka Tragedi Kanjuruhan seadil-adilnya.

“Kami menuntut pertanggungjawaban moral seluruh pengurus PSSI untuk mundur dari jabatan. PSSI harus merevisi regulasi keamanan dan keselamatan penyelenggaraan liga di Indonesia sesuai statuta FIFA dan merevolusi sepakbola nasional,” kata orator itu.

Selain itu, dia juga menyampaikan tuntutan agar pihak broadcaster atau penyiar pertandingan bisa mengubah jadwal pertandingan yang riskan. Lalu menuntut aparat segera mengadili eksekutor penembak gas air mata Tragedi Kanjuruhan. “Kami juga menuntut transparansi aparat kepolisian terkait hasil sidang etik penembak gas air mata,” lanjutnya.

Pihaknya menolak hasil rekonstruksi Polda Jatim dan meminta rekonstruksi ulang sesuai fakta. Hingga menuntut Badan Intelijen Negara (BIN) merilis kandungan zat gas air mata kedaluwarsa yang digunakan dalam Tragedi Kanjuruhan. “Aremania akan terus melakukan aksi jika tuntutan tersebut tidak dipenuhi,” ujarnya.

Para peserta aksi kemudian meminta Wali Kota Malang, Sutiaji menemui mereka. Tak berselang lama, Wali Kota Malang menemui mereka. Dia mengatakan siap mengawal kasus Tragedi Kanjuruhan dan akan meneruskan tuntutan Aremania.

“Siapa pun yang berbuat kejahatan di Bumi Arema pasti akan dihancurkan Tuhan. 135 nyawa tentu juga menuntut keadilan. Maka kami akan meneruskan tuntutan aksi ini ke pihak-pihak terkait di Pusat,” kata Sutiaji. {sumber}