News  

Igauan Fahri Hamzah Tuding Anies Baswedan Belum Cukup Umur Nyapres

Soal dukung mendukung calon presiden dan calon wakil presiden itu biasa. Sah-sah saja di negara demokrasi terjadi perbedaan pilihan politik. Konstitusi menjamin itu.

Tak perlu karena berbeda merasa diri paling baik. Kecap dimana-mana nomor satu. Mana ada kecap nomor dua. Begitu juga dengan pilihan politik. Setiap orang pasti menganggap pilihan politiknya sebagai yang terbaik. Sandingkan dan bandingkan dengan parameter objektif. Diakui oleh kawan maupun lawan. Jangan seperti jualan kecap.

Fahri Hamzah bersama Anis Matta pernah mendirikan Ormas Gerakan Arah Baru Indonesia (GARBI). Ormas Garbi merupakan gerbong Anis Matta, Fahri Hamzah cs pernah dianggap sebagai ancaman PKS di Pileg 2019.

Kehadiran Ormas Garbi menurut pengamat politik ketika itu akan menggerus suara PKS di Pileg 2019 tak terbukti sama sekali. Nyatanya suara PKS melonjak tajam di Pileg 2019.

Bahkan hasil Pileg 2019 merupakan capaian tertinggi PKS dengan perolehan sebanyak 11,49 juta suara (8,21%). Jumlah tersebut melonjak sebanyak 3,04 juta suara atau naik sekitar 36% dari perolehan di pemilu sebelumnya. Sementara, perolehan suara PKS pada 2014 sekitar 6,79 persen atau 8.480.204 suara.

Dengan kenaikan jumlah suara tersebut, PKS mampu menempatkan 50 orang wakilnya di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Jumlah tersebut porsinya mencapai 8,7% dari total kursi DPR periode 2019-2024.

Gagalnya mantan petinggi PKS yang mendirikan Ormas Garbi seperti Anis Matta, Fahri Hamzah cs menggembosi PKS di Pileg 2019 bahkan suara PKS melonjak tajam merupakan tamparan paling memalukan bagi Anis Matta dan Fahri Hamzah.

Berubahnya Ormas Garbi menjadi Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora) diprediksi untuk menutupi rasa malu petinggi Garbi. Garbi tidak laku dijual. Kini di Pileg 2024 mencoba mengundi nasib dengan nama baru Gelora.

Isu politik yang dimainkan Fahri Hamzah membuat Gelora makin tidak diminati oleh rakyat. Sibuk mengurus dapur orang. Lupa akan dapur sendiri.

Seperti ditunjukkan oleh Fahri Hamzah baru-baru ini. Fahri Hamzah menyebut Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo ‘belum cukup umur’ untuk nyapres.

Bahkan Fahri Hamzah menyinggung Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan tidak usah terlalu ngotot di Pilpres 2024. Dia menyarankan keduanya untuk latihan terlebih dahulu.

Konstitusi Indonesia menjamin Fahri Hamzah bersama Partai Gelora mendukung Prabowo Subianto di Pilpres 2024. Demikian pula, baik Anies Baswedan maupun Ganjar Pranowo punya hak konstitusional yang sama untuk maju di Pilpres 2024.

Daripada dipermalukan seperti Pileg 2019 sebaiknya Fahri Hamzah fokus saja agar Partai Gelora lolos ke Senayan dan Prabowo Subianto menang Pilpres 2024 tanpa menjelek-jelekkan calon presiden lain.

Soal Anies Baswedan nyapres sudah ada partai koalisi yang mengusungnya. Ratusan simpul relawan Anies juga sudah turun tangan untuk memenangkan Anies Baswedan di Pilpres 2024.

Bandung, 5 Rabiul Awwal 1445/21 September 2023
Tarmidzi Yusuf, Kolumnis