Berbohong atau mengatakan sesuatu yang berbeda dari kenyataan adalah perbuatan tercela yang seringkali dianggap sepele oleh pelakunya. Padahal, kebohongan sangatlah besar dampaknya kepada manusia.
Kebohongan dapat menciptakan perpecahan dan seseorang yang suka berbohong tidak akan pernah mendapatkan ketenangan hati selama hidupnya.
Sebab, sekali manusia berbohong, maka akan terus ada kebohongan-kebohongan lain yang dilakukannya untuk menutupi kebohongan sebelumnya.
Dalam Islam, berbohong juga merupakan ciri-ciri dari orang yang munafik dan memiliki penyakit hati, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
أَرْبَعٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ كَانَ مُنَافِقًا خَالِصًا ، وَمَنْ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنْهُنَّ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنَ النِّفَاقِ حَتَّى يَدَعَهَا إِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ وَإِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا عَاهَدَ غَدَرَ ، وَإِذَا خَاصَمَ فَجَرَ
Artinya: “Ada empat tanda, jika seseorang memiliki empat tanda ini, maka ia disebut munafik. Jika ia memiliki salah satu tandanya, maka dalam dirinya ada tanda kemunafikan sampai ia meninggalkan perilaku tersebut, yaitu: jika diberi amanat, khianat; jika berbicara, dusta; jika membuat perjanjian, tidak dipenuhi; jika berselisih, dia akan berbuat zalim.” (HR Muslim).
Maka dari itu, jika seseorang yang suka berbohong tidak segera bertaubat, maka Allah pun akan menimpakan siksa yang pedih bagi mereka, baik di alam kubur maupun di neraka kelak.
Azab Orang yang Suka Berbohong
Allah menggolongkan orang-orang yang suka berbohong sebagai orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah melalui firman-Nya dalam surah An-Nahl ayat 105 yang berbunyi:
إِنَّمَا يَفْتَرِى ٱلْكَذِبَ ٱلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ ۖ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْكَٰذِبُونَ
Artinya: Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta.
Dikutip dari kanal Muhammadiyah, diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah juga pernah memberi peringatan kepada orang yang berbohong dalam sabdanya, yang artinya:
“Hendaklah kamu semua bersikap jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan membawa ke surga. Seseorang yang selalu jujur dan mencari kejujuran akan ditulis oleh Allah sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah sifat bohong, karena kebohongan membawa kepada kejahatan dan kejahatan membawa ke neraka.Orang yang selalu berbohong dan mencari-cari kebohongan akan ditulis oleh Allah sebagai pembohong” (HR. Muslim).
Sebagaimana hadis di atas, di alam kubur kelak, seseorang yang terbiasa berbohong akan mengalami siksa yang amat sangat pedih di alam kuburnya.
Hal ini disaksikan langsung oleh Rasulullah ketika dalam perjalanannya bersama Malaikat Jibril dan Mikail. Saat Rasulullah bertanya, “Beritahukanlah kepadaku tentang apa yang aku lihat.”
Kedua malaikat pun menjawab, “Ya. Adapun orang yang engkau lihat dirobek mulutnya, dia adalah pendusta. Dia berbicara dengan kedustaan lalu kedustaan itu dinukil darinya sampai tersebar luas. Maka dia disiksa dengan siksaan tersebut hingga hari kiamat.” (HR Bukhari).
Dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Samurah bin Jundab, azab bagi para pendusta juga dilihat Rasulullah dalam mimpinya berikut ini:
“Rasulullah SAW menceritakan apa yang beliau temui dalam mimpinya: “Kemudian kami berangkat lagi mendatangi orang yang telentang pada tengkuknya. Ternyata ada orang lain yang berdiri di atasnya sambil membawa kait (yang terbuat) dari besi. Tiba-tiba dia datangi sebelah wajah orang yang telentang itu, lalu dia robek (dengan kait besi tersebut) mulai dari sebelah mulutnya hingga tengkuknya, mulai dari lubang hidungnya hingga tengkuknya, dan mulai dari matanya hingga tengkuknya.”
Rasulullah kemudian melanjutkan sabdanya, “Selanjutnya orang itu berpindah ke sebelah wajah lainnya dari orang yang telentang tersebut dan melakukan seperti yang dilakukannya pada sisi wajah yang satunya. Belum selesai, dia berbuat terhadap sisi wajah yang lain itu, sisi wajah pertama sudah sehat kembali seperti sediakala. Maka dia mengulangi perbuatannya, dia lakukan seperti yang dilakukannya pada kali pertama. Sesungguhnya laki-laki itu setiap keluar dari rumahnya ia berdusta (berbohong) yang kebohongannya sampai ke kaki-kaki langit (tersebar ke mana-mana).” (HR. Bukhari).