5 Pesepakbola Dengan IQ Tertinggi: Petr Cech Hingga Gerard Pique

Bukan cuma pintar mengolah bola di lapangan, lima pemain sepak bola ini juga cerdas di luar arena yang dibuktikan dengan nilai IQ tinggi.

Nilai normal IQ (Intelligence Quotient) rata-rata di antara 90-109, sedangkan yang memiliki IQ 110-119 disebut orang dengan kecederasan superior.

Sementara, nilai IQ di antara 120-140 menunjukkan kecerdasan luar biasa atau berbakat dan di atas 140 menandakan seorang jenius.

Guinness Book of World Records pernah mencatat penulis asal Amerika Serikat, Marilyn vos Savant, sebagai pemilik IQ tertinggi dengan skor 228.

Namun, Kim Young Hoon asal Korea Selatan saat ini menjadi pemilik IQ tertinggi dengan 276 dan diakui Giga Society, perkumpulan orang-orang dengan IQ lebih dari 190.

Sementara di dunia sepak bola, tidak semua pemain memiliki IQ tinggi meski menunjukkan penampilan ciamik di lapangan dan meraih berbagai gelar.

Meski begitu, bukan berarti tidak ada pemain bola yang punya kecerdasan intelektual. Bahkan, IQ eks pemain Barcelona Gerard Pique melebihi Albert Einstein.

Pesepak Bola dengan IQ Tertinggi, Gerard Pique di Atas Albert Einstein

1. Gerard Pique

Gerard Pique
Gerard Pique. (Foto: Instagram / @3gerardpique)

Gerard Pique diketahui sebagai pemain sepak bola yang memiliki IQ tertinggi dengan skor 170. Ini diungkap oleh sang ayah saat sesi wawancara di majalah Spanyol La Vanguardia.

Angka itu melebihi Albert Einstein yang diketahui memiliki IQ 160 dan kerap menjadi tolok ukur kecerdasan.

Pique juga menjadi salah satu pesepak bola yang melanjutkan pendidikan tinggi.

Cucu Amador Bernabeu, mantan wakil presiden Barcelona, itu belajar ekonomi bisnis di ESADE Business School di Barcelona, Spanyol.

Pique merupakan produk akademi Barcelona, La Masia, ia bergabung dengan tim utama Barcelona pada 2008 setelah sempat menjalani masa pinjaman di Manchester United semusim.

Ia mengabdikan dirinya untuk Blaugrana, sebutan Barcelona, selama 15 tahun hingga memutuskan gantung sepatu alias pensiun pada Januari 2023.

Lebih dari satu dekade berseragam Barcelona, Pique berkontribusi menambah 31 gelar di piala trofi klub termasuk sembilan LaLiga, empat Liga Champions, dan tiga juara Piala Dunia Antar-klub.

Sementara di level internasional bersama Spanyol, Pique menjuarai Piala Dunia 2010 dan Piala Eropa 2012.

2. Frank Lampard

Frank Lampard dan John Terry
Frank Lampard (kiri) dan John Terry. (Foto: Instagram / @franklampard)

The Sun menuliskan bahwa hasil tes IQ Frank Lampard dengan Mensa, organisasi perkumpulan IQ tertinggi di dunia, mencapai lebih dari 150.

Angka itu juga tercermin dari performa Lampard di lapangan bersama Chelsea, klub yang dibelanya selama 13 musim sejak Juli 2001-Agustus 2014.

Ia disebut sebagai salah satu pemain terbaik dan gelandang terbaik di generasinya.

Selain mempertahankan kepiawaiannya di lapangan, Lampard juga tidak melupakan pendidikannya. Ia merupakan lulusan Bahasa Latin dari Brentwood School.

Sebanyak 648 pertandingan di semua kompetisi dimainkan Lampard bersama Chelsea dengan catatan 211 gol dan 148 assists, membuatnya menjadi top skor sepanjang masa klub berjuluk The Blues itu.

Lampard juga meraih 11 gelar juara, yakni satu Liga Champions, tiga Premier League, satu Europa League.

3. Mario Balotelli

Mario Balotelli
Mario Balotelli. (Foto: Instagram / @mb459)

Mario Balotelli selama ini dikenal sebagai pemain yang penuh kontroversi.

Saat bermain untuk Manchester City, Balotelli adu fisik dengan Roberto Mancini yang kala itu melatih skuad The Citizens. Masih di Manchester City,

Balotelli juga pernah berselisih dengan rekan setimnya yaitu Micah Richards.

Selain itu, Balotelli juga pernah menginjak kepala pemain Tottenham Hotspur, Scott Parker, yang terjatuh dan diskors empat pertandingan.

Meski begitu, Balotelli menjadi salah satu pemain sepak bola dengan IQ tertinggi.

Dia diketahui memiliki IQ 147 meski tidak mengenyam pendidikan tinggi.

Pengalamannya bermain di berbagai klub membantu Balotelli fasih berbahasa asing selain Italia seperti Spanyol, Perancis, dan Inggris.

Balotelli yang kini bermain di Genoa pernah membantu Inter Milan meraih satu Liga Champions, tiga Serie A, satu Supercoppa Italia, dan satu Coppa Italia.

Sementara bersama Manchester City, Balotelli sekali mengangkat trofi Premier

4. Juan Mata

Juan Mata
Juan Mata. (Foto: Instagram / @juanmatagarcia)

Nilai IQ legenda Manchester United asal Spanyol ini diketahui mencapai 142.

Juan Mata juga belajar dua pendidikan berbeda sambil menjalankan kariernya sebagai pesepak bola.

Ia mengambil studi Jurnalisme di Universidad Politecnica de Madrid dan selama bermain di Old Trafford, Juan Mata, menyelesaikan studi Sport Science and Finance.

Masa emas Juan Mata terjadi saat membela Manchester United dalam delapan musim dari Januari 2014-September 2022.

Pemain berusia 36 tahun itu memperkuat The Red Devils, sebutan Manchester United, dalam 285 pertandingan di semua kompetisi dan menghasilkan 51 gol, 43 assists, serta tiga gelar yaitu Piala FA, Europa League, Piala Liga Inggris, dan Community Shield.

Sebelum hijrah ke Manchester United, Juan Mata tiga tahun membela Chelsea dan meraih Si Kuping Besar alias trofi Liga Champions 2011-2012, satu Europa League, dan satu Piala Liga Inggris.

Ia juga pernah mendapat masing-masing satu gelar bersama Vissel Kobe, Galatasaray, dan Valencia.

Sementara bersama timnas Spanyol, Juan Mata menjadi juara Piala Dunia 2010 dan Piala Eropa 2012.

5. Petr Cech

Petr Cech
Petr Cech. (Foto: Instagram / @petrcech)

Petr Cech memiliki skor IQ 140 dan menetapkan standar tinggi untuk penjaga gawang.

Eks kiper asal Republik Ceko itu bukan cuma pemegang rekor clean sheet terbanyak dalam sejarah Liga Inggris dengan 202 kali tidak kebobolan.

Dia juga memiliki IQ 140 dan memiliki gelar master di bidang Administrasi Bisnis dari Longford International College.

Melansir laman resmi Cambridge, selain Bahasa Ceko, Petr Cech juga fasih berbicara dalam Bahasa Inggris, Jerman, Spanyol, dan Perancis.

Petr Cech mengungkapkan dalam sebuah konferensi pers, keputusannya melanjutkan studi agar masa depannya terjamin meski sudah gantung sepatu. (Sumber)