Andi Arief: Anies-AHY Dilengkapi Aher, Lahir Lagi Trio Sukarno-Hatta-Sjahrir

Partai Demokrat menyoroti kondisi negara dan mengungkit ‘koalisi perubahan’ di momen Hari Pahlawan di 10 November.

Kilas balik dan renungan itu disampaikan dalam sebuah video kontemplasi yang dibagikan Ketua Bappilu Demokrat Andi Arief.

Demokrat mengibaratkan kehadiran Anies Baswedan sebagai capres dari Partai NasDem berdampingan dengan Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mirip dengan pasangan Sukarno-Hatta di masa kemerdekaan.

Demokrat memandang Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Ahmad Heryawan alias Aher adalah pelengkap keduanya seperti kehadiran Sutan Sjahrir.

Demokrat yakin Anies, AHY, dan Aher bisa memperbaiki kondisi negara seperti Sukarno, Hatta, dan Sjahrir.

“Ini adalah suara kader Partai Demokrat. Jika kita milih Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono untuk memimpin gerakan perubahan, karena ini adalah pasangan yang paling moncer berpeluang untuk menang,” tutur suara kader Demokrat dalam video yang dibagikan Andi Arief kepada kumparan, Kamis (10/11).

“Bayangkan jika pasangan ini dilengkapi dengan kehadiran Ahmad Heryawan sosok pemimpin yang berhasil tanpa cela di Jawa Barat. Boleh lah kita memimpikan lahirnya kembali trio Sukarno, Hatta, Sjahrir untuk membenahi republik ini,” imbuh dia.

Demokrat tak heran Pemilu 2024 diperkirakan akan menjadi momen kemenangan bagi rezim pemerintah saat ini.

Namun menurut parpol binaan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu, saat ini ‘koalisi perubahan’ disambut baik oleh publik dan punya kans memenangkan Pemilu 2024.

“Siapa yang berani mengira jika suara perubahan bisa membesar seperti sekarang ini? Hampir semua orang yang mengerti konstelasi politik menyebut jika 2024 pasti jatuh di tangan pewaris rezim.

Mereka melihat tidak ada kekuatan oposisi yang bisa diperhitungkan, hanya berisi partai-partai lemah logistik, juga tokoh yang kondisinya setali tiga uang,” ujar suara kader Demokrat di video.

“Sementara Presiden Jokowi begitu benderang mengkooptasi semua jejaring kekuasaan. Bahwa calon penggantinya harus orang yang mengerti ekonomi, data, dan Ia restui. Tapi siapa yang bisa lawan sejarah, bahwa suara perubahan bukan lagi milik partai atau orang per orang?” lanjut video itu.

Meski begitu, Demokrat menyadari jalan ‘koalisi perubahan’ masih panjang. Parpol pimpinan AHY itu melihat sejak Anies dideklarasikan dan rencana ‘koalisi perubahan’ diumumkan, banyak upaya-upaya penjegalan.

“Tapi jalan perjuangan ini masih panjang dan terjal. Kita tak pernah tahu apa yang akan dilakukan rezim ini agar tak kehilangan kekuasaan. Bisa saja Anies Baswedan jadi tersangka atau ditangkap KPK,” ungkap Demokrat.

“Lalu bagaimana cara kita membelanya, atau katakanlah ia lolos jadi calon presiden, tapi capres yang minim logistik, apakah mau kita gotong royong mengeluarkan selembar dua lembar untuk perjuangan ini?” lanjutnya.

Demokrat mengenang 10 November sebagai peristiwa yang memunculkan kerelaan masyarakat untuk berkorban demi kemerdekaan. Sebab itu mereka berharap dukungan masyarakat dapat diberikan kepada ‘koalisi perubahan’.

“Mari kita kenangkan 10 November. Hari itu di Surabaya orang-orang tidak lagi mengingat siapa dirinya, semua telah bertaut dengan kehendak untuk merdeka dan kerelaan berkorban.

Mungkin kita tidak lagi mengalami peristiwa sebesar itu, tapi kehendak dan kerelaan itu bukanlah bisa tumbuh kapan saja? Salam dari kami kader Partai Demokrat,” tandas suara kader dalam video.(Sumber)