Bamsoet Ungkap Keprihatinan SBY Demokrasi Makin Rusak: Pilkada Makin Pragmatis

Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Bambang Soesatyo, mengungkapkan isi pertemuannya dengan Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), di kediaman pribadi SBY di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Selasa (28/5).

Bamsoet mengatakan, dirinya banyak membahas soal kehidupan bangsa dan negara. Sekaligus melaporkan berbagai hal yang telah dilakukan oleh MPR periode 2019-2024.

“Karena ini bagian daripada awal kita menjabat sebagai pimpinan MPR, kita meminta masukan, dan masukan itu hal-hal yang belum kita lakukan, kita laporkan,” kata Bamsoet kepada wartawan di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (29/5).

Bamsoet menjelaskan, semua hal tersebut disampaikan ke SBY. SBY memberikan evaluasi dan masukan terhadap MPR saat ini.

Selain itu, dia menuturkan bahwa SBY prihatin dengan kondisi demokrasi yang disebut merusak sendi moral bangsa Indonesia.

“Kedua, keprihatinan beliau terhadap demokrasi yang makin lama makin merusak sendi-sendi moral masyarakat, seperti biaya yang sangat tinggi daripada demokrasi yang kita jalankan hari ini,” ujar dia.

Lebih jauh, Bamsoet menceritakan saat SBY ikut turun pada masa kampanye Pilpres 2024. Dia menjelaskan, SBY melihat bahwa masyarakat Indonesia makin sadar dengan politik.

“Tetapi bad news-nya adalah berbiaya tinggi, nomor piro wani piro [nomor berapa berani berapa]. Ini yang perlu kita evaluasi,” terang dia.

Bamsoet menjelaskan, pembahasan dirinya dengan SBY juga berkaitan dengan pilkada. Dia dan SBY khawatir kontestasi Pilkada 2024 makin pragmatis.

“Ya, justru itu kaitannya dengan pilkada ke depan. Yang kita khawatirkan nanti kita makin pragmatis. Tetapi kita tak boleh menyalahkan rakyat. Pesan beliau begitu,” ujar Bamsoet.

(Sumber)