Penipuan MLM di Indonesia: Modus, Kasus dan Cara Menghindarinya

Multi-Level Marketing (MLM) sering kali diklaim peluang bisnis yang menjanjikan, di mana seseorang bisa mendapatkan penghasilan tambahan dengan menjual produk sekaligus merekrut anggota baru. Namun, tidak semua MLM beroperasi dengan cara yang sah.

Di Indonesia, banyak MLM yang justru beroperasi dengan cara ilegal dan menggunakan skema penipuan seperti skema piramida atau skema Ponzi. Artikel ini akan mengupas modus operandi MLM penipuan di Indonesia, contoh kasus, dan cara melindungi diri dari modus-modus semacam ini.

Apa Itu MLM Penipuan?
MLM penipuan adalah bentuk bisnis yang menggunakan model multi-level marketing, tetapi operasinya lebih berfokus pada rekrutmen anggota baru daripada penjualan produk. Biasanya, produk yang dijual hanya kedok, dan keuntungan yang dijanjikan lebih banyak berasal dari uang yang diinvestasikan anggota baru, mirip dengan skema piramida atau skema Ponzi. Dalam banyak kasus, ketika aliran anggota baru berkurang, skema ini runtuh dan mengakibatkan kerugian besar bagi mayoritas anggotanya, terutama anggota yang baru bergabung.

Modus Operandi MLM Penipuan
Skema Piramida Terselubung

Skema piramida adalah salah satu modus operandi yang paling umum digunakan oleh MLM penipuan. Dalam skema ini, anggota baru diminta untuk membayar biaya pendaftaran atau membeli paket produk yang mahal. Setelah itu, mereka diharuskan merekrut anggota baru untuk mendapatkan komisi.

Dalam model ini, penghasilan anggota bukan berasal dari penjualan produk, melainkan dari biaya pendaftaran anggota baru. Contoh MLM yang sering menggunakan skema ini adalah QNet, yang telah beberapa kali dilarang di berbagai negara, termasuk Indonesia, karena lebih berfokus pada rekrutmen daripada penjualan produk nyata.

Produk Fiktif atau Overpriced
Beberapa MLM penipuan menjual produk yang sebenarnya tidak ada atau tidak bernilai. Mereka sering kali menjual produk dengan harga yang jauh lebih tinggi daripada nilai sebenarnya untuk menutupi komisi yang dibayarkan kepada para perekrut. Contoh kasus seperti ini adalah Eco Racing, yang menjual produk aditif bahan bakar dengan harga tidak masuk akal dan lebih banyak fokus pada rekrutmen anggota baru.

Skema Ponzi Berkedok Investasi
Dalam modus ini, MLM mengklaim menawarkan peluang investasi yang menguntungkan, seperti investasi emas, properti, atau mata uang kripto. Anggota dijanjikan keuntungan besar dengan syarat mereka menginvestasikan sejumlah uang dan merekrut anggota baru.

Namun, keuntungan yang dibayarkan kepada anggota lama sebenarnya berasal dari uang yang diinvestasikan anggota baru. Ketika tak ada lagi anggota baru yang bergabung, skema ini runtuh. Contoh terkenal dari skema ini adalah MMM (Mavrodi Mondial Moneybox), yang menjanjikan keuntungan hingga 30% per bulan tetapi sebenarnya skema Ponzi.

Platform Digital atau e-Commerce Palsu
Beberapa MLM penipuan menggunakan kedok sebagai platform digital atau e-commerce untuk menarik anggota. Mereka mengklaim anggotanya dapat menghasilkan uang dengan menjual produk lewatplatform mereka, tapi kenyataannya lebih fokus rekrutmen anggota baru. Contoh kasus seperti ini adalah FutureNet, yang mengklaim sebagai platform sosial dan investasi kripto tetapi beroperasi dengan skema berjenjang.

Kasus-Kasus MLM Penipuan di Indonesia
Di Indonesia, berbagai kasus MLM penipuan telah terungkap dan banyak di antaranya telah dihentikan operasinya oleh pihak berwenang. Berikut beberapa contoh kasus terkenal:

  1. QNet: QNet telah beroperasi di banyak negara dan sering kali terlibat dalam kontroversi karena modus bisnisnya yang dianggap tidak sah. Di Indonesia, QNet beberapa kali diperingatkan pihak berwenang karena lebih fokus rekrutmen anggota baru. Banyak korban QNet melaporkan bahwa mereka telah menginvestasikan sejumlah besar uang untuk membeli produk yang ternyata tidak bisa dijual kembali.
  2. Talk Fusion: Talk Fusion adalah contoh MLM yang menjual layanan video komunikasi. Namun, pendapatan lebih banyak berasal dari biaya pendaftaran dan pembelian paket oleh anggota baru daripada penjualan produk itu sendiri. Talk Fusion masuk dalam daftar investasi ilegal oleh Satuan Tugas Waspada Investasi (SWI) karena dianggap lebih mirip skema piramida.
  3. Eco Racing: Eco Racing adalah salah satu MLM yang menjual produk aditif bahan bakar. Produk ini dijual dengan harga jauh lebih tinggi dari produk serupa di pasaran, dengan janji anggota bisa mendapatkan penghasilan besar dengan menjual produk itu dan merekrut anggota baru. OJK telah mengeluarkan peringatan terhadap perusahaan ini karena dugaan skema piramida.
  4. Dream for Freedom: Dream for Freedom mengklaim sebagai bisnis investasi berbasis crowdfunding. Namun, skema bisnisnya sangat mirip skema Ponzi, di mana keuntungan hanya bisa diperoleh jika ada anggota baru yang bergabung. OJK dan SWI telah melarang operasinya di Indonesia.

Dampak Bagi Korban

Dampak dari MLM penipuan bagi korban bisa sangat merugikan, baik secara finansial maupun psikologis. Banyak korban melaporkan kehilangan tabungan mereka, bahkan hingga ratusan juta rupiah, setelah tertipu janji-janji palsu dari MLM bodong ini.

Selain kerugian finansial, korban sering kali mengalami tekanan psikologis dan sosial karena merasa tertipu dan malu. Beberapa korban juga kehilangan kepercayaan dari keluarga dan teman karena sering kali memengaruhi orang terdekat untuk ikut bergabung.

Cara Menghindari MLM Penipuan

  1. Periksa Legalitas Perusahaan: Pastikan perusahaan MLM terdaftar dan memiliki izin resmi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atau Kementerian Perdagangan. Anda dapat memeriksa daftar perusahaan ilegal yang dikeluarkan Satuan Tugas Waspada Investasi (SWI) untuk memastikan legalitas.
  2. Pelajari Skema Komisi: Jika skema komisi lebih berfokus pada rekrutmen anggota baru daripada penjualan produk nyata, itu adalah tanda bahaya. MLM yang sah harus memiliki model bisnis yang seimbang antara penjualan produk dan perekrutan.
  3. Evaluasi Produk: Pastikan produk yang dijual memiliki kualitas yang baik dan harga yang wajar. Jika produk yang ditawarkan harganya jauh lebih mahal daripada produk serupa di pasaran, ada kemungkinan itu adalah bagian dari skema penipuan.
  4. Hati-Hati dengan Janji Keuntungan Cepat: MLM yang sah takkan menjanjikan keuntungan besar dalam waktu singkat. Jika Anda mendengar janji-janji semacam itu, lebih baik berhati-hati dan mencari informasi lebih lanjut.

Kesimpulan

MLM penipuan di Indonesia terus menjadi masalah serius yang memengaruhi banyak orang. Meski sudah banyak perusahaan yang ditindak aparat berwenang, modus penipuan semacam ini terus berkembang. Penting bagi masyarakat lebih waspada, memahami cara kerja MLM yang sah, dan selalu memeriksa legalitas perusahaan sebelum terlibat bisnis MLM apapun. Dengan lebih banyak edukasi dan kesadaran, diharapkan masyarakat dapat terhindar dari penipuan yang merugikan ini.

Disarikan dari banyak sumber
Achmad Annama Chayat, Pemerhati Masalah Sosial Budaya