Survei Litbang Kompas: Pemilih PKS Paling Aktif Main Medsos, Disusul Demokrat dan Perindo

Survei Litbang Kompas mendapati bahwa Partai Keadilan Sejahtera (PKS) jadi partai dengan konstituen yang cukup aktif di dunia maya atau media sosial (medsos).

Kemudian, Partai Demokrat memiliki konstituen yang aktif di medsos urutan kedua. Sementara itu, Perindo menjadi partai ketiga dengan konstituen yang aktif bermain di medsos.

Litbang Kompas mencatat pemilih mayoritas pemilih PKS aktif di medsos dengan angka mencapai 57,2 persen. Lalu, disusul dengan 31,4 persen pemilih PKS yang cenderung memilih untuk menonton televisi.

“PKS jadi partai dengan konstituen yang cukup aktif di dunia maya. Sebanyak 57,1 persen dari responden yang ingin memilih PKS, sebagian besar cukup intens mengakses media sosial dalam sehari,” demikian dikutip dari Litbang Kompas, Selasa (21/2/2023).

Jika ditotal, pemilih PKS yang mengakses media digital (medsos dan berita online) jauh lebih banyak ketimbang pemilih yang menonton televisi.

Kemudian, partai kedua yang punya pemilihnya aktif di medsos adalah Partai Demokrat dengan 46,3 persen.

Sama halnya seperti PKS, Demokrat turut memiliki basis yang lebih aktif mengakses media digital ketimbang televisi.

“Pengaruh propaganda di dunia maya untuk keuntungan elektoral dari partai ini tentu makin menguat,” tulis Litbang Kompas.

Sementara itu, di posisi ketiga, ada Partai Perindo yang memiliki konstituen aktif bermain medsos sebanyak 42,9 persen.

Menurut Litbang Kompas, semakin tua usia responden, maka semakin jarang orang itu bermain medsos.

Berikut 10 partai dengan konstituen yang aktif bermain di medsos:

1. PKS: 57,2 persen
2. Demokrat: 46,3 persen
3. Perindo: 42,8 persen
4. Gerindra: 40,5 persen
5. PPP: 39,1 persen
6. Nasdem: 35,8 persen
7. PDI-P: 32,9 persen
8. PKB: 31,6 persen
9. PAN: 29 persen
10. Golkar: 23,8 persen

Adapun survei Litbang Kompas berlangsung pada 25 Januari hingga 4 Februari 2023.

Survei ini melibatkan 1.202 responden yang dipilih dari 38 provinsi di Indonesia.

Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka, sedangkan sampel ditentukan secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat.

Menggunakan metode itu, jajak pendapat memiliki tingkat kepercayaan 95 persen, dan margin of error kurang lebih 2,83 persen.(Sumber)