News  

Diseret ke Jakarta, Ridwan Kamil Hanya Diperalat Untuk Hadang Anies Baswedan?

Tarik menarik Partai Golkar, Gerindra dan Jokowi di Pilgub Jakarta dan Jawa Barat. Diatas kertas Ridwan Kamil (RK) berpotensi besar menang di Pilgub Jawa Barat. Sama halnya dengan RK, Anies Baswedan juga berpotensi besar menang di Pilgub Jakarta. Baik RK maupun Anies Baswedan belum punya lawan tanding yang seimbang di Jawa Barat dan Jakarta.

Ini yang membuat RK ketar-ketir didorong maju di Pilgub Jakarta lawan petahana Anies Baswedan. RK sadar betul tidak mudah mengalahkan Anies Baswedan di Jakarta. Selain RK memiliki elektabilitas terpaut jauh dari Anies Baswedan. Apalagi Anies Baswedan akan mendapat amunisi politik baru, PDIP.

Bergabungnya PDIP bersama PKB, PKS dan NasDem makin membuka kans Anies Baswedan menang. Berkaca hasil Pilpres 2024 di Jakarta. Pasangan Anies-Muhaimin kalah tipis dari Prabowo-Gibran. Selisih suara cuma 38 ribu atau selisih hanya 0,6 persen.

Bila pasangan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud digabung perolehan suara kedua pasangan ini menjadi 58.33 persen. Jauh meninggalkan Prabowo-Gibran hanya 41,67 persen.

Pengalaman Pilpres 2024 dan perkembangan politik mutakhir dimana PDIP kemungkinan besar mendukung Anies Baswedan bersama PKB, PKS dan NasDem membuat RK berhitung kembali untuk melawan Anies Baswedan.

Sementara sambil merem saja RK bakal menang di Pilgub Jawa Barat. Sedangkan nasib RK bila maju di Pilgub Jakarta sekalipun dipasangkan dengan putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep belum tentu menang. Pasalnya popularitas dan elektabilitas Kaesang Pangarep tertinggal jauh dari nama-nama yang lebih dulu masuk bursa Pilgub Jakarta.

RK dalam posisi maju kena mundur kena. Jokowi inginkan RK maju di Pilgub Jakarta untuk menghadang Anies Baswedan. Pertaruhan politil RK memiliki risiko politik cukup besar. Bisa-bisa RK menggali kuburan politiknya sendiri di Pilgub Jakarta.

Sementara Gerindra bagaikan mendapat durian runtuh bila RK ke Jakarta. Kader Gerindra, Dedi Mulyadi punya kans besar menang Pilgub Jawa Barat. Sementara Golkar bakal kehilangan kesempatan kader terbaiknya, RK menjadi gubernur Jawa Barat periode kedua.

Sementara ke Jakarta tidak mudah bagi RK untuk menang. Pasalnya pada hari pencoblosan, 27 November 2024 Jokowi sudah menjadi rakyat biasa. Tentu Prabowo punya kepentingan yang berbeda dengan Jokowi, baik di Pilgub Jakarta maupun Jawa Barat.

Maukah RK dan Golkar mengikuti kemauan Jokowi untuk menghadang Anies Baswedan kembali ke Jakarta? RK dan Golkar tentu punya jawabannya.

Wallahua’lam bish-shawab
Bandung, 9 Dzulhijjah 1445/16 Juni 2024
Tarmidzi Yusuf, Kolumnis