Terharu! Kisah Hijrah Mohammad Ahsan Legenda Hidup Ganda Putra Indonesia

KISAH hijrah Mohammad Ahsan sang jagoan ganda putra Indonesia sungguh menyentuh hati. Babah -sapaan akrab Ahsan- sukses membuktikan kegiatan rohani dan kepatuhan terhadap ajaran agama Islam bisa beriringan dengan prestasi di lapangan.

Tak heran jika atlet kelahiran Palembang, 7 September 1987 itu sempat menjadi sorotan dalam beberapa tahun terakhir. Terlebih, Babah Ahsan dikenal dengan sosok yang religius dan sopan.

Hal itu bisa dilihat ketika Mohammad Ahsan bertanding di lapangan, ia selalu mengenakan legging untuk menutupi auratnya setelah memutuskan untuk hijrah. Dalam artian, hijrah di sini untuk menjadi seorang muslim yang lebih taat lagi daripada sebelumnya.

Diketahui, pertama kali partner Hendra Setiawan itu bertanding menggunakan legging adalah pada 2016. Akan tetapi, Mohammad Ahsan mulai memantapkan diri untuk terus bermain menggunakan legging secara konsisten sejak awal 2017.

Tepatnya, setelah Babah Ahsan mulai serius menjalankan ajaran-ajaran Islam sejak ia melakukan umrah pada awal 2017. Sejak saat itu, Mohammad Ahsan secara konsisten menutupi auratnya.

Bukan hanya itu, atlet 35 tahun ini juga rajin mengikuti sunah Rasulullah Nabi Muhammad SAW yang menjadi ajaran Islam. Salah satunya, Mohammad Ahsan selalu minum sambil jongkok atau duduk.

Selain itu, Mohammad Ahsan juga tak bersalaman dengan lawan jenis saat bertanding di lapangan. Seperti salah satu contoh,Babah Ahsan melakukan hal ini kala berlaga di Liga Super China 2023.

Pada Liga Super China 2023, Babah Ahsan yang turut turun di sektor ganda campuran tak bersalaman dengan partner bermainnya, Liu Xuaxuan. Bahkan, ia menolak bersalaman dengan ratu bulu tangkis China, Huang Yaqiong, yang menjadi lawannya.

Meski tak bertos-tosan dengan tangan selama bertanding, Mohammad Ahsan punya cara unik dengan Liu Xuaxuan. Mereka memilih bertosan dengan raketnya. Hal ini yang membuat pencinta bulu tangkis khususnya Muslim hatinya tersentuh.

Beberapa tahun lalu, Mohammad Ahsan mengaku awalnya terasa bereda dalam menjalankan hal-hal sunah yang diajarkan oleh Islam. Namun, ia tak merasa malu dan memberanikan diri untuk menjalankan itu.

“Harus bangga dengan identitas Islam. Kenapa nggak kalau untuk kebaikan. Ya awal dijelaskan kepada keluarga dulu, ini tujuannya untuk kebaikan. Kalau ingin keluarga menuju yang baik, dimulai dari diri sendiri,” tegas Ahsan.(Sumber)