News  

Strategi Anindya Bakrie Bereskan Utang Bakrie & Brothers Rp.12 Triliun

PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) masih memiliki pekerjaan rumah (PR) tahun depan yakni melunasi utang sebanyak Rp 12,238 triliun. Perusahaan berjanji akan membereskan utang itu pada 2023.

Hal ini disampaikan langsung oleh Direktur Utama Bakrie & Brothers Anindya Novyan Bakrie dalam public expose perusahaan secara virtual.

Dalam kesempatan itu hadir juga Wakil Direktur Utama PT Bakrie & Brothers Tbk Anindra Ardiansyah Bakrie alias Ardi Bakrie, serta jajaran direksi lainnya.

“Utang sudah dapat restrukturisasi, utang paling besar Rp 12,283 triliun itu rencana 2022 sudah mulai buat langkah-langkah untuk membereskan mudah-mudahan sebagian besar ini semua 2023 bisa juga beres,” kata Anindya dalam public expose secara virtual, Selasa (13/12/2022).

“Ini beres kita bicara Bakrie & Brothers bahwa perusahaan yang berbeda. Kita lihat langkah-langkahnya sudah jelas ini adalah masalah waktu. Jadi kita lihat sisi utang yang biasa dijadikan momok Bakrie & Brothers kita bisa kita tinggalkan terutama utang non produktif,” tambanya.

Anindya mengatakan selama 2 sampai 3 tahun belakangan ini memang perusahaannya fokus untuk mengurangi utang.

Tercatat dalam paparannya sejak 2016 hingga 2018 perusahaan memiliki utang lebih dari Rp 11 triliun. Utang itupun sudah lunas per 2022 ini.

“Fokus dari Bakrie & Brothers selama 2-3 tahun terakhir dan mudah-mudahan 1 tahun ke depan melakukan restrukturisasi garis miring mengurangi utang. Jadi fokus utama Bakrie & Brothers tahun depan, setahun terakhir merampungkan upaya kita restrukturisasi utang,” jelasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Keuangan PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) Roy Hendrajanto M. Sakti menjelaskan angka utang Rp 12 triliun itu awalnya direncanakan untuk selesai tahun 2022. Namun, rencana itu mundur untuk melunasinya pada 2023.

“Pada buku September 2022 utang 12 triliun memang angka yang sangat besar. Sudah kita sedang memasuki penyelesaian utang Rp 12 triliun, tadinya mau selesai akhir tahun ini karena ada beberapa penyelesaian teknis ditargetkan selesai di kuartal pertama tahun depan untuk Rp 12 triliun itu sendiri,” tuturnya.

Roy mengatakan perusahaan sendiri telah melunasi utang sebelumnya sebesar Rp 11,66 triliun. Secara berurutan, sejak 2016 utang itu secara bertahap dibayarkan dan lunas pada 2022.

“Selain merampingkan buku ekspansi ke depan, dari tahun 2016 kita sudah merestrukturisasi utang sebesar Rp 11 triliun. Itu sudah berhasil dan selesa,” ucapnya.

Strategi Bisnis Bakrie & Brothers
Ke depan, Anindya mengatakan memiliki tiga fokus utama untuk terus meningkatkan kinerja perusahaan.

Tiga fokus itu di antaranya sektor industri elektrifikasi transportasi, sektor industri energi baru & terbarukan (EBT) atau green energy, dan digitalisasi.

Untuk bisnis di bidang elektrifikasi transportasi Bakrie & Brothers memiliki anak usaha dalam bidang tersebut PT VKTR Teknologi Mobilitas.

Anindya mengatakan anak usahanya itu telah siap melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal tahun 2023. Rencana ini mundur dari sebelumnya akan melakukan IPO akhir 2022.

“Kami melihat awal tahun depan itu adalah saat yang tepat, karena tahun baru, semangat baru, dan animo baru, di mana 2022 Bakrie & Brothers fokus restrukturisasi. Begitu 2023 awal, pada saat itu paling tepat IPO. Memang pasar semakin jelas arahnya seperti apa,” katanya.

Untuk persiapan IPO tahun depan, perusahaan telah memilih penjamin dari IPO yakni Samuel Sekuritas, Ciptadana Sekuritas Asia dan ada Trimegah Sekuritas Indonesia.

“Seluruh penunjang IPO dari sisi legal hukum, pajak, itu sudah dibentuk, kombinasi dengan insentif, masukan baik dari BEI dan OJK. Jadi, direction of travel ya menuju IPO,” ujarnya.

Anindya menyebut PT VKTR Teknologi Mobilitas ke depan juga memiliki rencana untuk memproduksi atau menjadi distribusi mobil dan motor listrik. Hanya saja saat ini pihaknya masih fokus dalam menjadi distributor bus listrik.

“Kita tentu menginginkan masuk ke sana tetapi fokus dulu kepada bus dan truk kalau bus itu ada 12 meter dan 7 meter. Sekelas mikrolet juga ada nantinya fokusnya ke sana. Fokusnya untuk B to B dulu sebelum ke B to C,” ucapnya.

Awal tahun 2023, sebanyak 22 bus listrik juga akan menambah unit di Jakarta. Bus listrik itu merupakan kerja sama antara PT VKTR Teknologi Mobilitas dengan perusahaan mobil listrik asal China, BYD Automobile Co Ltd.

Selain itu, dalam paparan Anindya perusahaan juga akan fokus dalam bisnis berkelanjutan. Pertama bersama Bakrie Autoparts yang diharapkan menjadi pelopor pengadaan mobil listrik atau EV di Indonesia, fokusnya pada elektrifikasi.

Kedua, dengan Bakrie Power. Perusahaan ingin mengembangkan energi baru dan terbarukan yang bertujuan untuk memimpin transisi energi di Indonesia, dan berpengalaman dalam memberikan solusi hemat biaya untuk proyek de-dieselisasi.

Terakhir, dengan Bakrie Building Infrastructure. Diharapkan bisa menjadi penyedia solusi utnuk masalah backlog perumahan, menjadi pengembang desain dan produksi rumah prelab, dan perusahaan sendiri telah berinvestasi dalam teknologi 3D printing terbaru di bidang konstruksi.

(Sumber)