Manisnya Kurma, Airlangga Hartarto dan Pusat Perhatian Bulan Ramadhan

Kurma menjadi sajian yang tak boleh terlewat setiap kali bulan Ramadhan menghampiri. Selain sunnah Rasul, memakan beberapa butir kurma saat berbuka diyakini bisa mengembalikan energi yang hilang di waktu berpuasa. Kurma pun menjadi pusat perhatian di mana kegiatan berbuka puasa baik yang dilakukan secara perorangan atau dengan kelompok pertemanan.

Meminum seteguk air dan memakan sebutir kurma bisa jadi makna pembuka untuk selanjutnya bisa mencicipi penganan lain demi terpuaskannya rasa lapar. Kurma adalah yang utama. Tanpa mencoba meminggirkan menu makanan lainnya, rasanya tak lengkap jika sajian semanis kurma harus dilupakan.

Tetapi keutamaan kurma harus kalah atas kedatangan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto di acara buka bersama yang diselenggarakan oleh Partai Nasdem pada Sabtu 25 Maret 2023 lalu. Kurma tak lagi menjadi pusat perhatian di sore itu, tapi keberadaan Airlangga Hartarto yang duduk bersama dalam satu meja dengan jajaran elit koalisi perubahan dan calon presiden koalisi tersebut, Anies Baswedan yang mencuri perhatian.

Kilatan lampu kamera pun tak bisa terlepas dari meja bundar tempat Airlangga Hartarto, Jusuf Kalla (politisi senior Partai Golkar), Surya Paloh (Ketua Umum Partai Nasdem), Agus Harimurti Yudhoyono (Ketua Umum Partai Demokrat), Aboe Bakar Alhabsyi (Sekjen PKS), dan Anies Baswedan (Capres Koalisi Perubahan).

Sejenak kurma terlupakan, para pewarta mencoba mencari tahu agenda di balik kedatangan Airlangga Hartarto ke markas Partai Nasdem. Meski itu merupakan undangan, tentu dalam politik tak ada yang kebetulan. Spekulasi mulai bertebaran. Airlangga Hartarto disebut-sebut sedang coba dikawinkan dengan Anies Baswedan sebagai pasangan Capres-Cawapres di Pilpres 2024.

Kesimpulan itu adalah yang paling umum dan memungkinkan dikabarkan ke pelosok negeri untuk menyambut kedatangan Airlangga Hartarto. Pantas saja pemberitaan dan isu harus bombastis, kedatangan Ketua Umum Partai Golkar tentu harus menjadi trademark yang positif bagi buka puasa bersama koalisi perubahan tersebut.

Airlangga Hartarto adalah sosok yang diperhitungkan, ia memiliki kapasitas sebagai Menko Perekonomian kabinet Jokowi. Ia juga adalah Ketua Umum Partai Golkar, partai tertua di Indonesia yang memiliki raihan suara terbesar kedua di parlemen. Jika bisa membelokkan arah dukungan Partai Golkar, keuntungan besar sudah pasti didapatkan koalisi perubahan.

Entah bagaimana nanti kesepakatan yang terjadi. Apakah Airlangga Hartarto akan diusung jadi RI 1 atau RI 2 jika kesepahaman antara Partai Golkar dan koalisi perubahan terjadi. Satu hal yang jelas, Partai Golkar masih konsisten mendorong figur Airlangga Hartarto sebagai calon presiden.

Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia menegaskan itu, bahwa partai berlambang beringin ini masih belum berpikir skenario lain kecuali memajukan Airlangga Hartarto sebagai Capres. Dari jauh mulai terdengar suara adzan maghrib, waktu berbuka puasa tiba, kurma yang manis kembali menjadi pusat perhatian hadirin yang hadir di tempat tersebut. Pembahasan mengenai politik ditepikan sejenak, ada kewajiban lain yang mesti ditunaikan, namun tensi justru makin meninggi setelah ini.

Menerjemahkan Pertemuan

Bagi Airlangga Hartarto, pertemuan dengan partai lain tentu adalah agenda penting yang tak bisa dipinggirkan. Sebagai nahkoda Partai Golkar, ia harus membawa partai ini berlabuh, dengan selamat hingga di tepian dermaga. Sementara kapal besar Partai Golkar sudah tertaut dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), sebuah dermaga koalisi yang dibentuk bersama PPP dan PAN. Apakah sudah bisa dipastikan selamat berlabuh? Belum tentu.

Beberapa waktu lalu, PAN sempat mendeklarasikan dukungan pada pasangan Capres dan Cawapres Ganjar Pranowo serta Erick Thohir. Manuver PAN itu tanpa persetujuan dari rekan koalisi lainnya yang tergabung dalam KIB. Meski sempat mengudara, pemberitaan tersebut hanya menjadi kutipan pojok kecil beberapa hari, tak berkembang.

Langkah PAN tersebut bukannya melambungkan popularitas partai, justru bisa menjadi boomerang. Rekan koalisi yang lain pun tampak tak bergeming untuk menyambut sinyal PAN. Partai Golkar dengan dingin menyatakan sikap, Capres tetap Airlangga Hartarto dan KIB belum ada pembahasan Capres. PPP sempat terseret, tetapi kurang pula mendapat perhatian.

Kini giliran Airlangga Hartarto yang mencoba merapat ke koalisi perubahan. Tapi PAN sudah mewanti-wanti dengan menyebut bahwa Partai Golkar tak akan mengkhianati janji suci pembentukan KIB. Betapa strategis dan mempesonanya Partai Golkar sekarang, ditarik kesana-kemari. Dengan satu langkah kaki saja, Airlangga Hartarto setidaknya sudah bisa memberikan sinyal balasan untuk PAN. Bagaimana ya menerjemahkannya?

Selain dengan koalisi perubahan, Airlangga Hartarto dalam beberapa pekan terakhir juga digosipkan kencang akan berpasangan dengan Prabowo Subianto menyusul pernyataan Muhaimin Iskandar (Ketua Umum PKB), tentang hubungan Golkar dan PKB. Media menangkap sinyal ini sebagai sebuah kemungkinan lain.

Jika memang terbentuk satu pasangan Capres-Cawapres, Airlangga-Prabowo atau sebaliknya, tentu ini adalah barang yang memungkinkan. Tak perlu rumus matematika berbelit, pasangan ini pasti akan dapat tiket dukungan secara legal formal dari partai yang ada. Soal suara di Pilpres, elektabilitas keduanya bisa saling mendongkrak satu sama lain, klaster pemilih pun bisa saling melengkapi. Sempurna.

Berpasangan dengan Anies Baswedan pun tak akan jadi persoalan bagi Airlangga Hartarto, Anies yang kadung memiliki modal pemilih klaster kelompok kanan tentu akan senang mendapatkan figur pasangan seperti Airlangga Hartarto yang bermain di tengah. Pasangan ini juga punya potensi memenangkan PIlpres 2024.

Bagaimana jika berpasangan dengan Ganjar Pranowo? Bisa juga terjadi, apalagi jika PDIP legowo melepas Ganjar Pranowo untuk dikawinkan dengan Airlangga Hartarto. Ganjar Pranowo kuat pada klaster pemilih kiri dan tengah, Airlangga Hartarto bisa melibas suara di tengah dan kanan. Pasangan ini juga ideal, hanya saja, berat di restu. Megawati Soekarnoputri sedang berhitung sekarang, termasuk perhitungan untuk Pilpres 2029.

Memang paling asyik bermain di rumah sendiri, KIB yang sudah memiliki tiket mencalonkan pasangan Capres-Cawapres seharusnya bisa mengoptimalisasikan kerjasama antara partai. Fundamental yang terbangun sudah baik, sudah memiliki program koalisi, telah pula mempunyai visi membangun koalisi hingga tingkat kepengurusan terbawah.

Sekarang persoalannya, hanya tinggal keberanian bagi KIB untuk menyeberang. Jika ingin menggabungkan diri dengan koalisi lain, perlu kiranya figur dari internal KIB seperti Airlangga Hartarto diprioritaskan sebagai Capres. Jika pun ingin maju sendiri sebagai koalisi yang utuh, keyakinan harus ditanamkan, bahwa koalisi ini adalah komitmen jangka panjang, apapun yang terjadi pada Pemilu dan Pilpres koalisi ini tetap bersama.

Pertemuan Airlangga Hartarto dengan agenda buka bersama Partai Nasdem bisa jadi adalah mengudap manisnya kurma di awal berbuka. Masih banyak sajian-sajian lainnya yang tersedia pada perjalanan waktu. Gorengan saja belum dicicipi, apalagi nasi dengan berbagai menunya, biasanya setelah kurma, akan ada kolak yang juga manis. Kita tunggu menu berbuka selanjutnya ya.

Oleh Rezha Nata Suhandi
Pemimpin Redaksi Golkarpedia {golkarpedia}