Ditegur BWF, PBSI Batasi Pendaftaran Pebulutangkis Non Pelatnas Ikuti Turnamen

Tim pelatnas bulu tangkis Indonesia berkekuatan besar menghadapi dua turnamen internasional di Medan.

Turnamen tersebut adalah Indonesia International Challenge (29 Agustus-3 September) dan Indonesia Masters Super 100 (5-10 September).

Sebanyak 47 pemain siap tampil pada Indonesia Indonesia International Challenge dan 57 pemain pada Indonesia Masters Super 100.

Mereka di antaranya adalah Alwi Farhan, Yohanes Saut Marcelyno, Komang Ayu Cahya Dewi, Mutiara Ayu Puspitasari, Ester Nurumi Tri Wardoyo, Muh Putra Erwiansyah/Patra Harapan Rindorindo.

Selain itu, ada Ribka Sugiarto/Lanny Tria Mayasari, Rachel Allessya Rose/Meilysa Trias Puspitasari hingga Jafar Hidayatullah/Aisyah Salsabila Putri Pranata.

Tak hanya tim pelatnas, pemain-pemain di luar pelatnas pun dipastikan ikut ambil bagian.

Sebut saja Tommy Sugiarto, Sabar Karyaman Gutama/Moh Reza Pahlevi Isfahani dan juara Indonesia International Challenge 2022, Anggia Shitta Awanda/Putri Larasati.

Tetapi, memang berdasarkan pembaharuan Peraturan Organisasi (PO) No. 15 tahun 2022, tidak semua pemain dapat turun di dua turnamen tersebut.

Dalam PO itu tertera bahwa pemain Indonesia yang dapat disetujui untuk turun di level International Challenge adalah pemain dengan peringkat BWF 1-200, sementara di level Super 100 adalah pemain dengan peringkat BWF 1-150.

Dasar penerbitan PO No. 15 tahun 2022 dan perubahannya pada tanggal 5 April 2023 adalah PO No. 06 tahun 2019.

Saat itu, PBSI ditegur oleh Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) karena ada pemain Indonesia tampil di turnamen internasional dengan kualitas di bawah standar sehingga kalah dengan skor mencolok.

Dari kejadian tersebut, dibuatlah PO yang membatasi pendaftaran pemain-pemain non-pelatnas dengan tujuan agar kualitas pemain yang turun mengikuti turnamen internasional, benar-benar sesuai level pertandingannya.

Termasuk dengan kejuaraan internasional yang digelar di Indonesia, ini juga untuk menjaga kualitas turnamen itu sendiri

Smentara itu, Komang akan menjadi salah satu tumpuan tim Merah-putih di dunia ajang tersebut untuk nomor tunggal putri.

Terakhir kali, pemain peringkat ke-45 dunia tersebut sempat tampil pada Australian Open 2023.

Pada turnamen level super 500 yang digelar pada awal bulan ini, Komang bertahan hingga babak kedua atau 16 besar.

Langkah terhenti usai kalah dari wakil Jepang, Aya Ohori dalam pertandingan dua gim berdurasi 33 menit.

“Buat persiapannya saya sudah latihan dengan banyak program dari pelatih serta mengevaluasi dari laga sebelumnya,” ucap Komang.

Terkait target, Komang ingin tampil maksimal di dua ajang ini dengan meraih gelar juara atau setidaknya podium.

Komang memilih enjoy dan menikmati laga demi laga yang akan dia jalani.

“Pastinya bisa juara, podium juga,” ucap Komang.

“Tapi tidak mau membebani diri yang pasti menikmati saja,” tuturnya menambahkan.

Persiapan yang sama juga dijalankan Ribka Sugiarto yang turun pada sektor ganda putri bersama Lanny Tria Mayasari.

Nantinya, Lanny/Ribka hanya akan tampil pada ajang Indonesia Masters 2023 Super 100 saja.

“Ya persiapannya sama, program dari pelatih dijalani. Saya juga ingin juara sama Lanny,” kata Ribka menjelaskan.

“Ingin menunjukkan yang terbaik dan tak mau membebani diri.”

“Kita juga evaluasi dari pertandingan (sebelumnya), latihan agar kami main solid dan komunikasinya lancar,” ucap Ribka.(Sumber)