News  

Yang Dicari Pengalaman

Pengalaman berkunjung ke Thailand dan Korea Selatan, dua negara yang paling kencang pariwisatanya di Asia membuat saya menganulir keyakinan saya selama in tentang pariwisata bahwa bahasa Inggris menjadi kunci keberhasilan. It’s a BIG NO. Masyarakat di dua negara ini cuek bebek ngomong pakai bahasa mereka ke wisatawan. Papan informasi di objek2 pariwisata pun dalam bahasa mereka.

Di sini saya melihat kita unggul, khususnya di Bali dan Jogja. Masyarakat kita yang bersentuhan dengan pariwisata berbahasa Inggris. Meski sederhana, wisatawan tidak dibuat frustrasi. Mereka dibuat nyaman. Ironisnya jumlah wisatawan ke kedua negara itu jauh lebih banyak dari kita.

Apa yang wisatawan cari?

Pengalaman, ya sekali lagi pengalaman. Orang kita tetap saja ke Singapura untuk belanja meski barang-barang di sana kebanyakan sudah ada di sini dan orang-orangnya sering ketus kita. Kita tetap ke Thailand, Korsel, Vietnam meski tidak mengerti bahasanya.

Singapura menawarkan pengalaman belanja yang menyenangkan. Korsel menawarkan pengalaman berada di negara yang unggul di industri hiburan dan teknologi. Thailand menawarkan pengalaman kuliner dan belanja yang menyenangkan.

Orang Indonesia menggandrungi suasana outdoor di mana kita bisa duduk, ngobrol sambil menikmati kopi tanpa gangguan pengamen serta asap kendaraan bermotor. Cafe2 indoor di Indonesia kita buat seolah di outdoor.

Pada dasarnya orang pergi ke suatu tempat untuk melihat, merasakan dan mengalami apa yang tidak ada di negaranya.

Kita punya semuanya ; keindahan alam, makanan enak dan unik serta manusia yang ramah. Tinggal meramu semuanya menjadi satu pengalaman dengan dukungan infrastruktur yang aman dan nyaman. Di sinilah peran Pemerintah dibutuhkan.

Catatan pariwisata Tantowi Yahya