News  

Anies Baswedan Bukan Lawan Prabowo Subianto di Jawa Barat

Bakal calon presiden Prabowo Subianto boleh saja berada di atas angin setelah Presiden Jokowi mengarahkan Partai Golkar dan PAN mendukungnya. Ditambah lagi Prabowo Subianto berada di posisi teratas versi beberapa lembaga survei di Indonesia.

Lain halnya di Jawa Barat. Sebagai provinsi dengan daftar pemilih tetap (DPT) terbanyak di Indonesia, yaitu 35.714.901 atau 17,4 persen dari jumlah DPT di Indonesia 204.807.222.

Jumlah DPT Jawa Barat tersebut tersebar di 27 Kabupaten/Kota, 627 Kecamatan, 5.957 Desa/Kelurahan, dan jumlah TPS sebanyak 140.457.

Kenapa Prabowo Subianto bukan Ganjar Pranowo yang disandingkan dan dibandingkan dengan Anies Baswedan di Jawa Barat? Tentu saja rujukannya hasil survei dan perkembangan konstelasi politik terakhir.

Menurut hasil survei internal salahsatu partai politik anggota Koalisi Perubahan untuk Persatuan mengungkapkan bahwa Anies Baswedan unggul telak bila head to head dengan Ganjar Pranowo di Jawa Barat. Anies Baswedan 50,4%, Ganjar Pranowo 39,7%, swing voters 9,9%.

Anies Baswedan unggul di 22 kabupaten/kota di Jawa Barat. Sementara Ganjar Pranowo menang di Kabupaten Indramayu, Kabupaten Subang, Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, dan Kabupaten Pangandaran. Kelima daerah tersebut dikenal sebagai basis suara PDIP.

Berbeda dengan Prabowo Subianto. Anies Baswedan unggul tipis lawan Prabowo Subianto di Jawa Barat. Anies Baswedan 46,3%, Prabowo Subianto 43,1%, swing voters 10,6%.

Berkaca di Pilpres 2014 dan 2019, Jawa Barat dikenal sebagai basis suara Prabowo Subianto. Peta suara itu berubah di Pilpres 2024.

Selain hasil survei di atas menjadi alasan. Pergeseran peta suara dimana Anies Baswedan unggul tipis dari Prabowo Subianto andai Pilpres digelar bulan Maret 2023.

Fenomena menarik lainnya adalah migrasinya relawan Prabowo Subianto menjadi relawan Anies Baswedan. Lebih dari 95% relawan Prabowo Subianto pindah menjadi relawan Anies Baswedan.

Termasuk tokoh-tokoh Jawa Barat yang sebelumnya mendukung Prabowo Subianto di Pilpres 2014 dan 2019 beralih mendukung Anies Baswedan.

Dapat dihitung dengan jari mantan tokoh militer, pensiunan polisi, akademisi, pengusaha, dan pondok pesantren di Jawa Barat yang masih mendukung Prabowo Subianto.

Migrasi besar-besaran pendukung militan dan pemilih Prabowo Subianto ke Anies Baswedan disebabkan karena bergabungnya Prabowo Subianto ke dalam kabinet Jokowi-Ma’ruf Amin.

Bergabungnya Prabowo Subianto ke dalam kabinet Jokowi-Ma’ruf Amin dianggap sebagai “dosa” politik yang sulit dimaafkan oleh warga Jawa Barat.

Warga Jawa Barat merasa dikhianati oleh Prabowo Subianto karena bergabungnya Prabowo Subianto menjadi menterinya Jokowi yang menjadi rivalnya di Pilpres 2014 dan 2019.

Ini pula yang menyebabkan Prabowo Subianto sulit reborn di Jawa Barat sampai dengan hari pencoblosan, 14 Februari 2024. Lawan Prabowo Subianto di Jawa Barat bukan Anies Baswedan melainkan warga Jawa Barat yang menjadi pendukung dan pemilihnya di Pilpres 2019.

Bandung, 4 Shafar 1445/21 Agustus 2023
Tarmidzi Yusuf, Kolumnis