News  

Jalur Sepeda di Simpang Santa Ditutup Heru Budi, Bike to Work Aksi Tabur Bunga

Komunitas pesepeda Bike to Work (B2W) menggelar aksi tabur bunga di simpang Santa, Jakarta Selatan, Minggu (16/4) pagi. Aksi itu sebagai bentuk protes penutupan jalur sepeda di sana oleh Pemprov DKI.

Pemprov DKI membuat kebijakan one way di simpang Santa yang menghubungkan Jalan Wolter Monginsidi dengan Jalan Suryo dan Jalan Wijaya I. Kebijakan ini membuat kendaraan dari Jalan Suryo tidak bisa memutar arah ke Jalan Wolter Monginsidi arah Gunawarman, tapi harus langsung mengarah ke Tendean.

Sayangnya beton pembatas persimpangan itu menutup jalur sepeda yang ada di simpang jalan tersebut. Tidak hanya itu, jalur sepeda dan pedestrian yang ada di depan pos polisi persimpangan itu juga dihilangkan. Pemprov DKI menjadikan jalur sepeda dan jalur pedestrian tersebut sebagai jalan untuk kendaraan bermotor.

Padahal sebelumnya area yang dibangun di era Gubernur DKI Anies Baswedan itu dipakai untuk pesepeda dan pejalan kaki menyeberang. Tidak hanya itu di sana juga terdapat bangku serta kanan-kirinya ada taman. Kini semuanya hilang.

B2W menilai penghapusan jalur sepeda sebagai solusi kemacetan di wilayah tersebut tidak tepat. Salah satu pengurus komunitas B2W sekaligus Direktur KPBB (Komite Penghapusan Bensin Bertimbel) Ahmad Syafrudin menilai untuk mengurai kemacetan tidak perlu mengorbankan fasilitas yang sudah dibangun sebelumnya.

“Kalau mereka macet biarkan saja. Jangan difasilitasi untuk tidak macet. Karena kalau pilihannya tidak mau macet silakan pakai Transjakarta, KRL, MRT, LRT, atau Jaklingko,” kata Ahmad kepada kumparan, Minggu (16/4).

Terkait hal ini Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo memberikan respons. Ia mengatakan dalam waktu dekat pihaknya akan membuka beton pembatas dan membuat pelican crossing untuk pejalan kaki dan pesepeda.

“Dari hasil peninjauan, untuk yang menyeberang nanti akan kita lakukan penataan,” kata Syafrin di lokasi yang sama.

Pengerjaannya akan dilakukan mulai pekan depan setelah cuti bersama perayaan Hari Raya Idul Fitri.
“Sehingga prinsip yang sebelumnya untuk pejalan kaki, pesepeda yang melintas di simpang ini tetap terfasilitasi. Jadi contohnya dari sisi timur itu kita pasang zebra cross dibuat smooth sampai di ujung jalan Wolter Monginsidi,” tuturnya.

Pengendara Motor Nilai One Way Tak Efektif

Kebijakan one way di area tersebut juga menuai protes dari pengendara motor, terutama yang biasa melaju dari arah Jalan Wijaya I ke arah Kapten Tendean. Mereka menilai tidak efektif untuk mengurai kemacetan.

Jika sebelumnya pengendara dari Jalan Wijaya I bisa langsung menuju Jalan Wolter Monginsidi arah Tendean, kini mereka harus berbelok ke kiri ke arah Gunawarman.

“Engga ada (perbaikan). Makin macet, orang jadi muter jauh,” kata Abdul Rohman (50) salah satu warga yang bekerja di kawasan tersebut.(Sumber)