Mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terlihat gamang dan gugup ketika dicecar pertanyaan wartawan seputar desakan pemakzulan terhadap putranya, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Dalam wawancara yang kini viral, Jokowi hanya menjawab singkat, “Prabowo-Gibran itu dipilih satu paket”, seolah ingin bersembunyi di balik sosok Prabowo Subianto.
Pernyataan itu menuai sorotan tajam dari publik dan pakar hukum tata negara. Pasalnya, pemakzulan diatur secara eksplisit dalam Pasal 7A UUD 1945, yang menegaskan bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden dapat diberhentikan jika melakukan pelanggaran berat atau perbuatan tercela.
Menurut sastrawan politik Ahmad Khozinudin, frasa “dan/atau” membuka peluang pemakzulan Gibran tanpa menyentuh jabatan Presiden Prabowo. Ini artinya, meski mereka terpilih sebagai pasangan, konstitusi tidak mengharuskan keduanya diturunkan bersama.
“Kasus Gus Dur dan Soeharto jadi preseden. Mereka diturunkan tanpa pasangan mereka ikut lengser. Gibran pun bisa bernasib sama,” ujar Khozinudin kepada Radar Aktual, Ahad (8/6/2025).
Isu makin panas setelah publik mengungkap dua hal mencengangkan: akun Gibran dengan nama ‘fufufafa’ yang dinilai berisi konten tak pantas, dan temuan bahwa akun Instagram Wapres sempat mengikuti akun judi online. Dua hal ini dianggap sebagai bentuk nyata perbuatan tercela.
Secara hukum, proses pemakzulan bisa dimulai dari DPR, diteruskan ke Mahkamah Konstitusi (MK), dan diakhiri keputusan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Namun, ada wacana jalan pintas: gelombang demonstrasi besar-besaran yang mendesak MPR mengambil tindakan langsung.
“Jika rakyat bergerak, dan didukung Purnawirawan TNI seperti saat ini, bukan tidak mungkin skenario itu terjadi lebih cepat,” ungkap Khozinudin.
Di tengah tuntutan pemakzulan anaknya, Jokowi juga belum lepas dari isu lama: dugaan ijazah palsu. Belum reda, kini muncul pula kasus dugaan keterlibatan Jokowi dalam proyek Raja Ampat yang disebut-sebut sarat kepentingan oligarki.
“Becik ketitik, olo ketoro,” kata Khozinudin, mengutip pepatah Jawa. “Semua akan memetik buah dari perbuatannya.”