News  

Ini 5 Kecelakaan Pesawat Terparah di Indonesia

Lion Air JT 610 adalah salah satu kecelakaan pesawat terparah di Indonesia yang terjadi akibat kecacatan produk dari Boeing.

Pesawat adalah moda transportasi teraman dengan tingkat kecelakaan yang sangat minim terjadi.

The U.S. Department of Transportation sempat menyebutkan bahwa kecelakaan pesawat hanya menyumbang 138 kematian per tahun di kalangan masyarakat umum.

Jumlah tersebut relatif lebih rendah bila dibandingkan dengan kendaraan darat, seperti kendaraan bermotor yang menyumbang 36.676 kematian selama lima tahun.

Tapi masalahnya, moda transportasi udara memiliki peluang selamat dari kecelakaan yang sangat kecil, yaitu 20 persen.

Data tersebut bisa berubah tergantung dari faktor yang menyebabkan kecelakaan itu sendiri, bisa human error, cuaca, hingga kesalahan teknis.

Daftar Kecelakaan Pesawat Terburuk di Indonesia

Berikut deretan peristiwa kecelakaan pesawat terparah yang pernah terjadi di Indonesia.

1. Garuda Indonesia GA 152 (26 September 1997)

Garuda Indonesia GA 152 (26 September 1997)
Garuda Indonesia GA 152 (26 September 1997) (Photo: Aviation History of Indonesia)

Pesawat Garuda Indonesia dengan kode GA 152 pernah mengalami kecelakaan terburuk dalam sejarah penerbangan Indonesia.

Peristiwa ini terjadi di Desa Buah Nabar, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara pada 26 September 1997.

Kala itu, pilot pesawat mengalami kesalahpahaman dengan pihak menara kontrol, hingga mengarahkan pesawat ke arah tebing gunung.

Tak lama setelahnya, pesawat menabrak tebing gunung dan meledak dalam waktu singkat.

Kecelakaan ini mengakibatkan 234 orang  yang terdiri dari 222 penumpang dan 12 awak meninggal dunia.

2. Mandala Airlines (5 September 2005)

Mandala Airlines (5 September 2005)
Mandala Airlines (5 September 2005) (Photo: Elshinta)

Peristiwa kecelakaan pesawat berikutnya terjadi pada 5 September 2005.

Pesawat Boeing 737-200 milik Mandala Airlines dengan rute Medan-Jakarta ini mengalami kegagalan saat lepas landas dari bandara Polonia Medan.

Dari kecelakaan ini, tercatat 16 orang dari 117 penumpang selamat dan 44 orang di darat turut menjadi korban.

3. Adam Air KI 574 (1 Januari 2007)

Adam Air KI 574 (1 Januari 2007)
Adam Air KI 574 (1 Januari 2007) (Photo: Mata Mata News)

Pesawat Adam Air dengan nomor penerbangan KI 574 rute Surabaya-Manado mengalami kecelakaan di Selat Makassar pada 1 Januari 2007.

Pesawat berjenis Boeing 737-400 itu mengangkut 102 penumpang yang terdiri dari 96 penumpang dan 6 kru.

Setelah kotak hitam atau black box ditemukan, KNKT mengklarifikasi bahwa penyebab kecelakaan pesawat itu adalah cuaca buruk, kerusakan pada alat bantu navigasi Inertial Reference System (IRS), dan kegagalan kinerja pilot dalam menghadapi situasi darurat.

4. AirAsia QZ8501 (28 Desember 2014)

AirAsia QZ8501 (28 Desember 2014)
AirAsia QZ8501 (28 Desember 2014) (Photo: Nawacita)

Pesawat Air Asia dengan nomor penerbangan QZ8501 dengan rute Surabaya-Singapura mengalami kecelakaan pada 28 Desember 2014 di kawasan perairan Belitung.

Pesawat yang mengangkut 155 penumpang dan 7 kru ini sempat meminta izin naik ke ketinggian 38.000 kaki dari 32.000 kaki saat diadang awan badai.

Namun pemandu lalu lintas udara di Jakarta hanya memberikan izin untuk naik hingga ketinggian 34.000 kaki.

Tak lama setelah itu, pesawat AirAsia tiba-tiba naik ke ketinggian 37.400 kaki dalam waktu 30 detik dan diduga mengalami stall.

Kemudian pesawat turun ke 32.000 kaki dalam waktu 30 detik, lalu terjatuh ke laut.

5. Lion Air JT 610 (29 Oktober 2018)

Ilustrasi kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 (29 Oktober 2018)
Ilustrasi kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 (29 Oktober 2018) (Photo: Getty Images)

Kecelakaan pesawat terparah yang pernah terjadi di Indonesia adalah kecelakaan pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 610.

Pesawat itu dijadwalkan untuk terbang dari Bandara Soekarno Hatta menuju Pangkal Pinang pada 29 Oktober 2018.

Tak lama setelah take-off, pesawat Boeing 737 Max dikabarkan jatuh di area perairan Karawang, Jawa Barat.

Kecelakaan ini mengakibatkan 189 orang penumpang yang terdiri dari 170 penumpang dewasa, 1 penumpang anak, 2 bayi, 2 pilot, serta 5 kru, meninggal dunia.

Lima bulan setelahnya, pesawat Boeing 737 Max kembali mengalami kecelakaan tragis di Ethopia.

Setelah mengalami dua kali kecelakaan fatal, banyak pihak yang mendesak Boeing untuk melakukan investigasi lebih lanjut.

Sampai akhirnya, Boeing mengakui bahwa ada kecacatan pada sistem maneuvering characteristics augmentation system (MCAS).

(Sumber)