Reliji  

Air Warga Gunung Sindur Mengandung BBM dan Mudah Terbakar, Ini Penjelasan Pertamina

PT Pertamina (Persero) buka suara terkait dugaan tercemarnya air beberapa rumah warga di Kampung Nagrog, Desa Pengasinan, Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor oleh BBM, sehingga warnanya kebiruan dan mudah terbakar.

Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional JBB, Eko Kristiawan, menegaskan fenomena tersebut bukan akibat kebocoran SPBU 34.16317 yang letaknya tak jauh dari permukiman warga.

Diduga Tercemar Pertalite
Eko menuturkan, berdasarkan pemantauan Pertamina di sumur pantau SPBU juga tidak ada kontaminasi. Meski begitu, dia mengakui air di permukiman tersebut diduga tercemar Pertalite namun belum diketahui asalnya.

“Sejauh ini tidak ada kebocoran dari SPBU, pemeriksaan di sumur pantau SPBU juga tidak ada kontaminasi,” ujarnya saat dihubungi kumparan, Minggu (10/9).

Pertamina Tutup Sementara SPBU Dekat Permukiman
Menurutnya, Pertamina masih terus memeriksa fenomena air rumah warga terkontaminasi BBM di Kampung Nagrog, Gunung Sindur dan menutup sementara SPBU 34.16317.

“Selanjutnya akan diperiksa lebih lanjut dan SPBU masih belum beroperasi sementara waktu,” pungkas Eko.

12 Rumah Warga Tercemar BBM

Sebelumnya, heboh pengakuan warga Kampung Nagrog, Gunung Sindur, memperlihatkan air di rumahnya tercampur BBM. Air tersebut berwarna biru, berbau menyengat seperti bensin dan mudah terbakar saat disulut api.
Video air berwarna biru ini viral di media sosial. Polisi pun langsung melakukan pengecekan ke lokasi.

Setelah ditelusuri, diduga penyebab air bercampur Pertamax itu akibat adanya kebocoran penampungan BBM di bawah tanah. Lokasi SPBU dengan kawasan rumah warga memang dekat.

Pantauan di lokasi, antara jarak SPBU dan permukiman warga kurang lebih 300 meter. Sementara penampungan BBM di lokasi SPBU berada di dekat jalan raya yang berdekatan dengan permukiman warga.

Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, polisi langsung memasang garis polisi di sekitar penampungan air milik warga.

“Kami langsung memasang garis polisi di salah satu sumur rumah warga yang tercemar dan mengimbau warga untuk tidak melakukan aktivitas di area tersebut hingga penanganan yang dilakukan oleh pihak SPBU selesai,” kata Kapolsek Gunung Sindur Kompol Budi Santoso kepada wartawan, Kamis (7/9).

Dari pendataan yang dilakukan, total ada 12 rumah warga yang airnya tercemar. Salah seorang warga, Irsyad, mengungkapkan aroma BBM di sumurnya sudah bau sejak 7 tahun lalu. Namun, dia tidak berani protes dan terpaksa menutup sumurnya karena warna air sumurnya membiru menyerupai Pertamax.(Sumber)