The Menu (2022): Film Perpaduan antara Kuliner, Komedi, dan Misteri?

Kuliner, komedi, dan misteri? Perpaduan yang cukup unik, bukan? Film The Menu (2022), yang disutradarai oleh Mark Mylod mencakup semua hal tersebut.

Dengan durasi 1 jam dan 47 menit, The Menu dapat membuat Anda tertawa, merasa tegang, dan juga merasakan melankoli yang dalam untuk para karakter.

Film ini adalah pengalaman teatrikal yang dibungkus menjadi satu film yang kohesif dan sekaligus menghibur. The Menu menceritakan kisah sepasang kekasih, Margot (Anya Taylor-Joy) dan Tyler (Nicholas Hoult) yang melakukan perjalanan ke pulau terpencil untuk menyantap makanan di restoran eksklusif tempat Chef Slowik (Ralph Fiennes) menyiapkan menu yang mewah, dengan beberapa kejutan yang tidak terduga.

Dengan harga 1.250 dollar (atau 19 juta rupiah), tentunya tamu yang menemani Margot dan Tyler di restoran tersebut adalah kaum kelas atas seperti kritikus makanan, pengusaha, dan juga bintang film. Setelah menyantap menu pertama, malam berubah secara tidak terduga.

Pertama, kuliner. Chef Slowik, salah satu chef ternama yang bekerja di restoran The Hawthorne, menyiapkan sejumlah menu makanan yang unik untuk para tamu yang dibuat dengan makna tersirat didalamnya.

Yang membuat The Menu unik dan berbeda adalah di setiap hidangan yang ditunjukkan di layar, terdapat penjelasan akan nama dari hidangan tersebut, dan juga bahan-bahan yang digunakan untuk membuatnya.

Penonton seperti diajak untuk mengagumi dan mempelajari hidangan tersebut. Perhatian terhadap detail dalam setiap menu hidangan sangatlah luar biasa.

Waktu yang digunakan memamerkan setiap hidangan layaknya seperti di acara memasak di televisi pada umumnya. Namun, dibelakang hidangan yang terlihat lezat dan menggiurkan, menghadirkan serangkaian tantangan bagi tamu di The Hawthorne.

Kedua, komedi. Humor yang terdapat dalam setiap adegan didukung dengan watak yang unik dari setiap karakter. Tyler, sebagai penggemar berat Chef Slowik dan dunia kuliner menganalisis setiap detail dari makanan yang dihidangkan.

Margot, pasangan Tyler yang hanya bisa menggerutu setiap makanan dihidangkan karena bentuk yang terlalu unik ataupun porsi yang terlalu kecil.

Namun, karakter yang paling humoris adalah bintang film yang diperankan oleh John Leguizamo. Ia dapat mengubah suasana yang tegang menjadi ringan karena komentar-komentarnya.

Saat menyaksikan film ini di bioskop, teater dipenuhi dengan tawaan para penonton. Punchline yang disampaikan sangat-lah lucu, sungguh sulit untuk menahan diri untuk ikut tertawa,

Ketiga, misteri. Trailer dan sinopsis film The Menu dengan sengaja tidak menjelaskan banyak mengenai alur. Di tengah film, penonton dibuat bertanya-tanya akan arah yang dituju oleh film tersebut.

Chef Slowik dan asisten chef-nya, Elsa (Hong Chau), merupakan kedua sosok yang pertama kali menunjukkan tone gelap dari The Menu. Misteri dimulai dengan perubahan akan hidangan yang awalnya normal dan seperti biasa, berubah menjadi semakin tidak masuk akal.

Peristiwa yang terjadi ketika semua tamu duduk di ruang makan ini sangatlah mengagetkan tidak terduga. Adrenalin yang dirasakan oleh setiap penonton sangat terasa di atmosfer dalam teater bioskop.

Dengan screenplay orisinil yang ditulis oleh Seth Reiss dan Will Tracy, The Menu bagaikan angin segar bagi Hollywood.

The Menu adalah menawarkan dark comedy, yang bertujuan untuk menghibur dan menggelitik, sekaligus merupakan komentar tentang kekayaan, perbedaan kelas, dan hak istimewa yang dimilki oleh kaum elit dalam masyarakat saat ini.

Seperti, perbedaan antara industri jasa di bidang kuliner, dan yang mereka layani. Para tamu bersifat klasis dengan menganggap remeh pelayan yang bekerja di The Hawthorne.

Selain itu, The Menu menunjukkan karakter Chef Slowik sebagai ‘the obsessed artist’, atau seniman yang gila dengan meraih kesempurnaan di bidangnya. Chef Slowik adalah seseorang yang bersikeras dalam memberikan pengalaman unik untuk tamunya, meskipun dengan metode yang tidak lazim atau masuk akal. Slowik bertekad untuk memberikan kesempurnaan dalam makanannya, dan sous-chef atau asisten chef yang bekerja untuknya, dilatih untuk melakukan hal yang sama.

Slowik dilihat sebagai idola bagi setiap orang yang berada di The Hawthorne. Ia dipandang tinggi, meskipun terlihat bahwa ada sisi misterius di dalam dirinya. Film ini tidak hanya memainkan karakter yang klise seperti di film-film sebelumnya yaitu “koki yang keras”, namun menunjukkan sisi manusia yang sensitif dari koki tersebut.

Proses pembuatan film di sini sangatlah spektakuler. Mark Mylod telah memberikan beberapa karya yang tak kalah hebat di masa lalu, dan sejumlah film fitur pertamanya dalam beberapa tahun belakang sangat mengesankan.

Bagian terbaik dari pengalaman menonton film ini adalah Anda tidak pernah tahu apa yang akan terjadi selanjutnya atau bagaimana berakhirnya film ini.

Sejumlah karakter dapat membuat beberapa keputusan dalam beberapa adegan terakhir yang akan mengubah nasib mereka secara drastis, dan Anda tentunya akan bertanya pada diri sendiri mengapa mereka tidak melakukannya.

Namun, itulah indahnya The Menu, realistis akan keputusan manusia yang terkadang tidak logis dan didorong oleh emosi belaka.

Penggemar acara makanan mungkin menyukai film yang satu ini, dan mereka yang menyukai humor dan misteri yang intens dapat menyukai pengalaman ini.

Jadi, tunggu apa lagi? Ajaklah kerabat atau keluargamu untuk menyaksikan The Menu untuk hiburan di akhir pekan kali ini, dan rasakan pengalaman kuliner spektakuler yang tidak akan tergantikan.(Sumber)