Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Demokrat Dede Yusuf menyatakan, pesan dari Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat sekaligus Presiden ke-6 Bambang Susilo Yudhoyono (SBY), tidak boleh ada matahari kembar di pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Hal ini menyusul banyaknya menteri dan terbaru Sespimmen Polri, mengunjungi kediaman Presiden ke-7 Jokowi.
“Sebetulnya kalau Pak SBY selalu mengatakan tidak boleh ada matahari kembar. Artinya kalau tidak ada matahari kembar itu, jangan sampai kita berpikir ada (pemimpin) yang lain selain bapak Prabowo saat ini,” kata Dede di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Senin (21/4/2025).
Dia menyebut para menteri sowan kemana saja, sebenarnya tak ada masalah dan wajar saja. Namun ia menyadari, publik bukan mempermasalahkan konteks sowannya, melainkan munculnya isu ‘matahari kembar’.
Ia mengingatkan agar pemerintahan Prabowo tetap solid, terlebih dengan kondisi ekonomi yang saat ini tidak sedang baik-baik saja.
Dirinya pun memberikan penjelasan mengenai kondisi negara saat ini yang terkena dampak imbasnya perang tarif Amerika Serikat. Sehingga yang dibutuhkan adalah solid di antara partai-partai pendukung koalisi, terutama para menteri-menterinya bekerja sesuai dengan arahan Presiden RI.
“Karena ini untuk memenangkan perekonomian kita agar tidak terkena dampak yang lebih besar, maka mau tidak mau kita harus solid. Kita tidak boleh kita berbicara hal-hal yang sifatnya seperti kayak dualisme kepentingan,” ujarnya.
Ia meyakinkan Partai Demokrat akan selalu solid dengan pemerintahan Prabowo untuk melewati masa sulit ini.
“Jadi kita harus solid, kita tidak boleh ada pemikiran-pemikiran lain selain bagaimana memperjuangkan Indonesia, terutama dari sektor perekonomian ini membaik,” tandasnya.(Sumber)