2 Dari 9 Presidium KAHMI Adalah Kader Terbaik Golkar

Ahmad Doli Kurnia dan Zulfikar Arse Sadikin menjadi dua orang dari sembilan figur yang didapuk sebagai Presidium KAHMI (Korps Alumni HMI) 2022-2027 pada Munas KAHMI di Palu 11 September 2022 lalu. Nama keduanya dipilih oleh ribuan KAHMI nasional secara e-voting dan masing-masing mendapatkan 417 suara untuk Ahmad Doli Kurnia dan 284 suara untuk Zulfikar Arse Sadikin.

Dan bangganya, kedua figur ini baik Ahmad Doli Kurnia dan Zulfikar Arse Sadikin merupakan kader Partai Golkar. Ahmad Doli Kurnia adalah Ketua Komisi II DPR RI sementara koleganya Zulfikar Arse Sadikin duduk di Komisi XI DPR RI.

Masuknya nama Ahmad Doli Kurnia dan Zulfikar Arse Sadikin sebagai Presidium KAHMI tidak begitu mengejutkan. Keduanya memang kader hijau hitam sejati, bahkan pengamalan organisasi di HMI membentuk keduanya menjadi politikus Partai Golkar dewasa ini.

Ahmad Doli Kurnia misalnya, ia mengawali karir sebagai aktivis HMI sejak masih duduk di bangku perkuliahan sebagai mahasiswa. Saat itu, di tahun 1992-1993 Ahmad Doli Kurnia mulai berproses menapaki karir organisasinya dengan memegang jabatan penting di tingkatan komisariat yakni sebagai Kabid PTKP HMI Komisariat UNPAD.

Dari HMI lah kemudian Ahmad Doli Kurnia banyak mendapatkan ilmu organisasi. Pengkaderan yang sistematis, berjenjang dan bernuansa keilmuan yang kental membuat Ahmad Doli Kurnia merasa bahwa HMI adalah rumah dan bisa menjaga mimpi masa depannya.

Sejak saat itu, karir organisasi Ahmad Doli Kurnia mulai melesat di HMI. Pada tahun 1993-1994 ia diamanahkan jabatan sebagai Kabid Eksternal Korkom (Koordinator Komisariat) HMI Unpad, lalu di tahun yang sama ia juga duduk sebagai Ketua Bidang Kemahasiswaan HMI Cabang Bandung.

Secara berurutan, dengan penuh keyakinan usaha akan sampai, karir Ahmad Doli Kurnia terus menanjak hingga menjabat sebagai Kabid Litbang Badko HMI Jawa Barat pada tahun 1995-1997 dan Kabid Kekaryaan PB HMI di tahun 1997-1999. Puncak karir organisasinya di HMI dicapai oleh Ahmad Doli Kurnia ketika ia didapuk menjadi Sekjen PB HMI pada tahun 1999-2001 mendampingi Ketua Umum PB HMI, M Fakhruddin.

Tidak hanya Ahmad Doli Kurnia yang memiliki karir organisasi moncer di HMI, Zulfikar Arse Sadikin pun serupa. Ia pantas menjadi teladan tentang bagaimana proses menempa diri di HMI tidak akan pernah mengkhianati hasil.

Zulfikar Arse Sadikin yang terlahir dari kalangan keluarga sederhana menyadari betapa pentingnya jejaring sosial. Karena itu ketika duduk di bangku mahasiswa, ia memutuskan untuk berorganisasi. HMI adalah pilihannya saat itu. Tentu pilihannya didasari pada rasionalitas dan faktor empiris bahwa ia telah mengenal HMI, bahkan sedari kecil.

Maklum saja, ayahnya Marzuki A.R Simatupang adalah seorang aktivis HMI Cabang Yogyakarta periode 1977-1978 dan bertemu calon istrinya yang kemudian menjadi ibunda Zulfikar Arse Sadikin, Marsasih Yusuf ketika sama-sama menjadi aktivis HMI. Artinya kedua orang tua Zulfikar Arse Sadikin adalah kader HMI. Tidak hanya itu, Zulfikar Arse Sadikin bahkan menikah dengan seorang KOHATI (Korps HMI Wati) bernama Nina Damayanti.

Zulfikar Arse Sadikin mengawali karir organisasinya juga dari tapak paling bawah di HMI. Meskipun memiliki orang tua alumni HMI, bukan berarti Zulfikar Arse Sadikin bisa mendapatkan keistimewaan. Tentulah jalan yang dilaluinya harus serupa dengan kader HMI lainnya.

Meski begitu, Zulfikar Arse Sadikin selalu bersyukur dan ikhlas menjalani kawah candradimuka penempaan diri di HMI hingga kemudian ia menjadi Ketua Komisariat Fisipol UGM. Karirnya terus menanjak secara sistematis dari tingkat komisariat lalu menjadi Ketua Cabang HMI Bulaksumur. Puncaknya di tahun 2004-2006, Zulfikar Arse Sadikin diamanahi jabatan sebagai Ketua Bidang PB HMI.

HMI dan Partai Golkar Miliki Hubungan Karib

Berlabuhnya kedua presidium KAHMI, Ahmad Doli Kurnia dan Zulfikar Arse Sadikin ternyata tidak serta merta. HMI bisa jadi alasan mereka atau yang membuat mereka melabuhkan diri ke Partai Golkar sebagai tempat berkiprah di dunia politik praktis. Partai Golkar dan HMI memang memiliki hubungan mesra sejak dulu.

Tidak terhitung lagi berapa banyaknya alumni HMI yang menjadi kader Partai Golkar sejak partai ini berdiri pada 20 Oktober 1964. Kesamaan platform dan ideologi setidaknya yang membuat kader-kader jebolan HMI memilih Partai Golkar di kemudian hari.

HMI merupakan organisasi kemahasiswaan yang meskipun berazaskan keislaman tetapi sangat kental dengan nilai-nilai moderat. Terlebih ketika era keemasan pemikiran Ciputat yang dimotori oleh Nurcholis Madjid atau Caknur merebak di kalangan aktivis HMI.

Belakangan pemikiran Caknur tentang basis keilmuan, keagamaan dan keindonesiaan digunakan HMI dalam kurikulum setiap latihan kader. Basis pemikiran itu disebut sebagai Nilai Dasar Perjuangan (NDP) HMI.

Uniknya lagi, nilai moderat yang dianut HMI juga ditegaskan melalui posisi organisasi yang tidak menjadi underbouw atau bayangan dari organisasi politik apapun. Jika kita membandingkan dengan PMII yang menjadi underbouw Nadhlatul Ulama, atau IMM yang jadi organisasi bayangannya Muhammadiyah, HMI tidak memiliki ibu dan bapak seperti itu.

Jadilah pedoman pergerakan organisasi dihimpun dari para alumni dan kader itu sendiri. Hal serupa juga terjadi di Partai Golkar. Partai ini tidak dimiliki oleh orang perorang atau kelompok keluarga manapun, hingga demokratisasi politik paling kentara di tubuh partai ini. Maka HMI dan Golkar setidaknya memiliki kesamaan mendasar dalam menghidupi organisasinya, yakni tidak berdasar pada intervensi pihak manapun.

Selain itu, di Partai Golkar secara sejarah juga sudah banyak alumni-alumni HMI yang duduk sebagai kader. Bisa kita sebut misalnya di jajaran tokoh senior ada nama Jusuf Kalla, Akbar Tanjung, Almarhum Fahmi Idris, Ahmad Zacky Siradj, Ade Komarudin, Bambang Soesatyo, Rambe Kamaruzzaman, Kahar Muzakir, Zainudin Amali, dan lainnya termasuk Ketua Umum DPP Partai Golkar saat ini Airlangga Hartarto juga adalah alumni HMI.

Di kelompok generasi menengah lebih banyak lagi, selain Ahmad Doli Kurnia dan Zulfikar Arse Sadikin ada pula nama Yahya Zaini, Ace Hasan Syadzily, Kholis Malik, Idris Laena, M. Sarmuji, Hetifah Sjaifudian, Eka Sastra, Agun Gunandjar Sudarsa, Ridwan Hisjam, Endang Maria Astuti, Yuddy Chrisnandi, Dedi Mulyadi, dan lainnya.

Dari banyaknya alumni HMI yang berkiprah di Partai Golkar menunjukkan bahwa partai ini memang paling cocok dan tepat bagi para alumni HMI yang ingin berkiprah dalam politik praktis. Kebebasan, demokratisasi, serta nilai-nilai ideologi dasar Partai Golkar seiring sejalan dengan HMI masa kini. Untuk Ahmad Doli Kurnia dan Zulfikar Arse Sadikin, selamat menjalankan amanah sebagai Presidium KAHMI 2022-2027, Yakusa! {golkarpedia}