News  

KBRI London Selidiki Wanita WNI Diduga Tewas Ditikam Remaja Inggris di Berkshire

Seorang wanita Warga Negara Indonesia (WNI) yang diidentifikasi bernama Mayawati Bracken (56) diduga tewas ditikam remaja berusia 18 tahun di Desa Pangbourne, Berkshire, Inggris.

Tak lama usai penikaman Maya terjadi, remaja itu ditemukan tewas di lintasan rel kereta api dekat lokasi insiden pertama — yang membuat polisi meyakini bahwa kedua kematian saling berkaitan.

Menurut laporan media lokal, tim medis menerima panggilan darurat di persimpangan Tidmarsh Road and Flower’s Hill sekitar pukul 17.45 pada Kamis (4/1). Ketika tiba, mereka menemukan mobil Lexus yang diduga telah ditabrak beserta Maya di dalamnya.

Menderita luka tikaman cukup parah, Maya sempat ditangani oleh tim medis di lokasi kejadian. Namun nahas, nyawa Maya tidak tertolong.

Setengah jam kemudian, polisi menerima laporan mengenai seorang remaja yang tewas di lintasan rel kereta api tak jauh dari lokasi Maya ditemukan. Remaja laki-laki itu seketika tewas di tempat kejadian — tanpa disebutkan apa penyebab kematiannya.

Tidak jauh pula dari lokasi kejadian, polisi menemukan sebilah pisau tergeletak di rumput yang diyakini digunakan remaja tersebut untuk menikam Maya.

Kepolisian Thames Valley meyakini, kedua insiden tragis itu saling berkaitan dan mereka pun memutuskan untuk tidak meluncurkan investigasi mengenai tersangka lain.

“Kami telah meluncurkan penyelidikan pembunuhan setelah kematian seorang wanita di dekat Flower’s Hill, Pangbourne, dan penemuan pemuda yang sudah meninggal di Stasiun Kereta Api Pangbourne,” kata Inspektur Detektif Kevin Brown, seperti dikutip dari The Sun.

“Kami sedang dalam tahap awal penyelidikan yang rumit ini, namun saat ini kami tidak sedang mencari orang lain sehubungan dengan kedua kematian tersebut,” sambung dia.

Brown menambahkan, peristiwa pembunuhan dan kecelakaan itu terjadi tidak jauh dari kediaman mewah Maya di Flower’s Hill. Saat ini, polisi sedang menggeledah rumah dengan tujuh kamar tidur tersebut.

“Tidak ada ancaman yang lebih luas bagi masyarakat dari insiden yang menyedihkan dan tragis ini,” tutup Brown.
KBRI London Ikut Selidiki

Terkait tragedi ini, Direktur Perlindungan WNI Judha Nugraha dalam keterangan tertulisnya pada Minggu (7/1) memberikan tanggapan.

Judha menjelaskan, Kementerian Luar Negeri RI melalui utusannya di London saat ini bekerja sama dengan otoritas lokal untuk menelusuri status kewarganegaraan Maya dan penyebab kematiannya.

“KBRI London sedang berkoordinasi dengan pihak kepolisian setempat mengenai peristiwa pembunuhan terhadap Mayawati Bracken, termasuk mengenai status kewarganegaraan Almarhumah,” kata Judha.

Sebab, sambung Judha, paspor milik Maya tercatat telah habis masa berlakunya sejak 16 Agustus 2023 — ia pun tidak lagi mengajukan perpanjangan paspor sejak saat itu.

Kesaksian Tetangga Maya
Sehari setelah insiden terjadi, tetangga Maya pada Jumat (6/6) mulai menceritakan kengerian yang menyelimuti wilayah permukiman sepi dan cenderung jarang terjadi kegaduhan tersebut.

Menurut keterangan mereka, Maya baru beberapa tahun menempati sebuah rumah mewah dengan tujuh kamar tidur seharga GBP 2,5 juta (Rp 49 miliar) di Flower’s Hill. “Daerah tersebut dikenal sebagai deretan jutawan,” kata para tetangga Maya.

Maya diketahui tinggal di rumah mewah itu bersama anak-anaknya yang sudah besar, setelah berpisah dengan sang suami. “Dia [Maya] telah tinggal di sana selama beberapa tahun. Dia berpisah dengan suaminya dan memiliki sebuah rumah besar,” jelas salah seorang tetangga.

Sebelum di Inggris, sambung dia, Maya dan keluarganya sempat tinggal di Hong Kong. Selain itu, salah seorang tetangga lainnya mengungkapkan selama tinggal di Flower’s Hill, Maya di matanya dipandang sebagai perempuan yang sering menyendiri.

“Saya selalu melambaikan tangan ketika saya berjalan melewatinya, dia adalah wanita yang baik,” ungkapnya.
Menurut tetangga lainnya, insiden semacam ini cenderung langka terjadi di Desa Pangbourne yang cenderung sunyi. Sehingga, menurut mereka situasi tersebut sangat mencekam.

“Ketika kami melihat semua polisi tadi malam, itu seperti adegan film horor — mereka berlarian ke mana-mana. Dan kemudian kami mendengar ada orang yang meninggal di stasiun kereta,” jelasnya.

“Ini mengejutkan bagi desa kecil kami yang tenang. Sangat tidak biasa,” pungkasnya.
Seorang teman Maya yang tidak disebutkan identitasnya mengatakan, Maya merupakan sebagai sosok ibu penyayang dan sangat mencintai anak-anaknya.

“Maya adalah seorang wanita yang baik, sangat baik dan murah hati kepada orang-orang. Dia sangat menyayangi semua anak-anaknya. Dia memiliki anak kembar, laki-laki dan perempuan, dan seorang anak laki-laki lagi. Dia akan melakukan apa saja untuk mereka,” tutup dia.(Sumber)