Perihal viralnya warung sate tagih pelanggan harga Rp 534 ribu, akhirnya pemilik warung buka suara.
Klarifikasi pemilik warung sate viral tagih pelanggan luar kota sampai Rp 534 ribu untuk makanan akhirnya terungkap.
Pengakuan pemilik warung sate viral bernama ‘Gotong Royong’ di kawasan Alun-alun Lama Ungaran Kabupaten Semarang muncul.
Hal itu seperti dilansir TribunJatim.com dari penelusuran di akun resmi Instagram Dinas Kominfo Kabupaten Semarang, Rabu (31/7/2024).
Dalam sebuah video dan foto, Diskominfo menyampaikan agenda pertemuan antara Pemerintah Kabupaten Semarang dengan para pelaku UMKM di kawasan Alun-alun Lama Ungaran Kabupaten Semarang.
Pemilik warung sate dan tongseng ‘gotong royong’ yang viral lantaran curhatan seorang pengunjung yang kaget ditagih tarif makan sampai Rp 534 ribu akhirnya berikan pengakuan.
Pemilik warung bernama Indarso (70), yang dituduh “ngepruk” harga kepada pelanggan dan membedakan pelanggan akhirnyamemastikan harga jual sate dan tongseng di warungnya masih wajar.
Indarso mengaku bahwa tak ada niat dirinya membeda-bedakan pelanggan baik dari luar kota maupun warga lokal.
Dalam pengakuannya, Indarso menyampaikan bahwa harga yang ia patok selama ini tak pernah berubah.
Apalagi, ia sudah berjualan selama 50 tahun.
Klarifikasi penjual sate viral yang getok tarif Rp 536 ribu ke pelanggan, akhirnya Pemkab Semarang mengungkapkan aturan baru.
Indarso mengaku banyak pelanggannya dari Jakarta dan kota lainnya yang tidak komplain soal harga.
Namun, kondisi berbeda ia dapatkan ketika bertemu dengan penyebar video yang kemudian menjadi viral curhatannya usai diungkap ke media sosial.
Lebih jauh, Indarso menyampaikan permintaan maaf di hadapan Pemerintah Kabupaten Semarang dalam acara Pembinaan yang dipimpin langsung oleh Kepala Diskumperindag Heru Subroto didampingi Kabid Pasar dan PKL Edy Purwanta digelar di lantai 2 Pujasera “Sari Warna”, Rabu (31/7/2024) siang.
Dalam keterangan caption akun @diskominfosemarangkab, dijelaskan duduk perkara yang membuat perbedaan pendapat antara Indarso selaku pemilik warung dan pelanggan yang merasa dirugikan tersebut.
“Dia mengakui terjadi kesalahan hitung harga oleh anaknya yang menjaga warung sebesar Rp50 ribu. Yakni Rp534 ribu dari seharusnya bayar Rp476 ribu.”
“Namun sudah dikembalikan tapi tetap saja pembeli itu marah-marah.”
“Menurutnya harga seporsi sate kambing campur Rp 50 ribu dan daging polos Rp60 ribu masih wajar.” seperti dikutip TribunJatim.com dari akun Instagram resmi @diskominfosemarangkab, Rabu (31/7/2024).
Lebih jauh, Pemerintah Kabupaten Semarang yang diwakili oleh Kepala Diskumperindag menyatakan kesiapan mereka untuk menertibkan pelaku UMKM dan PKL terhadap daftar harga penjualan.
Pemkab Semarang menyatakan kesiapannya untuk menjadi penentu harga atau tarif khusus bagi semua penjualan di kawasan Kabupaten Semarang.
“Heru Subroto mengingatkan para PKL untuk menjaga kenyamanan dan ketertiban saat melayani pengunjung .
“Sediakan daftar menu disertai dengan daftar harga dan menjualnya dengan harga yang wajar,” tegasnya .
Dia juga mengimbau para PKL untuk menjaga kebersihan tempat jualan termasuk menata gerobak usai berjualan.
Dikatakan, pusat kuliner malam Alun-alun lama Ungaran sebenarnya sudah terkenal sejak lama dan bahkan menjadi semacam ikon Kota Ungaran .
Diketahui , banyak pengunjung dari Jakarta , Pekalongan dan wilayah lainnya yang mengenal tempat itu dan menjadikan tujuan kunjungan . Heru berharap hal itu terus dijaga dan ditingkatkan mutu pelayanannya .
Salah seorang perwakilan PKL , Rita, meminta maaf kepada Pemkab Semarang dan seluruh pihak yang merasa dirugikan karena peristiwa viral pedagang sate yang lalu.
“Kami siap memenuhi imbauan pasang daftar menu dan harganya paling lambat Jumat lusa,” ujarnya.” seperti keterangan pers yang disampaikan lewat Instagram @diskominfosemarangkab, Rabu (31/7/2024), dilansir Tribun Jatim.
Simak video klarifikasi pemilik warung sate dan tongseng selengkapnya berikut ini.
Sebelumnya memang viral curhatan seorang pelanggan sate dan tongseng yang emosi karena diminta bayar tarif capai Rp 500 ribu.
Peristiwa ini terjadi di warung sate dan tongseng pinggir jalan yang berada di sekitar alun-alun Lama Ungaran, Kabupaten Semarang.
Pelanggan itu mengunjungi warung tersebut pada Kamis (25/7/2024).
“Dia ini penipu semua ini. Lain kali lebih hati-hati jangan pernah makan di sini,” ucap perekam video yang merupakan pelanggan tersebut, dilansir dari postingan di akun Instagram @memomedsos.
Perekam video pun masuk ke dalam warung tongseng itu sambil memperlihatkan para penjual.
Ia juga menunjukkan nota pemesanannya yang harus ia bayar sebesar Rp535.000.
Dalam pesanannya, perekam video membeli tiga porsi sate dengan harga Rp60.000 per porsi, tujuh porsi tongseng dengan harga Rp60.000 per porsi, 6 nasi dengan harga Rp6.000 per porsi, 1 es jeruk seharga Rp6.000, dan 2 teh dengan harga Rp4.000 per gelas.
Perekam video merasa bahwa penjual tongseng itu menaikkan harga karena dirinya adalah pendatang.
Dilansir dari Kompas.com, video viral itu awalnya diunggah oleh korban melalui akun TikTok miliknya @aries.girl.
Warganet itu bercerita bahwa awalnya ia bersama keluarga tengah mampir ke Alun-alun Lama Ungaran, Kabupaten Semarang.
Rombongannya yang terdiri dari tiga mobil pelat luar Kabupaten Semarang berisikan 11 orang dewasa dan 3 anak.
“Tapi yang makan cuma enam orang, sisanya jalan-jalan keliling alun-alun sama jajan sosis bakar sama cappucino cincau,” ujarnya, dikutip dari Kompas.com, Senin (29/7/2024).
Sesampainya di Alun-alun Lama Ungaran, rombongannya sempat memilih tempat makan sambil berkeliling.
Hingga akhirnya, mereka pun menjatuhkan pilihannya pada warung tenda “Gotong Royong” dengan pertimbangan dekat dengan tempat parkir mobil.
Di warung tongseng itu, rombongan tersebut memesan tujuh porsi makanan yang terdiri dari sate tiga porsi, tongseng empat porsi, dan nasi enam porsi.
Selain itu, mereka juga memesan tiga minuman yang terdiri dari satu jeruk dan dua teh.
Saat membayar, warganet itu pun kaget karena harus membayar Rp536.000 tanpa nota rincian harga.
“Dengan harga segitu, saya merasa ada yang janggal,” ungkapnya.
“Karena itu, saya lalu meminta perincian harga dan nota. Ada bapak baju hitam yang kebingungan, lalu berbisik menanyakan harga dengan rekannya yang memasak,” paparnya.
Saat dirinya komplain pedagang tersebut dengan santai mengembalikan uang Rp50.000 dari pembayaran Rp536.000.
Lebih lanjut, pemilik akun @aries.girl ini bercerita bahwa dirinya sempat menunggu pengunjung lain yang makan untuk mengetahui harga aslinya.
“Saya juga menunggu konsumen lain yang makan, ternyata untuk satu porsi sate lengkap dengan nasi dan es teh, harganya Rp45.000, sedang saya sate Rp60.000,” terangnya.
“Apa karena saya pakai mobil plat luar kota, lalu harga makanan bisa dinaikkan seenaknya. Sebetulnya saya berharap itikad baik dan klarifikasi dari pedagang tersebut, tapi ternyata mereka hanya diam, seakan mengiyakan perbuatan mereka sendiri,” paparnya.
Dia berharap Pemerintah Kabupaten Semarang untuk menindaklanjuti pengalamannya yang dialaminya karena sudah meresahkan.
“Mengingat setiap warung untuk taman atau tempat kunjungan bermain harus ada price list agar terhindar dari oknum nakal,” kata dia.
(Sumber)