News  

Media Asing The Diplomat Sorot Anies-Cak Imin di Pilpres 2024, Sebut Kekuatan Muslim

Media asing menyorot lagi pemilihan presiden (Pilpres) RI. Kali ini terkait bakal calon presiden (capres) Anies Baswedan yang sudah menunjuk pasangan wakil presidennya, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.

The Diplomat menulis judul “Indonesia’s Anies Baswedan Picks Head of Islamic Party as Presidential Running Mate”. Media tersebut membuat keterkejutan banyak pihak soal langkah Anies memilih politis Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.

“Pengumuman Anies ini sempat menimbulkan kejutan, mengingat PKB pimpinan Muhaimin bukan bagian dari tiga partai Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang mendukung Anies sebagai calon pada pemilu tersebut,” muatnya dikutip Rabu (6/9/2023).

“Bahkan, para pejabat Partai Demokrat, salah satu anggota koalisi, menyatakan kemarahannya karena Anies mengambil keputusan secara sepihak, tanpa masukan dari mereka,” tulis media itu lagi.

Laman itu pun menyoroti bagaimana Anies sebelumnya mengalami kesulitan untuk mendapatkan dukungan. Di mana jajak pendapat saat ini memberi peluang kecil bagi Anies untuk bertahan dalam pemilihan presiden putaran kedua.

“Sebuah survei baru-baru ini terhadap 1.220 pemilih yang dilakukan oleh Lembaga Survei Indonesia menemukan bahwa hanya sekitar seperlima yang berencana memilih Anies, jauh di belakang Ganjar (37%) dan Prabowo (36%),” tulisnya lagi memuat capres lain Ganjar Pranowo dari PDI-Perjuangan dan Prabowo Subianto dari Gerindra.

“Keduanya telah menerima dukungan dari Jokowi. Survei yang dilakukan pada bulan Juli oleh lembaga survei Indikator menunjukkan hasil yang serupa, hanya saja Prabowo sedikit lebih unggul dari Ganjar,” tambahnya lagi.

Dimuat pula bagaimana memilih Muhaimin tampaknya merupakan upaya untuk membangun dukungannya di kalangan umat Islam moderat di Indonesia. Sebelumnya pada masa lalu, Anies, muat media itu yang juga merujuk Reuters, lebih mengarah ke terhadap elemen-elemen yang lebih “garis keras”.

“Saat Anies mencalonkan diri sebagai Gubernur Jakarta pada 2016-2017, ia sukses memanfaatkan kontroversi penistaan agama yang terjadi setelah lawannya, Basuki Tjahaja Purnama dituduh melakukan penistaan agama karena mengutip Al-quran saat berpidato di kampanye,” muatnya.

“Massa dalam jumlah besar berkumpul di Jakarta, menuntut pengunduran dirinya dan pemenjaraannya,” tulis media itu lagi.

“Anies memanfaatkan gelombang momentum tersebut untuk meraih kemenangan signifikan pada pemilu bulan April 2017. Ahok, begitu ia biasa disapa, didakwa, ditangkap, dan dijatuhi hukuman dua tahun penjara pada bulan Mei tahun itu,” muta Diplomat.

Pandangan analis dari Universitas Melbourne Helen Pausacker juga dimasukkan ke dalam pemberitaan. Disebut Anies sebelumnya dikenal sebagai seorang intelektual Muslim yang progresif, “tetapi kontroversi tersebut mengisolasinya dari para pendukungnya yang moderat.

“Dalam beberapa bulan terakhir, Anies telah melakukan upaya untuk mempromosikan prestasinya dalam mempromosikan toleransi beragama dan etnis, yang memberikan konteks penting dalam pemilihan pasangannya,” kutip media itu dari Pausacke.

“Untuk saat ini, Anies sedang belajar dan melakukan rebranding,” tambah media itu menulis pengamatan Pausacker lagi yang melihat usia Anies yang relatif muda.(Sumber)