News  

PDIP Provokasi Jokowi Reshuffle Menteri-Menteri Nasdem

Hanya gara-gara Partai Nasdem deklarasi mendukung Anies Rasyid Baswedan sebagai Calon Presiden 2024, PDIP bereaksi keras. Ada masalah sebelumnya, dendam politik misalnya.

Bukankah itu hak politiknya Partai Nasdem mengusung calon presiden dan calon wakil presiden. Lagian konstitusi di Indonesia mengatur soal pencalonan presiden dan calon wakil presiden melalui partai politik. Mengapa PDIP terkesan seperti kebakaran jenggot. Ada apa? Benarkah hubungan antara Megawati Soekarnoputri (MSP) dan Surya Paloh (SP) masih retak?

Reaksi keras PDIP cenderung provokatif. Sejak Partai Nasdem deklarasi dukung Anies Rasyid Baswedan, 3 Oktober 2022. PDIP getol sekali mendesak Presiden Jokowi untuk mendepak 3 (tiga) menteri dari NasDem di kabinet Jokowi-Ma’ruf Amin.

Apa yang salah dari Nasdem? Tentu saja tidak ada. Nasdem adalah partai pertama yang mendukung Jokowi untuk maju di Pilpres 2014 silam. NasDem juga berdarah-darah memenangkan Jokowi di Pilpres 2014 dan 2019. Loyalitas Partai NasDem pada Presiden Jokowi tak perlu diragukan.

Hanya lantaran Partai Nasdem mengusung Anies Rasyid Baswedan di Pilpres 2024 atau ada luka politik sebelumnya. PDIP terus memprovokasi Presiden Jokowi agar 3 (tiga) menteri NasDem dikeluarkan dari kabinet.

Ada apa sebenarnya yang terjadi? Benarkah ada kaitannya dengan dendam politik Megawati Soekarnoputri terhadap Surya Paloh? Periode pertama Presiden Jokowi menjabat, banyak politisi dan kepala daerah dari PDIP terjerat kasus korupsi. Ketika itu, Jaksa Agung Muhammad Prasetyo dikenal sebagai Jaksa Agung dari NasDem.

Tentu pula kita masih ingat sikap Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang tak menyalami Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dalam acara pelantikan anggota DPR, Selasa, 1 Oktober 2019. Saat itu memang sedang hangat soal isu keretakan hubungan Surya Paloh dengan Megawati.

Provokasi PDIP agar Presiden Jokowi mengeluarkan Partai NasDem dari koalisi pemerintah dengan mereshuffle menteri dari NasDem belum tentu menguntungkan secara politik bagi Presiden Jokowi.

Pasalnya, antara Megawati Soekarnoputri dan Presiden Jokowi tidak akur-akur amat. Megawati Soekarnoputri dan Jokowi sedang “berseteru” soal calon presiden 2024. Terutama soal figur siapa yang akan diusung PDIP di Pilpres 2024. Kabarnya, Megawati Soekarnoputri ingin Puan Maharani. Sedangkan Jokowi ingin Ganjar Pranowo sebagai calon presiden dari PDIP.

Sementara itu, belum tentu juga PDIP mengusung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden bila Presiden Jokowi memenuhi keinginan PDIP untuk mereshuffle menteri dari NasDem. Risiko politiknya terlalu besar jika Presiden Jokowi mengeluarkan Partai NasDem dari barisan partai pemerintah.

MSP berupaya menarik Presiden Jokowi dalam konflik dengan SP. Sementara alasan SP mendukung Anies Rasyid Baswedan sangat logis. Mengamankan suara Partai NasDem di Pileg 2024. Bahkan dengan mengusung Anies Rasyid Baswedan ada harapan Partai NasDem menjuarai Pileg 2024. Setidaknya jadi runner-up.

Akankah Presiden Jokowi terprovokasi oleh PDIP dan ditarik-tarik oleh PDIP untuk terlibat konflik secara terbuka dengan Surya Paloh? Amankah menteri dari NasDem di kabinet? Ada plus minusnya. Kita tunggu dalam beberapa hari ke depan.

Jakarta, 11 Rajab 1444/1 Februari 2023
Tarmidzi Yusuf, Ketua Umum JABAR MANIES