News  

Kebiadaban Israel di Luar Nalar

Dalam 11 hari serangan Israel ke jalur Gaza menurut diplomat Palestina sudah memakan kurang lebih 3.000 korban nyawa. Manusia seolah seperti hewan ternak yang siap untuk disembelih kapan saja tanpa rasa bersalah.

Nyawa satu manusia seolah tak berharga demi ideologi politik Zionisme Israel yang sangat Hobbesian-Machiavellian, menghalalkan cara dan menyerang musuh tanpa ampun saat lemah. Ironisnya, ideologi Zionisme Israel didukung oleh rezim Barat.

Jika satu nyawa melayang di Barat selama ini dianggap sebagai pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), tapi ribuan nyawa masyarakat sipil Palestina yang didominasi anak-anak dan perempuan telah melayang dalam 11 hari serangan Israel dan masih belum disuarakan oleh rezim Barat sebagai pelanggaran HAM.

Jika rezim Barat tidak menerapkan standar yang sama dalam melihat satu nyawa manusia di Barat sama dengan satu nyawa di Timur Palestina maka rezim apartheid Zionis Israel akan semakin membabi buta membunuh ribuan nyawa rakyat Palestina karena menganggap apa yang mereka lakukan benar dan tak dilarang oleh rezim Barat.

Kebiadaban Israel benar-benar di luar nalar dan harus dihentikan oleh komunitas internasional. Yang pertama harus bersuara menghentikan ini adalah rezim politik di Barat baik Amerika Serikat maupun negara-negara di Eropa yang selama ini cenderung mendukung dan memproteksi kepentingan Israel melalui lobi Yahudi.

Israel benar-benar mengacaukan tatanan moral di seluruh dunia. Seolah tak ada yang bisa menghentikan Israel walaupun nyata-nyata membunuh ribuan manusia di Gaza. Seolah semua negara di dunia takut kepada Israel dan apa yang dilakukan Israel bukan dosa.

Seluruh dunia harus bangun dan berani bersuara. Siapa pun yang berani merusak tatanan moral yang agung, melakukan kebiadaban dan melecehkan kemanusiaan harus dicegah dan dihukum. Seluruh dunia, bangkitlah dan bersatulah melawan kebiadaban apartheid zionis Israel.

Alhasil, jika rezim Barat tak bersuara keras dalam pembantaian manusia di Gaza maka Barat telah kehilangan kemanusiaan yang sejati dan membenarkan tesis politik yang berkembang di luar bahwa konflik Israel dan Palestina tak lain daripada proyek uji coba senjata-senjata canggih dan bisnis teknologi militer modern Barat.(Sumber)