Mengenal Sosok Sari Yuliati, Legislator Golkar DPR Asal NTB

Satu-satunya perwakilan Partai Golkar di DPR RI dari Dapil NTB adalah Sari Yuliati. Ia merupakan 1 dari 20 srikandi Partai Golkar yang duduk sebagai anggota DPR RI. Pada Pemilu 2019 lalu, Sari Yuliati berhasil mendulang 82.803 suara, sehingga membawanya melenggang ke Senayan.

Di pundaknya tersampir harapan besar warga Dapil NTB 2 yang meliputi Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, Lombok Utara dan Kota Mataram yang tentu menginginkan kesejahteraan dan perbaikan taraf hidup.

Meski berangkat dari Dapil NTB, Sari Yuliati terlahir di Jakarta, memasuki usia sekolah dasar pada tahun 1982, Sari Yuliati oleh orang tuanya disekolahkan di SDN 3 Pagi Duren Sawit. Lulus SD pada tahun 1988, Sari Yuliati melanjutkan pendidikannya di SMP Negeri 27 Duren Sawit dan lulus di tahun 1991.

Di tahun yang sama ia lulus dari SMPN 27 Duren Sawit, Sari Yuliati melanjutkan bersekolah di sekolah unggulan SMA Negeri 81 labschool. Pada tahun 1994 Sari Yuliati berhasil lulus dengan nilai yang memuaskan. Kecerdasan dan prestasi akademik membuatnya berbeda dibanding anak-anak yang lain.

Di tahun 1995, Sari Yuliati kemudian melanjutkan studinya di jurusan Teknik Sipil, Universitas Trisakti. Studinya sempat terlambat lantaran harus turun ke jalan di tahun 1998. Anak gadis itu kini menjelma menjadi aktivis kampus yang berani. Lingkungan dan keadaan memaksa seorang Sari Yuliati yang biasanya berteman dengan lipstik dan bedak kini karib dengan spanduk protes serta megaphone.

Sari Yuliati memiliki kontribusi terhadap reformasi 1998, apalagi saat itu, kampusnya Trisakti merupakan pusat pergerakan mahasiswa. Ia tak bisa menghindari kondisi sosial masyarakat yang siap meledak di era reformasi. Bersama teman-temannya, Sari Yuliati ikut pula turun ke jalan.

Alhasil atas tertundanya perkuliahan di medio tahun 1997-1998, Sari Yuliati baru lulus kuliah di tahun 2000 atau lima tahun ia menjalani studinya. Setelah lulus, di tahun 2001 ia kembali melanjutkan studi untuk meraih gelar magister di Universitas Indonesia (UI) dalam jurusan teknik sipil. Kali ini Sari Yuliati lulus tepat waktu, setelah 2 tahun menjalani studi, pada 2003 ia berhasil menyandang gelar MT (Magister Teknik) di belakang namanya.

Setelah mendapatkan gelar MT, Sari Yuliati sempat melanglang buana sebagai pengusaha di bidang konstruksi, sejalan dengan jurusan yang dipelajarinya sewaktu berkuliah. Pada tahun 2009, Sari Yuliati juga sempat menjabat sebagai Direktur Operasional PT Diya Nuansa Anugerah, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi. Dikenal luas sebagai pengusaha, Sari Yuliati akhirnya memutuskan terjun ke dunia politik dan bergabung dengan Partai Golkar.

Karir politiknya dimulai ketika dipercaya menjadi Bendahara Angkatan Muda Partai Golkar atau AMPG pada periode kepengurusan tahun 2004 sampai 2009. Setelahnya, Sari Yuliati benar-benar berfokus mengembangkan karir politik di Partai Golkar. Ibu dua anak ini kemudian pernah pula menjabat sebagai Anggota pada Bidang Kaderisasi DPP Partai Golkar di tahun 2009 sampai 2014.

Lalu Bendahara LPK Partai Golkar pada periode 2009 sampai 2014. Pernah pula menjabat sebagai Bendahara Umum DPP Partai Golkar kepengurusan Munaslub Ancol di periode 2014 sampai 2016.

Sari Yuliati juga pernah menjabat sebagai Wasekjen DPP Partai Golkar di periode 2016 sampai 2017. Wabendum Korbid Indonesia Timur DPP Partai Golkar dan Wabendum PP DPP Partai Golkar di periode kepengurusan 2019 sampai 2019. Hingga akhirnya ia diberi amanah lain, yakni sebagai ketua Korwil Provinsi NTB DPP Golkar juga di periode kepengurusan 2017 sampai 2019.

Di Pemilu 2019, bekal dari latar belakang politiknya yang mentereng di Partai Golkar, Sari Yuliati maju sebagai Caleg DPR RI dari Partai Golkar di Dapil NTB II.

Mewakili kaum perempuan, Sari Yuliati yang bergelar insinyur, punya magnet tersendiri. Ia merepresentasikan semangat kaum perempuan, yang maju, cerdas dan berwawasan luas. Tak kalah dari kaum lelaki. Dalam kampanyenya, ia mampu menggelorakan semangat para ibu-ibu hingga millennials NTB. Sari Yuliati pun berhasil terpilih setelah memperoleh 82.803 suara.

Di DPR RI oleh Fraksi Partai Golkar, Sari Yuliati diberi amanah untuk duduk di Komisi III DPR yang membidangi permasalahan terkait Hukum, HAM dan Keamanan. Di komisi ini, Sari Yuliati dikenal lugas menyuarakan aspirasi publik terkait isu hukum dan keamanan utamanya HAM.

Seperti saat Omnibus Law disahkan pemerintah tahun 2020. Sari Yuliati concern membela kepentingan pekerja namun juga mengakomodir kepentingan bisnis terkait isu diskriminasi dunia kerja. Sari Yuliati juga memiliki peran aktif dalam pembahasan, perumusan hingga pengesahan RUU KUHP menjadi sebuah undang-undang. Di NTB ia juga sangat concern mendorong wilayah itu menyaingi Bali dalam hal Pariwisata.

Kini di DPP Partai Golkar periode kepengurusan 2019-2024, Sari Yuliati kembali diamanahi jabatan sebagai Wabendum di bawah kepengurusan Ketua Umum Airlangga Hartarto dan Bendahara Umum Dito Ganinduto. Di PPK Kosgoro 1957, Sari Yuliati juga diamanahi jabatan sebagai Bendahara Umum di bawah kepemimpinan Dave Laksono sebagai Ketua Umum PPK Kosgoro 1957.

Sari Yuliati, merupakan cerminan figur politisi yang segar, muda dan penuh dengan gagasan. Di tangan dan pundaknya lah masa depan Partai Golkar akan dibebankan. Figur inspiratif yang banyak bekerja, berbicara dengan terukur dan berkarya secara total untuk masyarakat. Salut Sari Yuliati! {golkarpedia}