News  

Gerakan Rakyat Anies-Muhaimin Menang Satu Putaran

Ada yang membedakan antara Anies-Muhaimin dengan kedua pasangan calon lain. Gerakan Rakyat. Dengan tantangan yang terbilang sangat menantang. Justru pasangan Anies-Muhaimin akan melibatkan partisipasi rakyat dalam pemenangan Pilpres 2024 melalui Gerakan Rakyat menang satu putaran.

Dalam soal amunisi dan logistik jelas Anies-Muhaimin kalah jauh. Bahkan kedua pasangan calon lain amat diuntungkan dengan posisinya sebagai bagian dari rezim yang sedang berkuasa. Baik Prabowo-Gibran maupun Ganjar-Mahfud dianggap bagian dari status quo. Perubahan yang diusung Anies-Muhaimin versus status quo.

Dengan posisi sebagai bagian dari rezim status quo dengan mudah cawe-cawe pengerahan ASN, tentara dan polisi. Ditambah dengan puluhan penjabat gubernur dan ratusan penjabat walikota/bupati yang ditunjuk oleh presiden.

Secara kasat mata baik pasangan Prabowo-Gibran maupun Ganjar-Mahfud berada di atas angin. Tapi jangan lupa, kedua pasangan ini justru memberikan peluang bagi Anies-Muhaimin untuk menang satu putaran.

Ada beberapa alasan pasangan Anies-Muhaimin akan menang satu putaran:

Pertama, Majunya Ganjar dan Gibran menandakan pecahnya suara PDIP bakal menguntungkan pasangan Anies-Muhaimin. Suara Jawa Tengah sebagai basis suara PDIP akan terbelah. Efek shalawat asyghil? Wallahua’lam.

Dengan pecahnya pemilih PDIP otomatis suara bakal terdistribusi ketiga pasangan calon. Anies-Muhaimin diprediksi tak akan kalah telak di Jawa Tengah. Tak menutup kemungkinan fenomena Sudirman Said-Ida Fauziyah di Pilgub Jawa Tengah tahun 2018 akan berulang kembali di Pilpres 2024.

Kedua, Pemilih partai koalisi Prabowo-Gibran dan koalisi Ganjar-Mahfud tidak solid. Pemilih Golkar, PAN, Demokrat dan PPP akan terdistribusi ketiga pasangan calon. Sementara pemilih Partai NasDem, PKB dan PKS solid mendukung Anies-Muhaimin.

Ketiga, Jawa Timur sebagai basis Nahdliyyin akan menjadi rebutan ketiga pasangan calon. Keberhasilan duet Anies-Muhaimin akan dengan mudah mengalahkan duet Prabowo-Gibran dan Ganjar-Mahfud. Mengingat kedua pasangan ini dianggap sebagai Islam abangan.

Sementara Anies-Muhaimin merepresentasikan sebagai calon presiden dan calon wakil presiden dari kalangan santri. Tentu saja ini modal politik Anies-Muhaimin yang tak dimiliki oleh kedua pasangan calon lain di kalangan kaum Nahdliyyin.

Keempat, Berkoalisinya PKB dan PKS di Pilpres 2024 merupakan momentum bersatunya ummat Islam. PKB, PKS dan NasDem memiliki basis pemilih yang berbeda. Momentum ini akan menjadi perekat antara Islam modern yang diwakili oleh Muhammadiyah dan Islam tradisional yang diwakili oleh kalangan Nahdliyyin.

Kelima, Apabila pasangan Anies-Muhaimin berhasil merebut hati pemilih di pantai utara dan selatan Jawa Barat, diprediksi pasangan Anies-Muhaimin akan menang tebal di Jawa Barat.

Tidak menutup kemungkinan pasangan Anies-Muhaimin bila berhasil menaklukkan pemilih pantai utara dan selatan Jawa Barat akan memperoleh suara 70 persen atau minimal 20 juta suara di Jawa Barat.

Keenam, Strategi pasangan Anies-Muhaimin dengan menjadikan Pilpres 2024 sebagai Gerakan Rakyat untuk Perubahan Menang Satu Putaran.

Menyadari karena keterbatasan dalam hal finansial dan pengaruh kekuasaan. Pasangan Anies-Muhaimin berupaya menjadikan Pilpres 2024 sebagai ajang melibatkan partisipasi rakyat melalui Gerakan Rakyat untuk Perubahan Menang Satu Putaran.

Gerakan Rakyat akan menjadikan pasangan Anies-Muhaimin berpeluang besar untuk menang satu putaran.

Wallahua’lam bishshawab
Cianjur, 29 Rabiul Tsani 1445/13 November 2023
Tarmidzi Yusuf, Kolumnis