Christina Aryani Sesalkan Akun YouTube DPR Diretas: Sistem Perlindungan Siber Masih Lemah

Komisi I DPR RI menyesalkan peretasan akun YouTube DPR RI yang menampilkan siaran livestreaming judi online.

Menurut Anggota Komisi I DPR RI, Christina Aryani, peretasan oleh pihak-pihak yang tak bertanggung jawab tersebut menunjukkan bahwa perlindungan akun DPR RI sangat lemah.

“Sungguh disayangkan, ini bisa dimaknai sistem perlindungan akun DPR masih sangat lemah, perlu berbaikan ke depannya,” kata Christina kepada Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu, Rabu (6/9).

Di sisi lain, politikus Partai Golkar ini menyebut bahwa pada pekan lalu pihaknya sudah menyoal aturan dalam revisi UU ITE kewajiban bagi platform atau penyelenggara sarana elektronik (PSE) melakukan self filtering (penyaringan) terhadap konten/informasi atau dokumen elektronik bermuatan perjudian.

“Namun sepertinya Kominfo reluctant (ragu-ragu),” sesalnya.

Padahal, kata Christina, self filtering (penyaringan) terhadap konten yang bermuatan perjudian sangat penting untuk ditake-down. Dan itu justru akan sangat membantu kerja-kerja pemerintah.

“Tidak hanya take down konten perjudian berlandaskan patroli siber dan menindaklanjuti aduan masyarakat,” katanya.

Lebih lanjut, Christina menyebut bahwa self filtering serupa pernah dilakukan di era Menkominfo Rudiantara. Kala itu, Rudiantara melakukan self filtering terhadap konten bermuatan radikalisme.

Dilihat di kanal YouTube @DPRRIOfficial pukul 11.10 WIB, tampak siaran langsung atau livestreming berjudul “Canli Slot Casino Yayin Baris “Maxwin” Hedef”. Hingga berita ini diturunkan, siaran Livestreaming judi online slot masih berlangsung.(Sumber)