News  

Ini Respons Jokowi Soal Masuk Tokoh Paling Korup Dunia 2024 Versi OCCRP

Joko Widodo atau Jokowi (IST)

Mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) masuk dalam nominasi sebagai tokoh paling korup di dunia versi Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP—organisasi jurnalisme investigasi dunia).

OCCRP adalah organisasi jurnalisme investigasi yang berbasis di Amsterdam, Belanda. Menurut informasi dari situs resminya, OCCRP memiliki visi untuk memastikan demokrasi tidak terancam oleh kejahatan dan korupsi. Organisasi ini didirikan oleh Drew Sullivan dan Paul Radu serta terdiri dari 24 pusat investigasi nirlaba yang tersebar di Eropa, Afrika, Asia, dan Amerika Latin.

Dirilis di halaman resminya, OOCRP mencantumkan nama Jokowi bersama Bashar Al Assad dan pemimpin dunia lainnya dalam jajaran tokoh terkorup tahun 2024. “Finalis 2024 untuk Tokoh dalam Kejahatan Terorganisir dan Korupsi Tahun Ini,” demikian laporan OCCRP sebagaimana dirilis dari laman resminya, dikutip pada Selasa (31/12).

“Kami mengumpulkan nominasi dari para pembaca, jurnalis, juri tahun ini, dan pihak lain dalam jaringan global OCCRP. Finalis yang memperoleh suara terbanyak tahun ini adalah:

Presiden Kenya William Ruto;
Mantan Presiden Indonesia Joko Widodo;
Presiden Nigeria Bola Ahmed Tinubu;
Mantan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina;
Konglomerat India Gautam Adani.”

Laman tersebut tidak memuat data apa pun terkait nama Jokowi termasuk dasar penetapan. Hanya ada profil dewan juri, semisal Alia Ibrahim, CEO media daraj.com; dan pendiri OCCRP yaitu Paul Radu dan Drew Sullivan.

Mengetahui namanya disebut oleh OOCRP, Jokowi tersenyum sungging ketika ditanya oleh para pewarta mengenai kabar ini. “Korupsi apa? Yang dikorupsi apa? Ya dibuktikan, apa,” kata Jokowi kepada wartawan di rumah Solo, Selasa (31/12).

Terkait dengan penetapan namanya sebagai tokoh terkorup oleh OOCRP, Jokowi tak ambil pusing. Ia justru menilai, saat ini banyak pihak yang bisa gunakan kendaraan apa saja untuk melakukan framing jahat.

“Ya ditanyakan saja. Orang bisa pakai kendaraan apa pun-lah, bisa pakai NGO, bisa pakai partai, ormas, untuk tuduh, untuk framing jahat seperti itu ya,” jawab Jokowi. {redaksi}