Reliji  

Zamzam, Sumur Yang Digali Oleh Malaikat Atas Perintah Allah

Dalam setiap perintah dan larangan Allah, terkandung hikmah yang sangat besar. Barang siapa yang melakukan atau meninggalkan sesuatu semata-mata karena Allah, niscaya Dia akan memberikan balasan terbaik baginya.

Kisah Nabi Ibrahim meninggalkan istrinya, Hajar, bersama putranya, Ismail, di lembah yang tandus menjadi pelajaran berharga. Ibrahim merasa berat hati menjawab ketika Hajar bertanya alasan di balik perbuatannya itu.

Tak lama, Hajar pun menyadari bahwa tindakan tersebut adalah perintah Allah yang harus diterima dengan penuh kepasrahan tanpa keraguan.

Setelah Ibrahim pergi, Hajar menyusui Ismail dan mengandalkan persediaan air yang mereka bawa. Namun, bekal itu segera habis, sementara Ismail yang masih kecil menangis kehausan.

Dengan penuh keputusasaan, Hajar berlari bolak-balik antara bukit Shafa dan Marwah untuk mencari orang atau sumber air di sekitar lembah, tetapi tidak menemukan apa pun.

Ketika mendekati Marwah, ia mendengar sebuah suara. Katanya, “Diam.” Kalimat itu, ditujukan untuk dirinya sendiri. Kemudian, ia berupaya lagi untuk mendengar suara tersebut, dan ia berhasil melakukannya.

“Engkau dapat memperdengarkan. Adakah Engkau dapat menolong?” Tanya itu, ditujukan kepada sosok yang terdengar suaranya itu.

Kemudian, tutur Imam al-Bukhari, “Tiba-tiba ia mendapatkan malaikat di tempat air Zamzam.” Lanjutnya menerangkan sebagaimana didapati dari Ibnu Abbas, “Malaikat itu menggali tanah dengan ‘tumitnya’.”

Sementara dalam riwayat lain disebutkan dengan sayapnya, hingga muncullah air.

Sang Ibu Hajar pun, terang Imam Bukhari, “Membendung air dengan tangannya, lalu menyiduk dan menampungnya ke tempat air. Dan, aliran air semakin deras setelah ia menyiduknya.”

Zamzam. Ya. Itulah sumur yang digali oleh malaikat. Sumur nan diberkahi itu terus mengalir hingga kini dan senantiasa dimanfaatkan untuk kaum muslimin dari berbagai belahan bumi.

Lepas menyampaikan hadits ini, Nabi bersabda, “Semoga Allah melimpahkan rahmat kepada Ibu Ismail.” Lanjut beliau menyampaikan, “Seandainya ia tidak menciduk airnya-niscaya Zamzam menjadi mata air yang mengalir.”

Ibu dan anak yang diberkahi itu pun meminum air tersebut. Malaikat kemudian berdoa untuk mereka dan menenangkan hati Hajar, seraya menyampaikan bahwa keduanya tidak perlu khawatir, karena Allah Ta’ala tidak akan pernah meninggalkan hamba-hamba-Nya.