Sulitnya Ganda Putri Indonesia Punya Pelapis Sama Kuat

PBSI hingga kini masih kesulitan menemukan pelapis yang solid untuk menemani Greysia Polii/Apriyani Rahayu. Kenapa?

Indonesia memiliki satu pasang ganda putri terbaik yang menempati peringkat lima besar dunia BWF. Mereka adalah Greysia/Apriyani.Selain itu, belum ada pasangan lain yang mampu menyodok maupun mendekati prestasi mereka.

Eng Hian, pelatih ganda putri, bahkan sudah melakukan bongkar pasang dari pemain yang tersisa. Yakni Della Destiara/Rizky Amelia Pradipta dan Ni Ketut Mahadewi/Tania Oktaviani Kusumah. Tapi upaya itu stagnan. Prestasi mereka cenderung inkonsisten di berbagai turnamen.

Secara peringkat, Della/Rizki berada di peringkat 17, dengan prestasi terbaik semifinal di Kejuaraan Asia 2019. Kemudian, Ni Ketut Mahadewi/Rizki di bawah mereka dengan prestasi terbaik perempatfinal Malaysia Open 2019.

Hal itu membuat PBSI cemas mengingat jika kondisi itu terus berlanjut, bukan tidak mungkin hanya Greysia/Apriyani yang lolos kualifikasi Olimpiade.

“Ini menurut saya masalah nonteknis semua. Di mana setiap orang itu, apalagi yang menjadi persoalan tunggal putri, ganda putri, pasti ada persoalan mood,” kata Greysia dalam dikutip dari detikSport di Pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta Timur.

“Kalau pria tak bisa mood-an karena mereka kalau tidak kerja, ‘aduh keluarga saya makan apa?’ Selain itu, kecenderungan pria tak punya masalah ini (kewanitaan). Nah, itu yang saya bilang nonteknis,” sambungnya.

Greysia tak menampik dirinya juga memiliki persoalan seperti itu. Namun, kuncinya adalah pada pengendalian diri sendiri sehingga hal-hal tersebut bisa teratasi.

“Saya pun sama, ada emotional feeling, ada yang naik turun, tapi itu yang harus kita jaga,” ujar dia.

“Memang tidak mudah menjadi pemain putri. Artinya, kami harus tahan capek, fokusnya harus kuat. Namun, jika tujuan kita adalah menjadi juara, harusnya berada di pelatnas juga untuk mewujudkan itu, bukan sebaliknya. Maka itu, seperti yang saya bilang pola pikirnya harus kuat dulu.”

“Kalau tidak punya rasa itu, ya seperti yang saya bilang akan ada naik turun. Kalau masalah teknis kan semua atlet bulutangkis pasti pernah mengalami,” demikian dia. [detik]