Al Jassasah adalah makhluk misterius yang memiliki hubungan dengan Dajjal. Dalam sejumlah hadits turut diterangkan mengenai Al Jassasah ini.
Tidak banyak riwayat yang menjelaskan tentang Al Jassasah. Keterangan mengenai Al Jassasah berasal dari hadits yang menceritakan pertemuan sahabat Rasulullah SAW yang bernama Tamim, dan Dajjal.
Syekh Mutawalli Sya’rawi dalam Alaamaat Al-Qiyaamah Al-Kubra yang diterjemahkan Masturi Irham dan Moh Asmuitaman mengatakan hadits tentang pertemuan Tamim dan Dajjal terdapat pada riwayat Muslim nomor 2942 Bab Quissotul Jasasah.
Ciri Fisik Al Jassasah
Masih dari sumber yang sama, Syekh Mutawalli mengatakan hadits mengenai Al Jassasah menjelaskan bahwa bentuk makhluk tersebut memiliki bulu kasar dan melata. Tetapi, tidak ada penjelasan mengenai apakah Al Jasassah termasuk kelompok makhluk melata yang muncul pada akhir zaman atau tidak.
Menukil dari Qashash Al Ghaib Fii Shahih Al Hadits An-Nabawi oleh Dr Umar Sulaiman Al Asyqar yang diterjemahkan Drs Asmuni, Al Jassasah merupakan makhluk yang memata-matai berita tentang Dajjal.
Keberadaan Al Jassasah
Dalam buku Ad-Dabbah Misteri Mutan Akhir Zaman oleh H Brilly El-Rasheed S Pd disebutkan bahwa Imam Nawawi dalam Shahih Muslim-nya mengatakan bahwa penamaan Jassasah ini dikarenakan makhluk tersebut memiliki tugas untuk Tajassus atau memata-matai berbagai berita yang nantinya dikirim ke Dajjal. Sementara itu, Ibnu Manzhur mengatakan Al Jassasah berada di suatu pulau di tengah laut memata-matai sambil mencari berita yang akan diberikan kepada Dajjal sesuai dengan hadits dari Tamim Ad-Dari.
Berikut bunyi hadits tentang Al Jassasah seperti merujuk pada sumber yang sama.
Bunyi Hadits tentang Al Jassasah
Kala itu, Tamim tengah melakukan perjalanan pada suatu pulau. Di tengah perjalanan, Tamim melihat hewan aneh yang menyebut dirinya sebagai mata-mata bernama Al Jassasah.
Setelahnya, mereka bertemu makhluk yang berbulu lebat hingga tidak dapat dibedakan antara bagian depan dan belakang. Mereka pun bertanya, “Siapakah kamu ini hai makhluk berbulu?”
Makhluk berbulu itu menjawab, “Aku adalah Al Jassasah.”
Mereka bertanya lagi, “Apakah Jassasah itu?”
Bukannya menjawab, makhluk itu berkata, “Hai sekalian manusia, pergilah kalian kepada seorang laki-laki di suatu biara, karena ia sangat mengharapkan berita dari kalian.”
Setelah mendengar itu, rombongan mereka langsung pergi meninggalkan tempat tersebut karena mengira makhluk aneh itu adalah setan. Hingga akhirnya mereka masuk ke dalam pulau tersebut.
Tiba-tiba, mereka bertemu dengan seseorang yang sangat besar di suatu biara. Diakui oleh Tamim sendiri, ia belum pernah melihat orang yang sebesar dan sekekar itu. Makhluk inilah yang mengaku dirinya Dajjal.
Kedua tangan orang tersebut terbelenggu pada lehernya dan kedua kakinya dirantai dengan besi antara kedua lutut hingga kedua mata kakinya. Rombongan Tamim pun bertanya, “Siapakah kamu ini?”
Makhluk itu menjawab, “Bukankah kalian telah memperoleh sedikit informasi tentang diriku, maka sekarang beritahukanlah kepadaku siapakah kalian sebenarnya?”
Tamim dan kawanannya menjawab, “Kami adalah orang-orang yang berasal dari Arab. Kami berlayar mengarungi laut dengan menggunakan perahu. Kemudian kami terbawa ke tengah laut pada saat gelombang laut mulai membesar.”
Mereka pun menceritakan pertemuan dengan hewan aneh tersebut pada si makhluk raksasa.
Laki-laki di biara itu kemudian bertanya pada mereka, “Hai rombongan pengendara perahu, beritahukanlah kepadaku tentang kebun kurma Baisan?”
Dijawab oleh rombongan Tamim bertanya, “Tentang hal apakah yang akan kamu tanyakan kepada kami?”
Laki-laki itu menjawab, “Aku bertanya tentang pohon kurma kepada kalian, apakah ia telah berbuah?”
Kami menjawab, “Ya. Pohon kurma itu telah berbuah.” Laki-laki itu justru berkata bahwa pohon kurma tersebut sebentar lagi tidak akan berbuah. Ia lalu bertanya lagi, “Beritahukanlah kepadaku tentang telaga Thabariyyah?”
Rombongan Tamim balik bertanya, “Apakah yang akan kamu tanyakan kepada kami?”
Laki-laki itu berkata, “Apakah telaga tersebut ada airnya?”
Dijelaskan pada laki-laki biara tersebut bahwa air telaga ada sangat banyak. Namun, sang laki-laki kembali berkata bahwa air telaga itu akan habis.
Kemudian laki-laki itu bertanya lagi, “Beritahukanlah kepadaku tentang seorang nabi utusan Allah yang ummi, apa yang telah ia lakukan?”
Rombongan Tamim menjawab, “Nabi tersebut telah keluar dari Kota Makkah dan menetap di Kota Yatsrib (Madinah).”
Laki-laki itu bertanya lagi, “Apakah nabi itu dimusuhi oleh orang Arab?” Dan kemudian dijawab dengan, “Ya, ia selalu dimusuhi orang Arab.”
Laki-laki itu terus bertanya, “Bagaimana upaya nabi tersebut dalam menghadapi mereka?”
Kemudian dijelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW yang dimaksud tersebut telah berhasil dalam menyebarkan dakwahnya. Hingga lelaki biara itu menjawabnya dengan panjang lebar sembari menjelaskan siapa dirinya. Hal ini pun menjelaskan mengapa ia mengetahui tentang masa yang akan datang.
“Sungguh lebih baik apabila orang Arab itu mematuhinya. Sekarang, baiklah aku akan memberitahukan kepada kalian tentang diriku! Sesungguhnya aku ini adalah al Masih Dajjal dan sebentar lagi aku telah diizinkan untuk keluar. Setelah itu, aku akan menjelajahi dunia hingga tidak ada satu kampung pun yang tidak aku singgahi dalam jangka waktu empat puluh malam, kecuali Kota Makkah dan Thaybah (Madinah).
Aku dihalangi untuk memasuki kedua kota tersebut. Setiap kali aku berupaya untuk memasuki salah satunya, maka seorang malaikat akan menghadangku yang siap sedia dengan pedang di tangannya. Sementara itu, di setiap penjuru Kota Makkah dan Madinah ada beberapa malaikat yang menjaganya.”
Wallahu a’lam.