Anies Baswedan Diatas Angin, Hubungan Gerindra dan Partai Golkar Panas Dingin

Boleh saja ketua umum partai Koalisi Indonesia Maju (KIM) mengklaim solid. Fakta berbicara lain. Pilgub Banten buktinya. Hampir saja Partai Golkar terkunci di Pilgub Banten.

Partai Gerindra “memborong” partai pemilik kursi di DPRD Banten mendukung kader Gerindra, Andra Soni sebagai bakal calon gubernur Banten. Hanya menyisakan dua partai saja, Partai Golkar dan PDIP.

Gerindra bersama enam partai lainnya sepakat mengusung Andra Soni-Achmad Dimyati Natakusumah, kader PKS. Sedangkan Partai Golkar dan PDIP mempersiapkan Airin Rachmi Diany-Ade Sumardi di Pilgub Banten.

Sama halnya dengan Ridwan Kamil yang pernah ditunjuk sebagai Ketua TKD Jawa Barat Prabowo-Gibran. Airin Rachmi Diany merupakan Wakil Ketua Umum Partai Golkar dan sempat jadi Ketua Tim Kampanye Daerah Banten Prabowo-Gibran.

Kedua kader Partai Golkar ini, Ridwan Kamil berpotensi tidak mendapat dukungan dari Prabowo. Airin Rachmi Diany sendiri sudah dipastikan tidak mendapat dukungan dari Prabowo yang mereka berdua perjuangkan di Pilpres 2024.

Berbedanya dukungan Prabowo Subianto di Pilkada Banten dan Jawa Barat dikarenakan Partai Gerindra mendukung kadernya sendiri di Pilkada Banten, Andra Soni.

Sedangkan di Jawa Barat Partai Gerindra mendukung kadernya Dedi Mulyadi. Tidak menutup kemungkinan pula Ketua Gerindra Jawa Barat, Taufik Hidayat yang dikenal sebagai loyalis Prabowo dicalonkan sebagai bakal calon gubernur Jawa Barat.

Belum turunnya rekomendasi Partai Gerindra di Pilgub Jawa Barat diprediksi karena menunggu perkembangan politik di Pilgub Jakarta. Partai Golkar dan Gerindra sedang saling intip arah dukungan ke Anies Baswedan.

Anies Baswedan menuai “berkah” politik di Pilgub Jakarta. Praktis Anies Baswedan tanpa lawan tanding seimbang setelah sinyal kuat Ridwan Kamil lebih condong kembali ke Jawa Barat.

Menurut survei Litbang Kompas menempatkan Anies Baswedan di posisi teratas dengan elektabilitas 29,8 persen. Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok menempati urutan kedua dengan elektabilitas 20 persen. Sedangkan Ridwan Kamil menurut Litbang Kompas menempati urutan ketiga, 8,5 persen di bursa calon gubernur Jakarta.

Sementara menurut survei yang sama, Litbang Kompas merilis hasil survei di Pilgub Jawa Barat menempatkan Ridwan Kamil di posisi pertama 36,6 persen. Jauh meninggalkan pesaing terdekatnya, Dedi Mulyadi yang hanya 12,2 persen.

Batal majunya Ridwan Kamil di Pilgub Jakarta membuat posisi Anies Baswedan diatas angin. Sementara hubungan Partai Golkar dan Partai Gerindra panas dingin karena sama-sama menginginkan Jabar-1.

Diprediksi partai yang paling dulu mendukung Anies Baswedan di Pilgub Jakarta, apakah Gerindra atau Partai Golkar akan berdampak pada Pilgub Jawa Barat. Misalnya saja Partai Gerindra lebih dulu mendukung pasangan Anies-Sohibul Iman otomatis Partai Gerindra akan berkoalisi dengan PKS di Pilgub Jawa Barat dan Pilkada Kota Bandung.

Sebaliknya bila Golkar lebih dulu berkoalisi dengan PKS di Pilgub Jakarta otomatis pula Partai Golkar akan berkoalisi di Pilgub Jawa Barat. Ini sudah dimulai dari Pilkada Kabupaten Bandung yang mengusung duet Sahrul Gunawan-Gun Gun Gunawan melalui Koalisi Alus Pisan.

Benarkah Partai Golkar maju kena mundur kena di Pilgub Jakarta dan Jawa Barat? KIM solid di Jakarta dan Jawa Barat tetapi berpotensi Ridwan Kamil “dikorbankan” di Pilgub Jakarta sementara Jabar-1 berpeluang dimenangkan Gerindra?

Wallahua’lam bish-shawab
Bandung, 12 Muharram 1446/18 Juli 2024
Tarmidzi Yusuf, Kolumnis