News  

Juara! Inovasi ‘Microbial Fuel Cell’ Mahasiswa ITS Sulap Limbah Minyak Jadi Energi Listrik

Inovasi mengubah limbah minyak bumi menjadi energi listrik berhasil menjadi Juara Terbaik 1 pada kompetisi Lomba Poster Inovasi. Kompetisi ini merupakan bagian dari Forum Improvement & Innovation Award (IIA) 2024 yang diselenggarakan Pertamina Subholding Upstream Regional Jawa di Kampus ITS, Surabaya, 7-10 Oktober.

Inovasi tersebut merupakan buah karya Gasolleum Team, grup duo mahasiswa Teknik Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Ramadhita Purnomo dan Bryllian Kendek menampilkan inovasi pengembangan Microbial Fuell Cell, di mana ditemukannya isolat bakteri pseudomonas aeruginosa dari limbah minyak bumi (oil sludge) dapat menghasilkan listrik.

“Inovasi ini memiliki potensi besar untuk mengurangi limbah industri dan menghasilkan energi bersih. Kami senang mendapat kesempatan mengikuti kompetisi yang disponsori Pertamina, karena bisa terkoneksi langsung dengan industri,” kata Rama, dalam keterangan tertulis, Jumat (11/10/2024).

“Kami ingin bisa scale up. Mungkin penemuan ini bisa menjadi sumber energi baru, dapat digunakan untuk menerangi lampu-lampu di kantor Pertamina. Jadi oil sludge termanfaatkan menjadi energi, nggak jadi limbah,” sambungnya.

Selain itu, ada juga produk Cagar Watch, jam daur ulang plastik PP kreasi besutan mahasiswa Desain Produk dan Statistika Bisnis ITS berhasil menyabet Juara Terbaik 1 dalam Lomba Produk Inovasi.

“Jam analog Cagar Watch ini terbuat dari bahan daur ulang jenis plastik recycle PP yang digunakan pada limbah botol minum dan makanan kemasan,” ujar Ketua Tim Cagar, Senja Alfakori Diansah.

Tim Cagar Watch unggul dalam empat aspek penilaian dewan juri, yakni reduce (mengurangi pemakaian), reuse (menggunakan kembali), recycle (daur ulang), dan upcycle (membuat produk baru dari produk lama).

“Penelitian telah nya kami mulai sejak bulan Mei. Ini pertama kali dan belum pernah dipresentasikan ke depan publik,” ujar Senja.

Untuk merealisasikan Cagar Watch dari konsep ide hingga ke purwarupa (prototype), bukan hal yang mudah. Tim Cagar pun juga menghadapi tantangan pendanaan. Senja bersyukur akhirnya mendapat dana pembinaan dari Pertamina sebagai bentuk apresiasi kompetisi ini.

Melalui acara IIA 2024, mahasiswa dapat langsung berinteraksi dan belajar dari praktisi sektor hulu migas, mendapatkan koneksi antara ilmu teori dengan praktik di lapangan, serta kesempatan memperoleh pendanaan dari Pertamina Subholding Upstream Regional Jawa.

“Tantangan mereka adalah dukungan pendanaan untuk mendesain, meriset, dan memproduksi. Kami mengapresiasi mahasiswa untuk bisa melanjutkan karya inovatifnya. Kami mengharap dapat terjalin kemitraan antara dunia akademisi dengan PERTAMINA,” kata Manager Communication, Relation & CID Pertamia Subholding Upstream Regional Jawa Pinto Budi Bowo Laksono.

Budi mengatakan, forum IIA 2024 yang diselenggarakan di ITS ini tidak hanya untuk internal Pertamina, tapi juga mendorong mahasiswa untuk ikut andil dalam berinovasi.

Sementara itu, Direktur Inovasi dan Science Techno Park ITS Dr Eng Kriyo Sambodho menyampaikan harapannya agar kolaborasi antara Pertamina dan ITS dalam ajang IIA 2024 diharapkan dapat menjadi contoh bagi perusahaan BUMN lainnya. Ia juga berharap agar forum ini digelar rutin.

“Indonesia punya banyak perusahaan BUMN. Kalau semua punya wadah atau forum semacam dan dilaksanakan di kampus, hal ini tentu akan memacu tumbuhnya iklim inovasi yang luar biasa. Karena dalam menciptakan inovasi kami (dunia akademis) butuh mitra, dan yang paling mungkin adalah BUMN,” tutur Dodod, sapaan akrab Kriyo. (

(Sumber)