Inilah Kemenangan dan Kekalahan Paling Membekas Bagi Ahsan/Hendra

INILAH kemenangan dan kekalahan yang paling membekas bagi Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan. Dari banyaknya pertandingan yang telah dilalui bersama, ternyata ada kemenangan dan kekalahan yang sangat membekas bagi pasangan ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan.

Seperti diketahui, Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan pertama kali menjadi pasangan ganda putra pada 2012 saat keduanya berpisah dengan pasangan terdahulunya. Ahsan berpidah dengan Bona Septano, sedangkan Hendra tak lagi berduet dengan Markis Kido.

 

Dipasangkannya Mohammad Ahsan dengan Hendra Setiawan di masa itu, rupanya menjadi awal mula kesuksesan keduanya. Mengawali debut di Denmark Open 2012, keduanya sukses menembus babak semifinal.

Sejak saat itu, performa mereka terus meningkat hingga menjadi ganda putra yang sangat disegani di atas court. Deretan prestasi pun mereka raih mulai dari Asian Games, All England, hingga yang paling luar biasa adalah 3 kali juara dunia BWF.

Meski memiliki banyak prestasi, bukan berarti Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan menjalani karier yang sempurna. Ada kekalahan dan kemenangan yang pernah mereka rasakan. Bahkan, beberapa momen kemenangan dan kekalahan masih membekas hingga saat ini.

Dalam sebuah kesempatan, pasangan berjuluk The Daddies ini mengungkapkan kekalahan yang paling menyesakkan bagi mereka adalah di babak semifinal All England 2013. Keduanya sepakat tentang hal ini.

Pada pertandingan itu, Ahsan/Hendra seharusnya dapat mengalahkan pasangan asal China, Liu Xiao Long/Qiu Zi Han. Namun tanpa disangka, mereka justru tumbang melalui rubber game, 12-21, 21-13, dan 17-21.

Namun, dalam hal urusan kemenangan yang paling berkesan, keduanya sedikit memiliki perbedaan pendapat. Bagi Hendra Setiawan, kemenangan yang paling berkesan untuknya selama berpasangan dengan Mohammad Ahsan adalah saat meraih gelar juara dunia pada 2015.

Pasalnya, saat itu turnamen digelar di Istora Senayan, Jakarta, Indonesia. Ajang itu pun bertepatan pada 16 Agustus 2015.

 

Tak ayal, kemenangan itu menjadi spesial karena menurut Hendra karena meraih gelar juara dunia di negeri sendiri dan bertepatan sebelum Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Baginya, itu suatu kebanggan yang tak terkira.

“Kami menang pertandingan itu (Kejuaraan Dunia) di Jakarta dan sebelum 17 Agustus. Jadi, ada perasaan senanglah bisa memberi kado untuk ulang tahun Indonesia,” kata Hendra Setiawan.

Berbeda dengan Hendra, Mohammad Ahsan berujar bahwa kemenangan yang paling berkesan adalah di final All England Open 2019. Ahsan mengatakan bahwa kemenangan itu sangat berkesan karena menjadi titik balik baginya bahwa mereka masih mampu bersaing di usia yang sudah tidak muda lagi.

“Buat saya, kemenangan itu menjadi titik balik untuk saya dan Hendra. Awalnya kami kira sudah tidak bisa bersaing, tetapi gelar All England Open 2019 membuktikan kami bisa. Sejak saat itu saya dan Hendra jadi punya keyakinan kalau kami bisa jadi juara,” kata Mohammad Ahsan.

Itulah kekalahan dan kemenangan paling berkesan untuk Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan.(Sumber)