Seorang emak-emak bernama Lestina Barus (52 tahun) mengaku ditipu senilai Rp 4 miliar. Aksi ini terkait dengan modus menjanjikan putranya lulus Akpol dan Akmil.
Pelakunya diduga adalah seorang TNI inisial Praka RL dan seorang istri dari polisi inisial JP. Hingga berita ini ditayangkan, keduanya belum memberikan statement kepada wartawan.
“Saya tertipu oleh seorang aparat, dia mengaku dia TNI. Pada awalnya dia juga mengaku TNI,” kata Lestina di Polda Sumut, Rabu (26/6).
“Tapi yang menjembatani saya ke TNI ada perempuan namanya JP, dia yang mengenalkan saya dengan Praka RL ini,” sambungnya.
Awal Mula
Kata Lestina, kasus ini bermula saat April 2023 lalu. Saat itu, anaknya, dan anak JP, sama-sama mengikuti seleksi Akpol. Lestina dan JP saling kenal karena satu kampung di Kota Kabanjahe, Kabupaten Karo.
Saat pengumuman, kedua anak mereka dinyatakan tidak lolos. Namun, pada September 2023, Lestina mendapat kabar bahwa anak JP akhirnya lolos seleksi jalur sisipan.
Lalu, Lestina pun inisiatif untuk menanyakan hal tersebut.
“Dan saya minta tolong sama dia, kalau nanti ada lagi, saya bisa gak ya minta tolong anak saya dimasukkan lagi. Dan dia menjawab, iya kak, kalo nanti ada saya kabari,” kata dia.
Lalu, pada 5 Oktober 2023, JP menghubungi Lestina dan mengabarkan bila anak Lestina bisa mengikuti jalur sisipan. Namun, dengan syarat membayar Rp 3 miliar.
Lestina pun sepakat untuk membayar uang tersebut. Lalu ia berangkat ke Magelang, Jawa Tengah, untuk menyusul JP. JP sebelumnya mengaku berada di Magelang untuk mengantarkan anaknya pendidikan di Akmil.
Keesokan harinya, Lestina didatangi oleh JP dan satu rekannya, yakni Praka RL, di hotel tempatnya menginap.
Di sana proses pembayaran senilai Rp 1,4 miliar. Lalu, sepekan kemudian, dilanjutkan dengan melunasi sisa Rp 1,6 miliar.
Pada tanggal 22 Oktober 2023, Lestina menanyakan kelulusan anaknya. Saat itu, JP mengirimkan surat yang bertuliskan lampiran surat Kapolri. Katanya, surat itu berisikan nama panggilan 6 orang kuota khusus. Nama anak Lestina, masuk dalam daftar itu.
“Dan dia juga (beri) sprint (Surat Perintah) seperti ini, bahwa nama anak saya sudah terdaftar di situ. Saya kan orang awam dan tidak mengerti, saya pikir anak saya sudah memang jebol (lolos),” sambungnya.
Lalu, pada 30 Oktober 2023, Lestina kembali menyerahkan uang Rp 1 miliar lagi. Uang ini sebelumnya dijanjikan untuk meluluskan 2 anak lainnya untuk masuk Sekolah Perwira Prajurit Karier (SEPA PK) TNI.
“Kata RL, kalau anak ibu enggak lulus, kami kembalikan uang ibu 100 persen,” kata dia menirukan.
Usai pembayaran itu, Lestina diminta untuk menunggu. Namun, ia selalu diminta bersabar. Hingga pada 8 November 2023, Praka RL tidak bisa dihubungi.
Akhirnya Lestina pun membuat laporan ke Polda Sumut dan Pomdam I BB.Laporan di Polda Sumut tersebut bernomor STTLP/B/1363/XI/2023/SPKT/Polda Sumut.
Sedangkan, laporan ke Kodam I BB dengan nomor laporan: LP/03/XII/2023.
Kata Polda Sumut
Terkait hal ini, Polda Sumut mengaku telah melimpahkan kasus ini ke POM (Polisi Militer) Magelang. Sebabkan, Praka RL yang menjadi terlapor adalah oknum TNI aktif yang bertugas di Magelang.
“Jadi LP nya itu sudah kita limpahkan ke POM di Magelang, karena yang dilaporkan di situ ternyata anggota TNI dan masih aktif dan yang menerima diduga dananya itu pun personel TNI,” kata Kasubdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Sumut Kompol Bayu Putra Samara.
“Bukan (personel Kodam I BB), di Magelang. Kita sudah jelaskan juga sama si pelapor dan kita kirimkan SP2HP juga, jadi kan si pelapor juga ada buat laporan ke POM di Medan. Sudah dilimpahkan juga,” sambungnya.
(Sumber)