Reliji  

Maksimalkan Pahala di Hari Raya, Ini Sederet Amalan Sunah Idul Fitri

Hari raya Idulfitri, perlu disambut dengan penuh suka cita agar mendapatkan keberkahan. Tentu saja, sambutan ini juga bisa dilakukan dengan meningkatkan berbagai amalan sunah yang dianjurkan agar mendapatkan ganjaran pahala.

Idulfitri menjadi hari kemenangan yang dirayakan oleh seluruh umat Muslim setelah berhasil menahan hawa nafsu dan memperbanyak ibadahnya di bulan suci Ramadan.

Dalam menyambut hari raya ini, tentu akan ada banyak yang bisa dilakukan oleh umat Muslim untuk memperbanyak amalan baik dan pahala, apalagi Idulfitri juga dimaknai sebagai hari untuk kembali fitrah dan suci.

Berbagai Amalan Sunah Idulfitri

Mengutip dari buku “Ensiklopedi Tematik Dunia Islam” dan laman resmi Kementerian Agama Republik Indonesia, berikut adalah sejumlah amalan sunah yang dianjurkan selama Hari Raya Idulfitri:

1. Salat Idulfitri

Salat Idulfitri dilaksanakan pada tanggal 1 Syawal, tepat setelah umat muslim menyelesaikan ibadah puasa selama bulan Ramadan.

Salat ini merupakan salah satu amalan sunah muakkad, yaitu sunah yang sangat dianjurkan dalam menyambut Hari Raya Idulfitri.

Adapun, salat sunah Idulfitri dilaksanakan sebanyak dua rakaat secara berjamaah, dengan waktu setelah matahari terbit hingga tergelincir.

Sementara untuk tempatnya, beberapa ulama memiliki pendapat yang berbeda. Imam Malik mengutamakan salat Idulfitri untuk dilaksanakan di tanah lapang, kecuali jika ada halangan seperti hujan.

Menurut Imam Syafi’i, apabila masjid memiliki ruang yang cukup dan bisa menampung jemaah, maka salat Idulfitri lebih utama dilaksanakan di masjid. Sebab, masjid merupakan tempat yang mulia.

Di samping itu, beberapa sunah salat Idulfitri yang dapat dilakukan umat Muslim, yaitu:

  • Takbir sebanyak tujuh kali setelah takbiratul ihram pada rakaat pertama dan lima kali pada rakaat kedua sebelum membaca surah al-Fatihah.
  • Mengangkat kedua tangan setinggi bahu setiap kali takbir.
  • Membaca tasbih “subhana Allah wa al-hamdu li Allah wa la ilaha illa Allah wa Allahu akbar” di antara takbir.
  • Mengeraskan bacaan bagi imam.

2. Melakukan Dua Khotbah Setelah Salat Idulfitri

Mengutip dari buku “Ensiklopedi Tematik Dunia Islam”, melakukan dua khotbah setelah salat Idulfitri juga menjadi salah satu amalan sunah yang dianjurkan dalam menyambut hari raya tersebut.

Hal ini sesuai dengan hadis riwayat Ahmad, Abu Dawud, dan at-Tirmizi yang menjelaskan bahwa Rasulullah SAW, Abu Bakar, dan Umar melakukan salat dua hari raya (Idulfitri dan Iduladha) sebelum melakukan khotbah.

3. Mandi, Berhias, dan Mengenakan Pakaian Terbaik Sebelum Salat Idulfitri

Sebelum pergi melaksanakan salat Idulfitri, umat Muslim dianjurkan untuk mandi serta berhias dengan mengenakan pakaian terbaiknya.

Selain itu, seorang Muslim juga disunahkan untuk menggunakan wewangian sebelum berangkat ke tempat salat Idulfitri.

Hal ini sesuai riwayat Hasan Ibnu Ali yang berbunyi:

“Rasulullah SAW menyuruh kami pada hari raya agar mengenakan pakaian terbaik yang kami miliki, memakai harum-haruman terbaik yang kami punyai, dan menyembeli hewan kurban (pada Hari Raya Iduladha) yang paling gemuk yang kami punya.” (HR. Hakim dan Ibnu Hibban).

4. Makan dan Minum Sebelum Pergi Salat Idulfitri

Pada Hari Raya Idulfitri, disunahkan untuk makan atau minum terlebih dahulu sebelum pergi salat.

Mengutip dari buku “Ensiklopedi Tematik Dunia Islam”, terdapat salah satu hadis sahih yang berbunyi:

“Nabi SAW tidak pergi mengerjakan salat pada Hari Raya Idul Fitri, sehingga beliau memakan beberapa butir kurma terlebih dahulu.” (HR. al-Bukhari).

5. Perbanyak Baca Takbir

Dilansir dari laman resmi Kementerian Agama RI, terdapat riwayat yang menjelaskan bahwa Rasulullah SAW mengumandangkan takbir pada malam terakhir Ramadan hingga pagi hari Idulfitri 1 Syawal.

Hal ini juga sesuai dengan firman Allah SWT dalam kitab suci Al-Quran surah al-Baqarah ayat 185 yang artinya:

“Dan sempurnakanlah bilangan Ramadan, dan bertakbirlah kalian kepada Allah.” (QS. Al-Baqarah: 185).

Pada dasarnya, terdapat dua jenis takbir Idulfitri yang disunahkan, yaitu:

  • Muqayyad (dibatasi), takbir yang dilakukan setelah salat, baik fardu (wajib) maupun sunah.
  • Mursal (dibebaskan), takbir yang tidak terbatas setelah salat, bisa dilakukan kapan pun.

Ada pendapat lain yang juga menyatakan bahwa waktu membaca takbir yang disunahkan selama Hari Raya Idulfitri berakhir ketika masuk waktu salat Idulfitri, yakni saat matahari naik kira-kira satu tombak, baik imam sudah melaksanakan Takbiratul Ihram maupun tidak.

Pendapat ini dinyatakan dalam buku Syekh Sa’id bin Muhammad Ba’ali Ba’isyun, Busyra al-Karim, halaman 426.

.