News  

Koalisi Besar Prabowo Bersama Partai Golkar, PKB dan PAN Bukan Jaminan Kemenangan

Setelah Partai Golkar dan PAN kemarin (13/8) mendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden di Pilpres 2024. Peluang akan munculnya poros keempat sudah tertutup.

Partai Golkar dan PAN menyusul Partai Gerindra dan PKB merapat mendukung Prabowo Subianto. Dengan demikian, Partai Gerindra dan PAN menjadi partai tiga kali berturut-turut sejak 2014 mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden.

Akankah nasib Partai Gerindra dan PAN akan menjadi catatan sejarah tak pernah menang dalam pemilihan presiden dalam Pilpres tiga kali berturut-turut sejak 2014? 14 Februari 2024 akan membuktikan semua itu.

Dengan bergabungnya Partai Golkar dan PAN bersama Partai Gerindra dan PKB jumlah kursi DPR partai pendukung Prabowo Subianto paling banyak diantara 2 calon presiden lainnya, yaitu 265 kursi atau 46 persen.

Sedangkan Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang terdiri dari Partai NasDem, Demokrat dan PKS mengusung Anies Rasyid Baswedan sebagai calon presiden memiliki 163 kursi DPR atau 28,3 persen.

Sementara PDIP dan PPP yang mengusung Ganjar Pranowo memiliki kursi paling sedikit jika dibandingkan dengan Prabowo Subianto dan Anies Rasyid Baswedan. Ganjar Pranowo didukung 147 kursi DPR atau 25,5 persen.

Bagi Prabowo Subianto Pilpres 2024 dan 2014 ada kemiripan dalam hal dukungan partai politik. Prabowo Subianto di Pilpres 2014 didukung Koalisi Merah Putih (KMP) yang memiliki kursi DPR terbanyak. Partai Golkar, Gerindra, PKS, PAN, PPP dan PBB dengan 48,75 persen.

Sementara Jokowi yang berpasangan dengan Jusuf Kalla hanya didukung oleh PDIP, PKB, Hanura, Partai NasDem dan PKPI yang memiliki 24,8 persen kursi DPR ketika itu yang berjumlah 560 kursi.

Menariknya, pemenang Pilpres 2014 adalah Jokowi-JK yang hanya didukung oleh setengah dari jumlah partai politik yang mendukung Prabowo-Hatta.

Fenomena kemenangan Jokowi-JK di Pilpres 2014 yang dikeroyok oleh partai besar yang bergabung di Koalisi Merah Putih akan berulang kembali di Pilpres 2024? Wallahua’lam

Prabowo Subianto kalah satu putaran atau gagal masuk ke putaran kedua karena Prabowo Subianto dianggap sebagai kartu mati? Sebuah harga yang harus Prabowo Subianto bayar mahal setelah ‘mengkhianati’ pendukungnya di Pilpres 2019 karena bergabung dalam kabinet Jokowi-Ma’ruf Amin.

Disinilah pentingnya kita mencermati siapa calon wakil presiden yang bakal mendampingi Prabowo Subianto. Calon wakil presiden yang akan membantu mendongkrak suara Prabowo Subianto di Pilpres 2024.

Menurut kabar selentingan yang beredar, calon wakil presiden pendamping Prabowo Subianto ada tiga kemungkinan, yaitu Erick Thohir, Muhaimin Iskandar dan anak Jokowi, Gibran Rakabuming jika MK mengabulkan gugatan batasan usia minimum calon presiden dan calon wakil presiden.

Ini pula yang dikhawatirkan banyak pihak. Ketidaknetralan Presiden Jokowi alias cawe-cawe akan berdampak pada kualitas penyelenggaraan pemilihan umum dan insiden Pilpres 2019 seperti meninggalnya 894 petugas KPPS bakal berulang kembali.

Bandung, 27 Muharram 1445/14 Agustus 2023
Tarmidzi Yusuf, Kolumnis