Reliji  

Cara Mencegah Dampak Negatif Media Sosial Dalam Pandangan Islam

Akhir-akhir ini, hampir semua masyarakat Indonesia sudah mengenal dan menggunakan media sosial sebagai aktivitas dan kebutuhan harian. Media sosial menjadi wadah untuk berbagai agenda kegiatan dan alat yang sering digunakan oleh masyarakat, khususnya anak muda, untuk berinteraksi antar sesama.

Hampir sebagian besar masyarakat Indonesia mengakses media sosial untuk mencari hiburan dan informasi yang dibutuhkan. Bahkan, menjadikan media sosial sebagai ladang untuk mencari pekerjaan, atau bahkan dalam mendapatkan pendapatan hidup, serta bisa menjadi wadah kebermanfaatan.

Namun, dalam menggunakan media sosial, perlu memperhatikan beberapa hal yang sesuai dengan ajaran syariat Islam. Karena banyak juga hal negatif yang ditimbulkan dengan adanya media sosial.

Dalam hal ini, tentu agama Islam mengatur dan memperhatikan dalam berbagai segi, baik dalam penggunaannya, dalam segi adab, maupun etika.

Islam adalah agama yang menuntun umatnya untuk selalu mengutamakan berbuat baik dalam setiap sisi kehidupan, termasuk memiliki batasan-batasan syar’i dalam berbagai aspek kehidupan, terutama dalam menjaga interaksi, baik secara langsung maupun tidak langsung (daring), semisal dalam menggunakan media sosial.

Hal ini agar tercipta kondisi yang lebih nyaman, bijak, dan tetap memperhatikan etika yang bermoral dalam setiap aktivitasnya.

Adapun beberapa langkah dalam menghindari dampak negatif dari penggunaan media sosial, yang bisa kita lakukan dan upayakan, dalam menggunakan dan mengakses media sosial agar tidak menyalahi aturan-aturan syar’i, antara lain:

Langkah menghindari dampak negatif dari pengunaan media sosial

Cara mengurangi dampak negatif media sosial, antara lain:

1) Membatasi waktu penggunaan media sosial;

2) Menghindari bermain menggunakan media sosial untuk sesuatu yang tidak penting;

3) Menghindari menggunakan media sosial saat jam-jam tertentu;

4) Mematikan notifikasi media sosial;

5) Menghabiskan waktu luang dengan keluarga; dan 6) Fokus dengan pekerjaan.

Langkah dan cara menggunakan media sosial dalam pandangan Islam

Berikut ini adalah adab-adab dalam menggunakan media sosial sesuai ajaran Islam:

1) Mencari informasi yang bermanfaat;

2) Dalam menggunakan media sosial, seyogyanya kita memanfaatkanya dengan bijak dan positif. Salah satunya dengan menjadikan media sosial sebagai sarana untuk mencari informasi dan pengetahuan yang bermanfaat.

Mengatasi pengaruh media sosial

Beberapa langkah yang bisa dilakukan dalam mengatasi kecanduan media sosial, antara lain:

1) Memulai hobi baru yang tidak berkaitan dengan media sosial;

2) Membuat jadwal atau membatasi waktu untuk bermain media sosial;

3) Memperbanyak aktivitas di luar rumah; dan

4) Meletakkan gadget yang jauh dari genggaman atau pandangan.

Etika yang perlu diterapkan dalam bermedia sosial

Beberapa etika yang perlu diterapkan dalam bermedia sosial adalah:

1) Pergunakan bahasa yang baik;

2) Hindari penyebaran SARA, aksi kekerasan, dan lainnya;

3) Kroscek kebenaran berita;

4) Menghargai hasil karya orang lain;

5) Jangan terlalu mengumbar informasi pribadi;

6) Bijak dalam menggunakan media sosial;

7) Menjunjung tinggi etika dalam berkomunikasi;

8) Selektif dalam menyebarkan informasi;

9) Tidak menyebarkan rahasia pribadi ke ranah publik;

10) Bijak dalam mengatur waktu online; dan

11) Hati-hati dalam menyebarkan atau menyampaikan data pribadi.

Sedangkan, dampak negatif lainnya dari menggunakan atau pelaku media sosial adalah menjauhkan orang-orang yang sudah dekat dan sebaliknya, interaksi secara tatap muka cenderung menurun, dan membuat orang-orang menjadi kecanduan terhadap internet. Selain itu, juga dapat menimbulkan konflik.

Masalah privasi rentan terhadap pengaruh buruk orang lain. Maka, hal yang perlu dihindari saat menggunakan media sosial, yakni hindari dalam lingkungan toxic. 

Selain itu, hindari dalam perilaku atau keterlibatan menyebarkan info atau berita hoax serta informasi bohong, meskipun dengan tujuan yang baik, seperti informasi mengenai kematian orang yang masih hidup dan lain sebagainya.

Hindari pula dan berhati-hati dalam area yang terdapat penyebaran materi pornografi dan kemaksiatan, meskipun hanya sekedar gambar. Info perselingkuhan hal tersebut dapat mengotori hati. Hindari segala macam hal yang terlarang secara syar’i dan hindari segala konten yang benar, namun tidak sesuai tempat dan/atau waktunya.

Islam sangat mengatur umatnya dalam bermuamalah dan berinteraksi, baik secara langsung maupun secara online. Islam pun mengatur etika dan adab dalam kita berkomunikasi secara online di dalam media sosial. Jika kita tidak menjaga adab dalam hubungan sosial, pasti akan dibenci orang. Demikian pula, dalam media sosial, tulisan yang menyakiti orang pasti akan membekas pada hati mereka. Bedanya, jika dengan lisan, akan terhapus; sedangkan dengan tulisan, kata-kata itu akan selamanya dibaca orang dan terekam dalam bukti jejak media.

Langkah-langkah praktis yang dapat kita lakukan dan upayakan dalam menggunakan dan mengakses media sosial agar tidak menyalahi aturan-aturan syar’i

Adapun beberapa langkah praktis yang dapat kita lakukan dan upayakan dalam menggunakan dan mengakses media sosial agar tidak menyalahi aturan-aturan syar’i, antara lain :

Mencari informasi yang bermanfaat

Dalam menggunakan media sosial, seyogyanya kita memanfaatkannya dengan bijak dan positif. Salah satunya dengan menjadikan media sosial sebagai sarana untuk mencari informasi dan pengetahuan yang bermanfaat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda,

مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا, سَهَّلَ اللهُ لَهُ طَرِيْقًا إِلَى الجَنَّةِ

Barangsiapa menempuh satu jalan (cara) untuk mendapatkan ilmu, maka Allah pasti mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim)

Menjaga lisan dan kata-kata dalam berucap atau ketika menulis

Sebagai seorang muslim, kita diperintahkan untuk menjaga lisan dan ucapan kita, baik dalam hal muamalah harian maupun dalam kegiatan, termasuk dalam bermedia sosial. Sebagaimana dalam sebuah riwayat yang berisi nasihat dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wassalam. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

عليك بطول الصمت فإنه مطردة الشيطان وعون لك علي أمر دينك

Hendaklah engkau lebih banyak diam, sebab diam dapat menyingkirkan setan dan menolongmu terhadap urusan agamamu.” (HR. Ahmad)

Budayakanlah tabayyun

Sebagai seorang muslim, kita harus bersikap tabayyun terlebih dahulu dalam menerima informasi atau berita. Hal ini perlu dilakukan untuk meminimalisasi kesalahan informasi atau berita yang tidak benar dan tidak bisa dipertanggungjawabkan. Seperti dalam firman Allah pada surah Al-Hujurat ayat 6,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS. Al-Hujurat: 6)

Menjadikan media sosial sebagai sarana menyebar kebaikan

Kebaikan dapat kita sampaikan dengan banyak cara dan berbagai media sarana. Salah satunya adalah dengan menyebarkan kebaikan melalui media sosial. Salah satu cara berdakwah kaum muslimin akhir-akhir ini pun tidak terlepas dari media sosial. Imam Muslim meriwayatkan dalam kitab Shahih-nya, hadis dari sahabat Uqbah bin ‘Amr bin Tsa’labah radhiyallahu ’anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam bersabda,

من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه

Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan, maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim)

Meminta perlindungan dengan berdoa

Meminta perlindungan kepada Allah agar kita terhindar dari fitnah dan syubhat akhir zaman yang banyak beredar dalam dunia maya, terutama maksiat yang diumbar dan dosa-dosa yang ditampakkan.

Semoga Allah ‘Azza Wajalla menjaga hidayah dan keistikamahan kita, mengaruniakan keberkahan dan keikhlasan dalam setiap amal yang kita perbuat.

Berdoa dan senantiasa meminta perlindungan kepada Allah agar kita terhindar dari fitnah dan perbuatan keji, yakni fitnah-fitnah informasi yang memperburuk dan menimbulkan penyakit hati yang terumbar dalam berbagai segi kehidupan, termasuk di media sosial.

Semoga kita dimudahkan dan dimampukan dalam menjaga niat diri, ikhlas menjadi insan yang semakin bertakwa dan mengimani setiap syariat dan sunah Nabi.