Al-Quran itu peringatan dan kabar gembira. Untuk siapa? Peringatan dan kabar gembira untuk semua manusia yang beriman dan tidak beriman. Bukan saja untuk orang Arab tapi juga untuk ummat manusia sedunia tanpa kecuali.
“Maka sungguh, telah Kami mudahkan (al-Qur’an) itu dengan bahasamu (Muhammad), agar dengan itu engkau dapat memberi kabar gembira kepada orang-orang yang bertakwa, dan agar engkau dapat memberi peringatan kepada kaum yang membangkang.” [QS. Maryam: 97]
Al-Qur’an penuh kisah dan pelajaran bagi orang beriman dan tidak beriman.
“Maka Kami jadikan yang demikian itu peringatan bagi orang-orang dimasa itu, dan bagi mereka yang datang kemudian, serta menjadi pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.” [QS. al-Baqarah: 66]
Kita ingat kisah Nabi Musa alaihissalam terkepung di tepi laut merah saat dikejar Fir’aun. Sontak semua pengikut Fir’aun berkata, Nabi Musa alaihissalam kalah. Fir’aun menang.
Padahal Nabi Musa alaihissalam belum kalah. Saat itu Nabi Musa alaihissalam terjepit. Ia mengalami himpitan hidup yang luar biasa. Nabi Musa alaihissalam bersama kaumnya, Bani Israil, lari tunggang langgang lantaran dikejar-kejar Fir’aun dan bala tentaranya.
Masalah datang ketika rombongan Nabi Musa alaihissalam sampai di pinggir lautan. Dalam kondisi terjepit inilah, tawakal Nabi Musa memuncak. Allah pun menolong Nabi Musa. Allah memerintahnya memukulkan tongkat yang biasa ia gunakan berjalan dan menggembala kambing ke arah lautan. Atas izin Allah, tongkat biasa itu ternyata sanggup membelah lautan [QS. Thaha: 77].
Dalam situasi terdesak. Nabi Musa alaihissalam berdoa saat melintasi lautan. Diriwayatkan oleh A’masy dari Syaqiq dari Abdullah bin Mas’ud.
أَلَا أُعَلِّمُكَ الْكَلِمَاتِ الَّتِي تَكَلَّمَ بِهَا مُوسَى صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ حِينَ جَاوَزَ الْبَحْرَ بِبَنِي إِسْرَائِيلَ؟ فَقُلْنَا: بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ: قُولُوا: اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ وَإِلَيْكَ الْمُشْتَكَى، وَأَنْتَ الْمُسْتَعَانُ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ.
“Maukah kamu kuajari tentang kalimat-kalimat yang dibaca oleh Musa ﷺ ketika ia melintasi lautan bersama Bani Israil?” Kami menjawab, tentu, ya Rasulallah.”
Kemudian Rasul menjawab, “Bacalah allâhumma lakal hamdu wailaikal musytaka, wa antal musta’ân, wa lâ haula wa lâ quwwata illâ billâhil ‘aliyyil adzîmi” [HR. at-Thabarani]
(Ya Allah, hanya milik-Mu segala puji, hanya kepada-Mu Dzat yang dimintai pertolongan. Tidak ada kekuatan untuk menjalankan sebuah ketaatan dan menghindari kemaksiatan kecuali pertolongan Allah Yang Maha Agung).
Nabi Musa alaihissalam menang. Fir’aun bersama bala tentaranya tenggelam di Laut Merah. Dahsyat. Kalah menurut manusia belum tentu menurut Allah.
Demikian pula Raja Namrud mengatakan Nabi Ibrahim alaihissalam telah kalah. Nabi Ibrahim alaihissalam dibakar hidup-hidup oleh Raja Namrud.
Salah satu mukjizat Nabi Ibrahim alaihissalam adalah tidak terbakar, utuh, dan selamat dari kobaran api saat dibakar hidup-hidup oleh Raja Namrud dan pasukannya. Raja Namrud membakar Nabi Ibrahim sebagai hukuman karena Nabi Ibrahim alaihissalam tidak mau mengakui Namrud sebagai Tuhan.
Nabi Ibrahim alaihissalam dilemparkan ke bara api yang sangat besar. Allah subhanahu wata’ala melindungi hamba dan utusan-Nya itu dengan menjadikan api itu menjadi dingin. Nabi Ibrahim alaihissalam pun selamat dari kobaran api yang dibuat oleh Raja Namrud dan pengikutnya.
قُلْنَا يَٰنَارُ كُونِى بَرْدًا وَسَلَٰمًا عَلَىٰٓ إِبْرَٰهِيمَ
Kami (Allah) berfirman, “Wahai api! Jadilah kamu dingin dan penyelamat bagi Ibrahim!” [QS. al-Anbiya: 69]
Sama dengan Nabi Musa alaihissalam, Nabi Ibrahim alaihissalam berdoa meminta perlindungan dan pertolongan Allah subhanahu wata’ala.
Doa Nabi Ibrahim alaihissalam:
اللهُمَّ أَنْتَ الْوَاحِدُ فِي السَّمَاءِ وَأَنَا الْوَاحِدُ فِي الْأَرْضِ لَيْسَ اَحَدٌ يَعْبُدُكَ غَيْرِي حَسْبِيَ اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلِ
“Ya Allah! Engkau Esa di langit dan aku sendirian di bumi. Tiada seorang pun yang taat kepada-Mu selain aku. Bagiku cukuplah Allah sebaik-baik tempat berserah diri.” [HR. Abu Hurairah)
Kisah Nabi Musa alaihissalam dan Nabi Ibrahim alaihissalam menginspirasi perjuangan Anies Baswedan yang menurut kasat mata sudah tidak bisa berlayar di Jakarta.
Nabi Musa alaihissalam dan Nabi Ibrahim alaihissalam telah dinyatakan kalah. Ternyata ada mukjizat dari Allah subhanahu wata’ala untuk kedua Nabi Allah tersebut. Kuncinya berserah diri dan meyakini satu-satunya pertolongan dan perlindungan hanya dari Allah Jalla wa Ala.
Sama ketika semua orang berkata Anies Baswedan telah kalah. Telah berada dipinggir jurang. Mentok. Semua perahu untuk Anies Baswedan berlayar telah habis diborong. Secara tak terduga pertolongan Allah datang untuk Anies Baswedan dan warga Jakarta di detik-detik akhir jelang masa pendaftaran.
Mahkamah Konstitusi melalui Putusan No 60 tahun 2024 dengan izin Allah subhanahu wata’ala telah membuka jalan baru bagi Anies Baswedan untuk dapat berlayar di Jakarta. Pertolongan Allah datang saat kita totalitas hanya berharap kepada Allah subhanahu wata’ala.
Mungkin ini buah dari doa-doa yang diucapkan oleh Anies Baswedan, pendukungnya dan warga Jakarta. Berdoa doanya Nabi Musa dan doanya Nabi Ibrahim. Mengadukan kepada Allah subhanahu wa ta’ala sebagaimana pula yang dilakukan oleh Nabi Ya’qub alaihissalam.
Ketika putra kesayangan Nabi Ya’qub alaihissalam yang bernama Nabi Yusuf alaihissalam hilang karena dicelakakan saudaranya sendiri, ia sangat bersedih hati hingga buta. Nabi Ya’qub alaihissalam pun mengadukan cobaan berat itu kepada Allah.
إِنَّمَا أَشْكُو بَثِّي وَحُزْنِي إِلَى اللَّهِ
“Dia (Ya’qub) menjawab ‘Hanya kepada Allah, aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku.’.” [QS Yusuf: 86].
Akankah masih ada pertolongan Allah subhanahu wata’ala setelah Putusan MK untuk Anies Baswedan yang telah dikatakan kalah oleh lawan-lawannya?
Wallahua’lam bish -shawab
Bandung, 21 Shafar 1446/25 Agustus 2024
Tarmidzi Yusuf, Kolumnis