Ada Agenda Tersembunyi Di Balik Getolnya Gerindra Dorong Ridwan Kamil ke Jakarta?

Politisi Gerindra Habiburokhman getol sekali mendorong Ridwan Kamil ikut Pilgub Jakarta. Apa memang Partai Gerindra tidak punya stock kader untuk bertarung di Pilgub Jakarta? Padahal, banyak kader Partai Gerindra potensial untuk merebut kursi Jakarta-1.

Mungkin Gerindra pesimis belum punya kader yang mumpuni melawan Anies Rasyid Baswedan yang secara resmi diumumkan sebagai calon gubernur Jakarta oleh DPW PKB Jakarta.

Atau mungkin Gerindra punya agenda tersembunyi. Prabowo dan Gerindra butuh Anies Rasyid Baswedan. Untuk apa? Penyeimbang antara Prabowo dan Jokowi.

Ibarat pepatah, sambil menyelam minum air. Gerindra mendorong Ridwan Kamil di Pilgub Jakarta otomatis kursi calon gubernur Jawa Barat potensial jatuh ke kader Gerindra, Dedi Mulyadi.

Setelah Ridwan Kamil meninggalkan kans terbesarnya sebagai calon gubernur Jawa Barat yang paling potensial bertarung di Pilgub Jakarta. Membuka peluang kader Gerindra dulunya kader Golkar, Dedi Mulyadi calon yang paling diunggulkan di Pilgub Jawa Barat.

Partai Gerindra ingin melengkapi kemenangannya di Jawa Barat. Setelah menang Pileg dua periode berturut-turut 2019 dan 2024 di Jawa Barat tentu saja Partai Gerindra ingin sekali kadernya menjadi orang nomor satu di Gedung Sate.

Dengan didorongnya Ridwan Kamil ke Jakarta maka calon kuat gubernur Jawa Barat tinggal Dedi Mulyadi, Haru Suandharu digadang-gadang oleh PKS sebagai calon gubernur dan dari PDIP ada Ono Surono.

Tinggal sekarang maukah Ridwan Kamil ke Jakarta bertarung melawan Anies? Ini yang sedang dipertimbangkan Ridwan Kamil.

Mau maju di Pilgub Jakarta lawan Anies Baswedan dengan syarat? Kabarnya Ridwan Kamil berani maju bila ada jaminan menang dari Jokowi dan Prabowo.

Jokowi jadi Presiden hingga 20 Oktober 2024. Sementara hari pencoblosan 27 November 2024 presiden sudah beralih ke Prabowo.

Itulah pentingnya jaminan dari Jokowi dan Prabowo. Jaminan menang lawan incumbent Anies Baswedan yang tentu saja tidak mudah dikalahkan karena pemilih Jakarta mayoritas pemilih rasional.

Jaminan menang itu kabarnya Jokowi merestui bila Kaesang jadi calon wakil gubernurnya Ridwan Kamil. Ini pula mengapa keponakan Prabowo Budisatrio Djiwandono batal maju di Pilgub Jakarta.

Ibarat peribahasa tadi, sambil menyelam minum air. Pertarungan makin seru. Diam-diam Prabowo mengincar Jabar-1 untuk kadernya, Dedi Mulyadi. Bermain dua kaki, Jokowi dan Anies. Betulkah? Kita lihat saja.

Wallahua’lam bish-shawab
Bandung, 8 Dzulhijjah 1445/15 Juni 2024
Tarmidzi Yusuf, Kolumnis