Pilpres 2019, Golkar Merubah Haluan?

Pilpres 2019, Golkar Merubah Haluan RadarAktual

Melihat dinamisnya perpolitikan nasional akhir-akhir ini, menjelang Pilpres 2019 yang tinggal hitungan hari lagi, berbagai fakta di lapangan saat kampanye di berbagai daerah dan juga hasil dari beberapa lembaga survey tentang persentasi kemungkinan suara masing-masing kandidat Pilpres.

Derasnya arus informasi yang mengalir baik data real maupun hoax di media sosial ikut memeriahkan ‘pesta demokrasi’ lima tahunan ini. Bukan hanya itu black campaign (kampanye hitam) pun menghiasi informasi yang seliweran di ruang publik.

Memang pemilu tahun ini terasa beda sekali dengan pemilu-pemilu sebelumnya, pemilu tahun ini cenderung lebih panas, lebih tegang, di masyarakat lapisan bawah terjadi polarisasi, permainan sangat kompetitif karena memang pasangan calon Capres-Cawapres hanya dua.

Menerka arah dukungan Golkar di detik-detik terakhir menjelang Pilpres, ada kemungkinan Golkar sebagai partai senior yang solid dan kuat intuisi politik kekuasaannya akan mengalihkan dukungan ke pasangan calon 02, atau mungkin juga ‘membelah diri’, sebagian mendukung paslon 01 dan sebagian lagi berada atau mendukung paslon 02.

Peristiwa ini mungkin terjadi mengingat beberapa hal, diantaranya :
1. Perjalanan elektoral partai Golkar masih di bayang-bayangi PDI-P dan Gerindra, bahkan beberapa waktu lalu ketum PKB Muhaimin iskandar di hadapan Jokowi mengklaim bahwa elektabilitas PKB telah menyalip Partai Golkar. Ketidak kompakkan partai-partai pendukung 01 sering terjadi di media misalnya PSI dengan Nasdem, PKB dengan PPP dan terakhir PSI dengan PDIP dengan berbagai isu.

2. Di beberapa wilayah kantong-kantong suara partai Golkar seperti Bandung Jawa Barat, Banten, Sulawesi Selatan, Sumatra Utara dan lain sebagainya telah menjadi basis kampanye 02. Saat Prabowo atau Sandi kampanye disana massa meluber tumpah ruah turun ke jalan. Hal ini dikhawatirkan menggerus suara Golkar yang telah memutuskan tetap bersama 01 dan pastinya akan berdampak negatif pada perolehan kursi di DPR RI, DPR tingkat 1 dan 2

3. Statemen Akbar Tanjung, tokoh senior Golkar yang mengucapkan Nasdem memiliki niat jahat kepada Golkar, adalah kode awal agar waspada kepada partai-partai pendukung 01 yang berencana mengambil suara golkar di daerah-daerah. Perseteruan yang dihembuskan ketum PSI yang menyebut Golkar memiliki andil besar dalam lahirnya perda-perda Syariah di berbagai daerah

4. Keterlibatan peran aktif Erwin Aksa saat debat Cawapres yang diselenggarakan KPU semalam adalah sinyal bahwa sel-sel Golkar telah berada mantap di 02. Kita ketahui bersama bahwa Erwin Aksa adalah kader genetik Jusuf Kalla, Wapres RI dua periode yang juga mantan ketua Umum Partai Golkar. Ketokohan Erwin Aksa di Golkar tidak bisa dipandang sebelah mata. Pengusaha muda dengan segudang prestasi brilian, mantan Ketua bidang DPP Partai Golkar 2016-2019, pengaruh dan kepiawaiaannya dalam pilkada DKI 2017 lalu salah satu penentu kemenangan bagi Anies-Sandi

Dan tentunya faktor lain seperti tertangkap tangannya (OTT) ketum PPP Bung Romi oleh KPK issue korupsi jabatan di institusi Kemenag RI, hal ini sangat mengkhawatirkan bisa menjadi penyebab nya 01 tidak lagi menjadi pemenang di pemilu ini. Melihat keempat point di atas, bukan tidak mungkin Golkar berubah haluan untuk mendukung 02 mengingat politik sangat dinamis.

Adam Irham, Fungsionaris Partai Golkar dan Ketua Umum Pemuda LIRA