News  

Viral! Pemuda 21 Tahun Ini Diabetes Karena Kecanduan Soda, Kakinya Harus Diamputasi

Viral pria di Malaysia berusia 21 tahun yang harus diamputasi kakinya imbas penyakit diabetes. Pria bernama Mahathir itu mengaku kehidupannya berubah total saat salah satu kakinya harus diamputasi.

Mahathir mengatakan, ia didiagnosis penyakit diabetes sekitar seminggu sebelum datangnya bulan Ramadhan tahun 2023. Ia juga menceritakan kebiasaan buruknya yang suka mengonsumsi minuman manis, seperti minuman berkarbonasi atau carbonated drink.

Dikutip dari Healthline, carbonate drink adalah minuman yang mengandung gas karbon dioksida di bawah tekanan. Air ini menghasilkan minuman bergelembung yang juga dikenal sebagai air soda hingga air seltzer.

“Karena kencing manis.. Aku lebih banyak minum air (manis) daripada makan. Aku baru beli kalau pulang sekolah, baru beli kalau pulang sekolah,” ujarnya soal air minum kemasan berkarbonasi yang begitu populer di kalangan siswa sekolah.

Setelah kaki kirinya diamputasi, Mahathir mengaku mengalami kesulitan untuk beraktivitas, seperti berlari hingga bekerja. Meskipun begitu, ia tetap semangat untuk mencari pundi-pundi uang demi nafkah.

“Jalannya susah. Jalannya juga susah, kerja juga berat,” tuturnya yang pernah bekerja di salah satu restoran cepat saji di Kuala Lumpur selama setahun lebih.

“InsyaAllah kalau ada rezeki untuk masuk (bekerja). Kalau tidak, cari rezeki yang lain,” ujarnya lagi melalui video yang viral di TikTok.

Dirinya juga mendapatkan bantuan dari lembaga amal di Malaysia berupa kaki palsu. Mahathir pun sangat bersyukur lantaran bisa berjalan dengan kaki palsu tersebut.

“Saya sangat senang bisa berjalan. Terima kasih telah membantu keluarga kami,” kata Mahathir

Kaitan Minuman Karbonasi dan Diabetes
Dikutip dari Medical News Today, sebuah penelitian pada tahun 2010 mengemukakan risiko terkena diabetes 26 persen lebih tinggi pada orang yang mengonsumsi satu atau lebih minuman manis setiap hari.

Bahkan beralih ke minuman alternatif dengan pemanis buatan atau soda ‘diet’ yang mengandung gula mungkin tidak mengurangi risiko diabetes. Meskipun penelitian mengenai hal ini telah mencapai kesimpulan yang lebih bervariasi, penyelidikan tahun 2018 ini menunjukkan bahwa konsumsi minuman dengan pemanis buatan tidak dapat dikesampingkan sebagai faktor risiko diabetes.

Resistensi insulin sangat penting dalam perkembangan diabetes tipe 2. Hal ini terjadi ketika sel-sel menjadi terbiasa dengan kelebihan gula dalam aliran darah dan tidak menyerap glukosa secara efektif, sehingga kurang merespons insulin. Insulin adalah hormon yang membuka kunci sel, memungkinkan glukosa masuk.

Studi tahun 2016 ini menemukan bahwa minuman yang dimaniskan dengan gula berkontribusi pada perkembangan resistensi insulin dan pradiabetes, tahap sebelum diabetes total.(Sumber)