Selama hidupnya, Nabi Muhammad SAW memiliki beberapa istri. Menurut berbagai pendapat ulama, jumlah istri beliau 11 orang.
Setelah wafatnya istri pertama beliau, Siti Khadijah, Nabi Muhammad SAW mulai menikah dengan beberapa wanita lainnya. Namun, pernikahan-pernikahan ini bukan semata untuk memenuhi hasrat pribadi
Istri Nabi Muhammad Ada 11
Sepanjang hidupnya, istri Nabi Muhammad ada 11. Setiap istrinya memiliki andil dalam kehidupan Rasulullah, bahkan juga memiliki andil terhadap perkembangan agama Islam.
Berikut adalah nama-nama istri Nabi Muhammad SAW, yang dirangkum dari buku Tafsir Qashashi Jilid IV: Umat Terdahulu, Tokoh, Wanita, Istri, dan Putri Nabi Muhammad karya Syofyan Hadi.
1. Khadijah binti Khuwalid
Khadijah merupakan istri pertama Nabi Muhammad SAW dan dikenal sebagai pengusaha sukses di Makkah yang mengelola berbagai usaha. Ia sering dijuluki “Tahira,” yang berarti suci, karena kepribadian dan sifatnya yang mulia.
Ketika Nabi Muhammad SAW menerima wahyu, Khadijah adalah orang pertama yang mengakui kenabian beliau dan menjadi wanita pertama yang memeluk Islam, termasuk dalam kelompok Assabiqunal Awwalun. Kesetiaan Khadijah yang selalu mendampingi Nabi dalam setiap kondisi menjadikannya sebagai pilar utama dalam perjuangan dakwah Islam.
2. Saudah binti Zam’ah
Saudah binti Zam’ah merupakan istri kedua Nabi Muhammad SAW. Rasulullah SAW menikahi Saudah untuk memberikan perlindungan karena Saudah adalah seorang janda dengan banyak anak. Saat menjadi istri Nabi SAW, Saudah sudah berusia 70 tahun.
Saudah sebelumnya adalah suami dari seorang sahabat nabi yang gugur dalam pertempuran. Pernikahan ini juga dimaksudkan untuk melindungi Saudah dari ancaman kaum musyrikin.
3. Aisyah binti Abu Bakar RA
Aisyah RA adalah satu-satunya istri Nabi Muhammad SAW yang dinikahi saat masih gadis. Aisyah dikenal memiliki pemahaman yang mendalam dalam ilmu fikih, dan dianggap paling cerdas di antara istri-istri lainnya.
Keutamaannya dijelaskan oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya:
“Keutamaan Aisyah atas wanita yang lainnya bagaikan keutamaan tharid (roti yang dibubuhkan dan dimasukkan ke dalam kuah) atas makanan-makanan lainnya.” (HR Bukhari dan dan Muslim)
4. Zainab binti Khuzaimah
Zainab binti Khuzaimah menikah dengan Nabi Muhammad SAW pada usia 29 tahun setelah menjadi janda dari Abdullah bin Jahsy al-Asadi. Pernikahan ini terjadi tak lama setelah pernikahan Nabi dengan Hafsah, sekitar tahun 625.
Namun, Zainab wafat beberapa bulan kemudian. Zainab dikenal sebagai “ibu orang-orang miskin” karena kebaikan serta kemurahan hatinya dalam membantu orang-orang yang membutuhkan.
5. Ummu Salamah
Ummu Salamah, yang memiliki nama asli Hindun binti Abu Umayyah, adalah janda dari Abu Salamah yang gugur akibat luka dari Perang Uhud. Setelah kehilangan suaminya, Ummu Salamah, yang memiliki banyak anak, dinikahi oleh Nabi Muhammad SAW untuk menghiburnya dan menghormati pengorbanan suaminya di jalan Allah SWT.
6. Zainab binti Jahsy
Zainab binti Jahsy adalah istri keenam Nabi Muhammad SAW dan dikenal karena kedermawanannya serta keterlibatannya dalam berbagai aktivitas sosial dan kemanusiaan. Dia sering membantu orang-orang yang berada dalam kesulitan dan sangat membutuhkan bantuan.
7. Juwairiyah
Juwairiyah, istri ketujuh Nabi Muhammad SAW, dinikahi untuk memperkuat hubungan antara umat Islam dengan suku Bani al-Musthaliq.
8. Shafiyah binti Uyai
Shafiyah binti Uyai adalah istri kedelapan Nabi Muhammad SAW. Shafiyah adalah seorang mualaf yang berasal dari suku Bani Nadhir. Shafiyah dikenal memiliki kepribadian yang cerdas karena kegemarannya dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan.
9. Ummu Habibah binti Abu Sofyan
Ummu Habibah, istri kesembilan Nabi Muhammad SAW, dikenal karena kelembutan dan kesopanannya. Meskipun ayahnya adalah seorang kafir dan suaminya sebelumnya murtad, Ummu Habibah tetap teguh dalam keimanannya kepada Islam.
10. Maimunah binti Harits
Maimunah adalah istri kesepuluh Nabi Muhammad SAW dan termasuk dalam golongan ummahatul mukminin, yang berarti ibu dari kaum mukminin.
11. Mariyah Al-Qibtiyah
Mariyah al-Qibtiyah, istri kesebelas Nabi Muhammad SAW, dikenal karena pengetahuannya yang luas dan juga termasuk dalam golongan ummahatul mukminin, atau ibu dari orang-orang yang beriman.
Ada juga pendapat yang menyebut Nabi Muhammad SAW memiliki 13 istri
Cara Nabi Muhammad Memperlakukan Istrinya
Nabi Muhammad SAW memiliki cara mulia dalam memperlakukan istri. Merangkum buku Telaga Cinta Rasulullah oleh Fuad Bawazir, berikut beberapa cara Nabi Muhammad SAW menunjukkan kasih sayangnya kepada istri-istrinya:
1. Berbincang di Malam Hari
Rasulullah SAW sering menghabiskan waktu berbincang-bincang dengan istrinya pada malam hari. Meskipun tampak sederhana, cara ini sangat efektif dalam menjaga keharmonisan rumah tangga, karena komunikasi adalah salah satu kunci penting dalam kehidupan pernikahan.
Hal ini sesuai dengan sebuah hadits: “Dahulu Rasulullah SAW jika berkumpul bersama Aisyah RA di malam hari maka Rasulullah berbincang-bincang dengan putri Abu Bakar.” (HR Bukhari)
Hadits ini menunjukkan bahwa seorang suami yang baik adalah yang menyisihkan waktu untuk berbicara dengan istrinya, baik tentang urusan dunia maupun akhirat. Hal ini juga mengindikasikan bahwa rumah tangga yang harmonis dapat tercipta melalui komunikasi yang baik antar anggota keluarga.
2. Membantu Pekerjaan Rumah Tangga
Aisyah RA pernah ditanya oleh salah seorang sahabat tentang apa yang dilakukan Nabi Muhammad SAW ketika berada di rumah bersama istrinya. “Dahulu Rasulullah biasa membantu pekerjaan rumah keluarganya,” tutur Aisyah. (HR Bukhari)
Meskipun mengerjakan pekerjaan rumah bukanlah kewajiban istri semata, dalam rumah tangga, suami dan istri sebaiknya berbagi peran. Rasulullah SAW menunjukkan bahwa membantu pekerjaan rumah tangga bukanlah tindakan yang merendahkan seorang suami, melainkan dapat meningkatkan martabatnya.
3. Mengungkapkan Cinta Secara Langsung
Rasulullah SAW pernah berkata, “Aku diberi rezeki berupa rasa cinta kepada istriku.” (HR Muslim
Hadits ini menganjurkan untuk mengungkapkan rasa cinta kepada istri dengan tulus. Mengungkapkan cinta secara langsung adalah salah satu cara untuk memperkuat hubungan antara suami dan istri.
Penting untuk memastikan bahwa ungkapan cinta itu benar-benar tulus dan bukan sekadar kata-kata manis tanpa makna. Istri tentu akan merasa bahagia jika dihargai dan dipuji dengan ungkapan cinta yang tulus.
4. Tidak Pernah Membenci Istrinya
Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah seorang mukmin benci kepada seorang wanita mukminah (istrinya), jika ia membenci sebuah sikap (akhlak) istrinya maka ia akan ridho dengan sikapnya (akhlaknya) yang lain.” (HR Muslim)
Rasulullah SAW tidak pernah membenci istrinya. Seorang suami yang jarang mendapatkan taufik dari Allah SWT adalah yang melupakan segala kebaikan istrinya atau sengaja mengabaikan kebaikan tersebut dan selalu fokus pada kesalahan-kesalahan istrinya, bahkan seringkali membesar-besarkan kesalahan yang sepele dengan prasangka buruk.
Hal ini dapat menyebabkan suami berpikir bahwa istrinya tidak memiliki kebaikan sama sekali.
5. Tidak Pernah Memukul Istrinya
Nabi Muhammad SAW tidak pernah memukul istrinya. Ini adalah salah satu cara beliau menunjukkan cintanya kepada istri-istrinya. Hal ini perlu menjadi teladan bagi para suami, terutama yang cenderung melakukan kekerasan terhadap istri.
Dalam sebuah hadits dijelaskan, “Aisyah RA pernah bertutur, ‘Suamiku tidak pernah memukul istrinya meskipun hanya sekali’.” (HR Nasa’i)
Hadits ini menunjukkan bahwa Rasulullah SAW tidak pernah menggunakan kekerasan fisik, melainkan selalu melindungi istri-istrinya dengan kelembutan.
6. Menghibur Istrinya yang Sedih
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda, “Suatu saat Shafiyah safar bersama Rasulullah, saat itu adalah hari gilirannya. Dia ketinggalan (rombongan) karena untanya berjalan lambat, lalu menangis. Maka Rasulullah datang mengusapkan air mata dengan kedua tangannya kemudian berusaha membuat Shafiyah berhenti menangis.” (HR Nasa’i)
Itulah cara-cara yang ditunjukkan oleh Rasulullah SAW dalam mengekspresikan cinta dan kasih sayangnya kepada istrinya. Semoga cara-cara ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari rumah tangga seorang muslim.