Penyelenggara Miss Universe Indonesia (MUID) dilaporkan ke Polda Metro Jaya atas kasus dugaan pelecehan seksual. Kasus ini bermula dari laporan finalis soal kegiatan pemeriksaan tubuh (body checking) tanpa busana, dan beberapa dari mereka dipotret.
Dua finalis Miss Universe Indonesia, R dan J, menjelaskan awal mula mereka diminta untuk menanggalkan busana. R menyebut, kegiatan body checking sebenarnya tak ada di rundown acara.
“Kita disuruh untuk fitting dan tidak ada agenda melakukan body checking. Makanya saya sebagai salah satu finalis MUID sangat kaget untuk disuruh tiba-tiba bugil,” ungkap R dalam konferensi pers yang digelar di kawasan Senopati, Jakarta Selatan, Senin (7/8).
Menurut R, dirinya tak hanya diminta untuk menanggalkan busana. Namun, ada juga kontak fisik yang membuatnya tidak nyaman.
“Tidak hanya dilihat, tapi juga dipegang area-area privat, seperti yang saya alami sendiri. Saya disuruh memperlihatkan bagian belakang saya, bagian bokong, seperti itu,” tuturnya.
R makin tak nyaman melihat ada finalis lain saat dirinya menanggalkan pakaian. Ia merasa harga dirinya sebagai perempuan telah direndahkan.
“Saya merasa sangat direndahin. Ya, ini bukan sebagai Miss Universe, ‘Memang perlu ya sampai segininya?’ Dan saya di ajang lain pun tidak pernah ada body check yang sampai separah ini,” kata R.
Finalis lain yang berinisial J mengalami hal sama seperti R. Awalnya, ia juga diminta melakukan fitting, namun kemudian malah diharuskan menanggalkan busana untuk body checking.
J dan R tak bisa menolak permintaan body checking tersebut. Sebab, tim terkait menyuruh mereka dengan nada yang tinggi.
“Saya takut dan tertekan, seperti takut masuk dalam penilaian kalau saya menolak, kemudian langsung saya agak dibentak, karena saya sempat menolak untuk membuka (pakaian dalam), oke saya membuka bagian atas saya lalu saya di-body checking, saya disuruh angkat kaki satu dan dicek, kaki saya kenapa, dan kayak kekurangannya apa,” ujar J.
J juga menjelaskan bahwa di ruangan itu ada banyak orang. Ruangan body checking itu juga sangat tidak layak.
“Di situ ramai, ada laki-laki, yang saya ingat ada tiga orang laki-laki dan sisanya cewek dan itu ramai dan tidak di ruangan tertutup, tidak ada pintu, benar-benar hanya sekat kayu saja, dan orang lalu lalang di situ sangat bebas,” ucapnya.
J mengaku bahwa ini adalah kontes kecantikan pertama yang ia ikuti. Karena itu, kini ia jadi trauma.
“Saya merasa sedih banget dapat perlakuan seperti ini. Thats’s why saya mentalnya masih belum oke sampai saat ini,” tutupnya.(Sumber)