Rumah Cuklik milik politisi Partai Golkar, Agun Gunandjar Sudarsa tidak hanya mengedepankan konsep ekowisata, tetapi juga menjadi sarana pendidikan bagi anak-anak di Desa Ciburayut. Tak seperti pendidikan formal di sekolah umum maupun madrasah, Rumah Cuklik memberikan kesempatan kepada anak-anak Desa Ciburayut untuk membentuk kepribadian dan mengasah keterampilan non formal.
Padahal dahulu menurut Agun Gunandjar Sudarsa, Desa Ciburayut merupakan tempat yang gelap secara peradaban. Bahkan tingkat kriminalitas di sini cukup tinggi. “Dulu sempat ada 4 kerbau disembelih maling di sini, hanya disisakan kepalanya saja. Dagingnya habis dicuri oleh mereka,” tutur Kang Agun menceritakan kondisi Ciburayut kepada Golkarpedia.
Atas kondisi lingkungan sosial yang begitu memilukan, Agun Gunandjar Sudarsa berinisiatif membangun Rumah Cuklik sebagai pusat berkegiatan warga dan anak-anak di Desa Ciburayut. Nama cuklik sendiri diambil dari kearifan lokal Nusa Tenggara Barat (NTB) yaitu membentuk dan mengukir kerang untuk dijadikan perhiasan atau aksesoris.
Diharapkan dengan adanya Rumah Cuklik, kondisi desa berubah. Dan benar, Rumah Cuklik kini menjadi penerang. Puluhan anak telah mendapat pendidikan karakter dan non formal dari tempat ini. Peradaban Desa Ciburayut pun tak lagi menjadi kelam.
Alfin Santana, Ketua Oyag memaparkan mengenai kegiatan apa saja yang dilakukan di Rumah Cuklik ini. Oyag sendiri merupakan sebutan bagi komunitas anak-anak yang belajar di Rumah Cuklik. Kata ini berasal dari optimisme anak-anak sendiri yang meyakini dapat menggoyang kondisi Desa Ciburayut hingga berubah menjadi lebih baik.
“Aktivitas anak-anak Oyag itu informal, jadi setiap hari itu mereka memang melakukan kegiatan belajar mengajar (KBM). Setiap pagi sampai sore itu mereka sekolah, tetapi Jenderal mengadakan lagi semacam ekskul seperti mengaji, les bahasa Inggris, matematika, dan lain sebagainya untuk pelengkap pembelajaran di sekolah. Agar waktu anak-anak tidak banyak dipakai bermain,” tutur Alfin Santana, Ketua Oyag kepada redaksi Golkarpedia pada Minggu (10/09) lalu.
Di luar kegiatan bahasa Inggris dan mengaji, Kang Agun Gunandjar Sudarsa yang biasa disapa Jenderal atau Bapak Oyag oleh anak-anak turut pula dilakukan pembinaan karakter seminggu sekali. Kang Agun turun langsung dalam melakukan pembinaan karakter, pemahaman Pancasila, baris-berbaris, dan nilai-nilai kehidupan lain. Pesannya selalu diawali dengan prestasi diakhiri dengan perawatan, salam 5 jari.
“Pendidikan karakter yang bapak berikan itu, membangun nilai spiritual anak. Ada kesadaran yang dibangun kalau kita hidup tak sendiri, ciptaan Allah itu tak hanya manusia, ada binatang, tumbuhan yang semuanya harus kita rawat sebagai manusia, makhluk Tuhan paling sempurna,” ungkap Alfin Santana.
“Pak Agun juga mengajarkan anak-anak untuk tidak bersifat sombong, arogan atau merasa asa aing. Jadi mereka harus bisa berbaur di lingkungan sosial. Kita diajari juga agar jangan merasa gengsi, minder, atau merasa paling lebih dari yang lain walaupun kita tahu, jadi lebih baik diam walaupun tahu, daripada banyak berbicara dan dianggap sok tahu,” sambungnya lagi.
Alfin melanjutkan, bahwa pendidikan karakter yang dilakukan di Rumah Cuklik memang lebih menekankan kepada hormat kepada orang tua. Karena menurut Alfin, Kang Agun mengajarkan bahwa orang tua adalah kunci keberhasilan dalam kehidupan. Agar terpatri di benak, anak-anak Oyag pun diberi lima poin janji, yang pertama takwa terhadap Tuhan YME, dua taat kepada orang tua, tiga taat kepada Ketua Oyag, empat jujur dan rajin, lima disiplin dan bertanggung jawab.
Sekarang, terdapat puluhan anak Oyag yang sudah dididik secara karakter dan kapasitas intelektual di Rumah Cuklik binaan Kang Agun Gunandjar Sudarsa. Tak hanya dididik, dalam menempuh pendidikan formal pun Kang Agun menurut Alfin juga turut membiayai biaya pendidikan anak-anak Oyag.
“Anak didik di Oyag sekarang berjumlah 62 orang, ada lima orang yang sedang berkuliah semuanya di kampus negeri, SMA ada sepuluh orang, SMP sepuluh orang, sisanya anak usia SD. Bapak juga menjamin pendidikan mereka dengan janji, siapapun yang masuk negeri akan bapak biayai. Ketentuannya, untuk yang kuliah dapat 1 juta perbulan, SMA dapat 500 ribu perbulan masing-masing, SMP dapat 400 ribu, dan SD dapat 200 ribu perbulan,” pungkas Alfin. {golkarpedia}