News  

Penerbitan Izin Impor Lambat, Stok Daging Sapi Terancam Minim di Bulan Ramadhan

Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia (Aspidi) mengungkapkan stok daging sapi terancam menipis saat Ramadan akibat penerbitan izin impor terlambat.

Sekretaris Jenderal Aspidi, Suhandri, mengatakan stok daging sapi impor beku di importir tersisa sekitar 7.000 ton. Sedangkan kebutuhan daging sapi di Jabodetabek dan Bandung Raya sekitar 25.000-30.000 ton pada bulan Ramadan.

“Stok tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan ini. Tantangan impor daging tahun ini adalah penerbitan izin impor di akhir Februari sehingga waktu tidak cukup untuk mendatangkan daging sapi di awal Ramadan,” ujar Suhandri saat dihubungi kumparan, Minggu (10/3).

Suhandri menuturkan, jumlah kuota impor daging sapi sangat sedikit untuk kebutuhan sampai akhir Desember 2024 sebanyak 145.250 ton dari total pengajuan impor sebanyak 460.000 ton.

“Harga di pihak eksportir mulai bergerak naik. Ada kekhawatiran di pihak importir jika semua kuota diimpor untuk kebutuhan Ramadan dan lebaran, bulan berikutnya tidak bisa impor untuk kebutuhan reguler,” imbuhnya.

Suhandri menyarankan pemerintah untuk memberikan kuota tambahan impor daging sapi. Sehingga importir mau melakukan impor dengan kuota yang ada dan menutupi kelangkaan kebutuhan.

Berdasarkan panel harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), selama periode 3-10 Maret 2024, harga daging sapi murni terpantau meningkat 0,58 persen menjadi Rp 136.230 per kg.

Harga daging sapi termahal berada di Aceh senilai Rp 173.490 per kg, sedangkan harga terendah berada di Nusa Tenggara Timur (NTT) senilai Rp 113.190 per kg.

(Sumber)