Kepala Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan lewat pernyataan barunya mendapatkan banyak sorotan.
Pernyataan Luhut terkait pergerakan rupiah terhadap dolar AS yang sempat menembus Rp 17.000 dinilai masih dalam batasan normal.
Sebelumnya, dilansir dari Refinitiv, pada Minggu (6/4/2025), nilai tukar mata uang Garuda sempat mencapai Rp17.059/US$ atau merupakan posisi terendah sepanjang sejarah.
“Dengan tadi rupiah yang kita diduga takut lebih dari Rp 17 ribu,” kata Luhut.
“Sebenarnya ini juga masih dalam batas-batas yang normal sehingga itu juga bisa menjadi bagian penyerapan daripada tarif yang dibebankan oleh pemerintah Amerika,” tambahnya.
Menurutnya, jebloknya rupiah ini merupakan bagian dari dampak penerapan tarif impor AS yang dibebankan kepada Indonesia sebesar 32 persen. Namun, ia yakin Indonesia bisa mengatasi dampak dari kebijakan tarif resiprokal tersebut.
Luhut telah melaporkannya ke Presiden Prabowo bahwa ini masih sejalan dengan yang terjadi di negara lain.
“Memang betul, kami sudah juga meramalkan dan saya kira semua kita bisa tahu rupiah dan pasar saham di Indonesia mengalami koreksi. Namun, seperti yang kami laporkan kepada Bapak Presiden (Prabowo) kemarin, masih sejalan dengan yang terjadi di negara-negara lain,” jelasnya.
Terkait pernyataanya itu, Kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Umar Hasibuan jadi salah satu pihak yang menyoroti pernyataan tersebut.
Melalui cuitan di media sosial X pribadinya, ia menyebut Luhut berani berbicara seperti itu karena memiliki harta.
“Kau banyak duit maka sesukamu ngomong gini,” tulisnya dikutip Kamis (10/4/2025).
Umar juga menyoroti terkait Luhut yang berbicara tidak memikir perasaan orang lain.
“Heran kenapa ya manusia ini kalau ngomong gak mikir apa orang marah atau tersinggung,” tuturnya. (Sumber)